Berita

ilustrasi

Politik

Mengapa Gerakan Massa Jadi Strategi Penegakan Hukum yang Ternyata Efektif?

SABTU, 22 DESEMBER 2012 | 10:40 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Secara teoritik, di antara pembangunan dan demokrasi berdirilah hukum. Hukum berguna untuk memfasilitasi agar pembangunan merata tak cuma dibajak kaum elite, atau istilahnya 1 persen kuasai 99 persen. Dan, pada saat yang sama hukum memberikan ruang demokrasi.

Demikian disampaikan pengajar di Unika Atma Jaya Jakarta, Surya Chandra, dalam diskusi "Setahun Wajah Hukum Indonesia" di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (22/12).

"Sekali lagi, tahun ini para pembajak hukum memang menang. Tapi di sisi lain, ada gerakan kerakyatan dengan gagasan kerakyatan dan penegakan hukum yang datang dari rakyat, terutama dari kaum buruh," jelasnya.


Hukum memberikan ruang bagi demokrasi. Penegakan hukum yang tidak memenuhi rasa keadilan masyarakat akhirnya mendapat respons dari gerakan rakyat, dalam hal ini buruh, dengan aksi massa. Buruh menuntut hak mereka yang sejatinya sudah dilindung oleh konstitusi namun pada tingkat pelaksanaannya tidak dijalankan oleh pemerintah

"Ternyata, itu (gerakan massa) menjadi strategi penegakan hukum yang lebih efektif daripada melapor ke pengadilan atau polisi atau Komisi Yudisial, yang ujung-ujungnya mereka pasti kalah," katanya.

Gerakan dari rakyat itu juga dampak dari pemerintah sebagai fasilitator pembangunan tak memberikan pemerataan dan keadilan. Rakyat berpikir out of the box, tidak mengharapkan penegakan hukum dari institusi hukum itu sendiri.

"Dan saat ini, yang aneh itulah yang baik. Justru kekisruhan hukum sebagian besar tampak dari institusi hukum itu sendiri," ujarnya.

"Dengan aksi mogok, buruh bisa menegakkan hukum. Sedangkan parpol tak bisa lakukan itu karena mereka bagian dari elite status quo. Gerakan rakyat seperti petani mogok di Batam, buruh mogok nasional, hukum ditegakkan," terang dia. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya