Berita

gunung padang/ist

Andi Arief: Tim Riset Terpadu Mandiri Berhasil Buktikan Nenek Moyang Indonesia Tidak Primitif

SABTU, 01 DESEMBER 2012 | 17:03 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

Sudah 67 tahun Republik Indonesia merdeka. Namun sejauh ini, penelitian arkeologi di Indonesia selama ini masih menyandarkan diri pada teori-teori yang dibangun oleh Sir Thomas Stamford Bingley Raffles yang berkuasa sebagai gubernur jenderal Inggris di Indonesia pada 1811 hingga 1814.

Padahal penelitian arkeologi penting dilakukan tidak hanya untuk menemukan peninggalan-peninggalan peradaban di masa yang lalu, juga penting untuk menumbuhkan semangat kebangsaan.

"Seperti kita ketahui, dasar penelitian arkeologi (di Indonesia) selama ini hanya dilakukan Raffles. Dia mencatat, misalnya dari petani yang tidak sengaja mencangkul benda arkeologis. Juga penambang pasir atau penjaga kebun. Artinya bahkan Raffles pun tidak menggunakan teknik yang dikembangkan khusus untuk bidang itu," ujar Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief.

Sementara Arkelogi Nasional (Arkenas) yang berwenangan melakukan penelitian arkeologi di masa republik belum sekalipun terdengar melalukan penelitian yang sangat sistematis dan eksploratif sehingga berhasil menemukan benda-benda arkeologi yang menceritakan peradaban di masa lalu.

Uraian Andi Arief di atas disampaikannya ketika menanggapi hasil penelitian yang dilakukan Arkenas di kawasan situs megalitikum Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, antara tanggal 10 hingga 23 November yang lalu. Penelitian yang dibiayai uang negara itu tidak menemukan hal-hal yang signifikan.

Berbeda dengan Tim Bencana Katastropik Purba dan Tim Terpadu Riset Mandiri yang dibentuk Andi Arief dan tidak menggunakan uang negara. Kedua tim ini berhasil menemukan bukti-bukti yang mengarah pada keberadaan benda buatan manusia di bawah kawasan situs yang usianya melebihi 10 ribu tahun.

Sayangnya, hasil penelitian kedua tim ini tidak dianggap.

Sementara Tim Arkenas yang diperlakukan sebagai tim resmi karena dibiayai negara patut diduga tidak menggunakan metode penelitian yang semestinya. Itu sebabnya, ujar Andi Arief lagi, sudah sepatutnya penggunaan uang negara untuk riset ini dilakukan.

Kata dia lagi, juga sudah bukan rahasia umum penelitian yang seperti itu melibatkan pihak asing yang selalu diperlakukan sebagai tamu istimewa. Juga ada fenomena dimana peneliti tidak menjalankan tugas namun tetap mendapatkan gaji yang besar.

Apakah Andi Arief kecewa pada kenyataan bahwa hasil penelitian dua tim yang dirintisnya tidak diakui?

Andi Arief menggelengkan kepala.

"Kami menghormati, walau dipastikan (penelitian tim Arkenas) melakukan kekeliruan. Tim Terpadu Riset Mandiri (yang diinisiasi kantornya) sudah menemukan beberapa fakta signifikan. Hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk diekspos ke publik.

"Tidak ada kalah menang, yang ada keberhasilan. Tim Riset Terpadu Mandiri membuktikan nenek moyang bangsa ini tidak primitif seperti yang disimpulkan arkeolog dan sejarawan," demikian Andi Arief. [guh]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya