Berita

ilustrasi

Mengenal Taman Kota DKI

RABU, 28 NOVEMBER 2012 | 15:33 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Area ruang terbuka hijau (RTH), merupakan salah satu yang menjadi fokus Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam hal pembangunan lingkungan hidup. RTH bisa dijelaskan sebagai suatu lahan kawasan yang mengandung unsur dan struktur alami yang dapat menjalankan proses-proses ekologis untuk keseimbangan ekosistem.

Dalam kawasan itu, diisi tanaman, tumbuhan dan vegetasi yang bisa memberikan manfaat secara langsung atau tidak langsung bagi kehidupan warga Jakarta. Keberadaan RTH dinilai sangat penting untuk peningkatan kualitas hidup warga, dimana warga bisa memanfaatkan area itu dengan berbagai aktivitas, relaksasi hingga berinteraksi dengan sesama. Salah satu bentuk RTH adalah taman.

Jakarta memiliki taman-taman yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta yang dapat dimanfaatkan masyarakat, diantaranya Taman Suropati, Taman Menteng, Taman Situ Lembang, Taman Langsit, Taman Medan Merdeka dan sebagainya.
 

1. Taman Monumen Nasional
Monumen Nasional mulai dibangun 17 Agustus 1961 hingga 1968, dibuka untuk umum 1972 dengan arsitek utama Ir. Soekarno. Ruangan-Ruangan di Monumen Nasional yaitu terowongan, sebagai pintu gerbang masuk Monumen Nasional. Kemudian, terdapat  Ruang Museum Sejarah Monumen Nasional yang menampilkan 51 adegan diorama sejarah, terletak 3 meter dibawah permukaan halaman dengan ketinggian 8 meter dan luas 80 x 80 meter. 

Ruang Kemerdekaan, menampilkan 4 atribut kemerdekaan, yaitu : Teks Proklamasi, Burung Garuda, Kepulauan Indonesia, dan Pintu Gapura yang berisi suara pembacaan teks Proklamasi oleh Ir. Soekarno. Pelataran Cawan, terletak pada ketinggian 115 meter dari permukaan halaman Monumen Nasional dengan luas 45 x 45 meter. 

Lidah Api Kemerdekaan, terbuat dari perunggu seberat 14,5 ton semula dilapisi emas seberat 32 kg dan pada tahun 1995 saat Republika Indonesia berusia 50 tahun, ada penambahan emas seberat 18 kg, sehingga berat emas pada Lidah Api Kemerdekaan menjadi 50 kg


2. Taman Menteng
Lapangan Sepak Bola Persija " Menteng telah ada sejak tahun 1920an, bernama Voetbalbond Indiesche Omstreken atau V.I.O.S Veld, berlokasi di Jl. HOS. Cokroaminoto 87 Menteng, Jakarta Pusat. Sejak tahun 1921, lahan seluas 3,4 hektar tersebut sudah digunakan sebagai tempat berolahraga orang-orang Belanda. Tahun 1961 Persija dirasa perlu memiliki sebuah lapangan yang cukup repersentatif. Surat Keputusan Gubernur Jakarta Tahun 1975 menetapkan stadion ini sebagai salah satu kawasan cagar budaya yang harus dilindungi. Pada tahun yang sama lapangan tersebut berubah nama menjadi Stadion Persija atau akrab disebut Stadion Menteng.

Rencana pengalihan fungsi Stadion Menteng menjadi Taman Menteng berawal sejak 2004, sekitar bulan September. Dilakukan sayembara desain Taman Menteng, ruang terbuka publik serba-guna oleh Dinas Pertamanan DKI Jakarta. Sayembara ini menekankan pada tema penyelesaian masalah parkir melalui parkir bawah tanah dan ruang publik yang memiliki karakter kontemporer.

Pada tanggal 28 April 2007 taman ini diresmikan dan dikategorikan sebagai taman publik yang memiliki fasilitas olahraga, 44 sumur resapan, dan lahan parkir. Hingga saat ini kawasan ini berfungsi juga sebagai ruang terbuka publik bagi masyarakat Menteng


3. Taman Suropati
Beberapa seniman negara ASEAN menyumbangkan hasil karyanya dan memperagakan di Taman Suropati. Taman ini mempunyai nama tambahan "Taman persahabatan seniman ASEAN". Peanataan Taman Suropati telah berdiri sejak zaman Belanda, dengan nama Boorgermeester Bisschopplein. Pada prinsipnya desain taman tidak mengalami perubahan. Taman yang berbentuk lingkaran meliputi area seluas 16.322 m2.Adanya berbagai ornamen dan sarana yang terdapat di Taman Suropati, menyebabkan taman ini menjadi salah satu taman dengan kualitas terbaik di Kota Jakarta

 
4. Taman Situ Lembang
Taman Situ Lembang terletak di pusat Jakarta dan luas lahannya 11.150 m2. Taman ini merupakan salah satu taman tertua di Jakarta dan memiliki danau kecil yang airnya berasal dari sumber air alam. Arena pemancingan, olahraga lari santai adalah salah satu sarana rekreasi yang disukai, telah dikembangkan di taman ini. Di taman ini juga terdapat arena permainan anak.

 
5. Taman Langsat
Taman Langsat terletak di jalan Langsat Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Luas Taman ini kurang lebih 3,5 hektar. Lokasinya mudah dicapai dari terminal blok M maupun pasar mayestik.

Pada awalnya Taman Langsat merupakan tempat penampungan bibit tanaman, namun pada saat ini telah ditingkatkan fungsinya menjadi area penyuluhan pertamanan dan beberapa fasilitas yang dapat dipergunakan untuk umum. Fasilitas yang disediakan antara lain :

- Tempat kursus atau seminar
- Jogging Track
- Lapangan tenis
- Area koleksi tanaman, sebagai fasilitas pengenalan jenis tanaman.
- Tempat pameran Flora dan fauna di alam terbuka.
 

6. Taman Medan Merdeka
Gubernur Jenderal Belanda Herman Willem Deandels (1870) membuat lapangan yang dikenal dengan nama Koningsplein dan selesai dibangun pada tahun 1910. Lapangan inilah yang kemudian disebut sebagai Taman Monas(Monumen Nasional) dan kemudian diubah menjadi Taman Merdeka pada masa kemerdekaan.

Istana Gubernur disebelah utara Taman Monas yang kemudian disebut sebagai Istana Negara. Nama Monumen Nasional diberikan karena pada tahun 1961 Presiden RI yang pertama membangun sebuah Monumen berbentuk obor raksasa, yang mencerminkan kebesaran bangsa dan untuk membangkitkan semangat perjuangan Bangsa dimasa yang akan datang.

Kemudian pada tanggal 10 Januari 1993 Presiden Soeharto mencanangkan dimulainya peningkatan dan pengembangan Taman Monas sebagai taman rekreasi dan monumental yang megah. Areal taman telah menjadi jejak sejarah yang panjang, mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan Kota Jakarta, serta catatan berbagai peristiwa yang terjadi selama beberapa ratus tahun.

Konsep tata hijau untuk menunjang keberadaan Tugu Monas, sebagai tempat pendidikan alam, kebon Botani, pengarah, penyejuk, keindahan kota, sangtuari satwa, bio-filter terhadap polusi udara, suara dan cahaya serta mempertinggi fungsi peresapan air di kawasan Taman Medan Merdeka.

Oleh sebab itu pemilihan jenis tanaman dijalankan pada jenis-jenis yang memenuhi persyaratan tersebut diatas, serta merupakan koleksi tanaman-tanaman yang mewakili kekayaan alam dari 33 provinsi di Indonesia.

 
7. Taman Martha Tiahahu
Taman Marta Tiahahu merupakan salah satu taman terluas di Jakarta Selatan, denagn luas 20.960 m2. Taman ini terletak disekitar komplek atau pusat perbelanjaan dan terminal bus Blok M.Air mancur, tugu, termasuk kolam besar merupakan elemen penting yang memperindah lingkungan ini.


8. Taman Lapangan Banteng
Di zaman Belanda taman ini bernama Waterloo Plein namun oleh penduduk Jakarta disebut sebagai taman Lapangan Singa karena adanya patung berbentuk singa. Setelah peristiwa pembebasan Irian Barat maka ditengah taman dibangun Monumen Pembebasan Irian Barat dan namanya diubah menjadi taman Lapangan Banteng, bantengg merupakan salah satu satwa asli Indonesia.

Sekitar tahun 1980-an taman ini sempat dipergunakan sebagai terminal bus untuk rute dalam dan luar kota. Pada tahun 1993 fungsi Lapangan Banteng dikembalikan lagi sebagai ruang terbuka hijau kota. Taman kota yang luasnya kurang lebih 4,5 hektar dan dapat dipergunakan untuk berbagai macam kegiatan, antara lain :
•       Tempat rekreasi dan bersantai bagi warga kota
•       Tempat pameran untuk swasta, instansi Pemerintah maupun perorangan, misalnya pameran flora dan fauna, lukisan atau pameran lain yang dapat dilangsungkan di taman.
•       Tempat olah raga, jalan kaki, senam kesegaran jasmani, dan latihan seni bela diri.
•       Tempat pengenalan berbagai jenis tanaman rempah-rempah.
•       Tempat untuk menyelenggarakan lomba satwa, temu wicara, sarasehan, dan lain-lain.

[ald]
 

Populer

Demo di KPK, GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono

Jumat, 20 September 2024 | 16:22

Mantan Menpora Hayono Isman Teriak Tanah Keluarganya Diserobot

Jumat, 20 September 2024 | 07:04

KPK Ngawur Sebut Tiket Jet Pribadi Kaesang Rp90 Juta

Rabu, 18 September 2024 | 14:21

Kaesang Kucing-kucingan Pulang ke Indonesia Naik Singapore Airlines

Rabu, 18 September 2024 | 16:24

Fufufafa Diduga Hina Nabi Muhammad, Pegiat Medsos: Orang Ini Pikirannya Kosong

Rabu, 18 September 2024 | 14:02

Kaesang Bukan Nebeng Private Jet Gang Ye, Tapi Pinjam

Rabu, 18 September 2024 | 03:13

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

UPDATE

Rusia, China dan Iran Dituding Gunakan AI untuk Ganggu Pilpres AS

Jumat, 27 September 2024 | 09:54

Kejar Keuntungan, Toko Daring Kompak Naikkan Biaya Komisi

Jumat, 27 September 2024 | 09:41

Cuma Bangun Gedung, Jokowi Belum Pindahkan Ibu Kota ke IKN

Jumat, 27 September 2024 | 09:28

Karpet Persia, Eksotik dan Banyak Dikoleksi sebagai Investasi

Jumat, 27 September 2024 | 09:27

Satgas Impor Ilegal Bukan Penyelesaian, hanya Shock Therapy Saja

Jumat, 27 September 2024 | 09:14

Diduga Tidak Netral di PK Mardani Maming, KY Perlu Periksa Hakim Ansori

Jumat, 27 September 2024 | 09:09

Jelang Akhir Pekan Emas Antam Stagnan, Termurah Masih Dibanderol Rp780.500

Jumat, 27 September 2024 | 09:03

Zulhas: Rencana Pemindahan Pelabuhan Barang Impor Diputuskan Prabowo

Jumat, 27 September 2024 | 08:52

Komitmen Prabowo Lanjutkan Pondasi Ekonomi Jokowi, Beri Kepastian bagi Investor

Jumat, 27 September 2024 | 08:47

Prabowo-Gibran Bakal Tarik Utang Baru Rp775 Triliun di Awal Menjabat, Buat Apa?

Jumat, 27 September 2024 | 08:35

Selengkapnya