Berita

kiki syahnakri/ist

Politik

RUU KAMNAS

Letjen Kiki Syahnakri: Keliru Memisahkan Fungsi Keamanan dengan Ketertiban

SENIN, 26 NOVEMBER 2012 | 17:19 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Sebagai negara dengan potensi konflik yang sangat besar, Indonesia membutuhkan Undang Undang Keamanan Nasional. Paham kebebasan, liberalisme dan demokrasi liberal yang menyebar luas di tengah tingkat pendidikan dan penghasilan masyarakat yang rendah dapat merubah potensi konflik yang ada menjadi konflik nyata.

Begitu dikatakan mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Letjen Purn Kiki Syahnakri, dalam perbincangan dengan Rakyat Merdeka Online di kawasan SCBD Jakarta, Senin (26/11).

"Kita butuh UU Kamnas. Amerika saja yang potensi konfliknya lebih kecil dibanding Indonesia punya UU Kamnas," katanya.

Meski begitu, Kiki tak sependapat dengan beberapa poin yang ada dalam draf RUU Kamnas yang diajukan pemerintah kepada DPR. Dia menangkap kesan ada pesanan rezim untuk melanggengkan kekuasaan dalam draf RUU tersebut.

"Dewan Keamanan Nasional harusnya hanya merupakan fasilitas staf yang membantu presiden, tapi di RUU itu dia punya diskresi, punya hak pengedalian," tutur Kiki mencontohkan.

Belum lagi, lanjut dia, ada beberapa pasal yang redaksionalnya banyak yang salah, sehingga menimbulkan multitafsir. Sehingga dari awal saat dimintai pendapat oleh Pansus DPR, aku Kiki, dirinya berpandangan bahwa sangat berbahaya bila RUU Kamnas yang disodorkan pemerintah disahkan dan menyarankan agar dikembalikan kepada pemerintah.

Secara prinsipil, kata dia, Indonesia sangat membutuhkan UU Kamnas, dimana di dalamnya mengatur baik tentang keamanan individual maupun keamanan negara.

"Konsep American National Council bisa menjadi contoh. Tapi kuncinya, memisahkan fungsi keamanan dan ketertiban sangatlah keliru," demikian Kiki. [dem]


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya