Berita

a bakir ihsan/ist

Politik

KTT D-8

Indonesia Berpeluang Besar Memastikan Demokrasi untuk Perdamaian dan Kesejahteraan

KAMIS, 22 NOVEMBER 2012 | 12:47 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Hari ini, Kamis (22/11), 8 kepala negara yang tergabung dalam Developing-Eight (D-8), termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, berkumpul di Islamabad, Pakistan dalam Summit (KTT) ke-8. KTT D-8 kali ini mengambil tema besar; Democratic Partnership for Peace and Prosperity. Tema besar ini menunjukkan adanya keinginan dari ke-8 negara tersebut untuk memastikan proses demokrasi berbanding lurus dengan kedamaian dan kesejahteraan.

Dosen Ilmu Politik FISIP UIN Jakarta, A. Bakir Ihsan yang juga hadir dalam acara tersebut mengungkapkan, Indonesia sebagai salah satu negara anggota D-8 punya peluang besar untuk bersama negara-negara anggota lainnya, seperti Mesir, Pakistan, Banglades, Malaysia, Turki, Iran, dan Nigeria memastikan agenda penting tersebut.

Menurut Bakir KTT D-8 ini sebenarnya bisa menjadi kekuatan strategis karena dua alasan. Pertama, secara politik dari 8 negara yang tergabung dalam D-8 relatif stabil. Kedua, ekonomi masing-masing negara relatif cukup baik. Bahkan Indonesia termasuk 16 besar negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Bersama Turki, Indonesia menjadi anggota G-20, sebuah perkumpulan 20 negara dengan tingkat perekonomiannya terbesar di dunia.

Dengan modal tersebut sejatinya D-8 bisa berperan lebih aktif dalam percaturan ekonomi global, karena misi awal D-8 ini adalah meningkatkan posisi negara-negara anggotanya menghadapi kekuatan ekonomi global (improve member state’s position in the global economy). Bahkan bisa menjadi kekuatan alternatif di tengah ancaman krisis finansial global saat ini.

Untuk menghadapi ekonomi global tentu diperlukan penguatan ekonomi nasional masing-masing negara anggota D-8. Menurut Bakir penguatan di sini tidak hanya terkait dengan angka pertumbuhan ekonomi, tetapi juga yang tidak kalah pentingnya adalah pemerataan sebagai basis terciptanya kesejahteraan bagi semua.

Karena itu, tema KTT D-8 kali ini secara tidak langsung menyadari pentingnya hal tersebut, yaitu perdamaian dan kesejahteraan (peace and prosperity) bagi semua.  Inilah bagian penting di tengah hiruk pikuk demokrasi di berbagai belahan dunia, yaitu perdamaian dan kesejahteraan yang masih memerlukan perjuangan keras untuk mewujudkannya secara lebih efektif. [dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya