ilustrasi
ilustrasi
“Program-program peÂngenÂtasan kemiskinan yang dilakukan pemerintah saat ini bukan hanya bagi-bagi proyek saja,†tegas MenÂko Kesra Agung Laksono kepada Rakyat Merdeka.
Pernyataan Agung ini meÂnyinÂdir Ketua DPR Marzuki Alie yang sebelumnya mengatakan proyek kemiskinan pemerintah tidak berjalan maksimal dan terÂkesan hanya jadi bahan proÂyekan saja karena penurunannya tidak sebanding dengan anggaran yang dikeluarkan.
Menteri asal Partai Golkar ini pun memaparkan alasannya. MeÂnurut Agung, pada awal peÂmeÂrintahan Presiden Susilo BamÂbang Yudhoyono (SBY) jumlah orang miskin mencapai 17,9 perÂsen, tapi saat ini jumlahnya suÂdah turun tinggal 11 persen.
“Itu berdasarkan data Badan PuÂÂsat Statistik (BPS),†katanya.
Agung mengaku saat ini peÂnuÂrunan kemiskinan masih berkiÂsar di angka 0,8 persen per taÂhun. Tapi angka itu lebih tinggi dibanÂding penurunan kemiskinÂan di Amerika Latin dan Afrika. BerÂdasarkan data World EconoÂmy Forum, angka penurunan di neÂgara tersebut rendah atau 0,3 persen per tahunnya.
Agung menyatakan, pemeÂrinÂÂtah menargetkan, akhir peÂmeÂrinÂtah Presiden SBY angka keÂmisÂkinÂan akan berada di baÂwah 10 persen.
Untuk mengatasi kemiskinan tersebut, pemerintah telah memÂbagi program penanggulangan kemiskinan ke dalam 4 kategori klaster. Hal ini dilakukan agar keÂlompok hampir miskin dapat diÂlindungi dari kerentanan akan perubahan keadaan.
Klaster pertama adalah progÂram penanggulangan kemiskinÂan yang sasarannya adalah ruÂmah tangga miskin melalui Program Keluarga Harapan (PKH), ProgÂram Bantuan Siswa Miskin, ProgÂram Jaminan KeseÂhatan MaÂsyarakat (Jamkesmas) serta ProgÂram Beras untuk Masyarakat MisÂkin (Raskin).
Klaster kedua, program peÂnangÂgulangan kemiskinan yang sasarannya komunitas, dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Klaster keÂtiga program pemberdayaan ekoÂnomi yang sasarannya adalah usaÂha mikro dan usaha kecil dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Klaster keempat ditujukan menÂjadi program pro rakyat lainnya, yang disasar lebih khuÂsus lagi seperti kelompok miskin, nelayan dan sebagainya. “Kami setiap tahun mengucurkan dana Rp 50-60 triliun untuk program pengenÂtasan kemiskinan,†klaim Agung.
Namun saat ditanya mengenai jumlah pengangguran yang meÂningÂkat, Agung menegaskan, jumlahnya saja yang bertambah namun presentasinya tidak.
Anggota Komisi VIII DPR Muhammad Baghdowi mengÂimbau kementerian dan lembaga terus berkoordinasi dengan DPR guna mengatasi penanganan keÂmiskinan yang di tiga tahun terÂakhir penurunannya lambat.
“Saya melihat ada rentang dan sistem yang tidak pas dalam upaÂÂÂyÂa pemerintah menangÂguÂlangi kemiskinan. SoÂalÂnya angÂgaÂranÂnya tinggi tapi laju peÂnuÂruÂnanÂnya kok lambat,†kata BaghÂÂdowi kepada Rakyat MerÂdeka.
Anggota Fraksi Partai DeÂmokrat itu menduga ada menteri yang mencoba menggagalkan program anti kemiskinan di teÂngah komitmen negara mengenÂtaskan permasalahan itu. TermaÂsuk DPR melalui penyediaan saÂrana dan prasarana perundang-undangan anti kemiskinan.
“Jika kondisinya seperti ini (peÂnurunan angka kemiskinan terus melambat), jangan-jangan ada menteri ‘Brutus’. Artinya, program anti kemiskinan sebagus ini dia telikung,†katanya.
Untuk diketahui, istilah Brutus diambil dari nama Markus YuÂnius Brutus yakni Senator RoÂmawi yang terkenal sebagai peÂmimpin konspirasi pembunuhan Julius Caesar.
Baghdowi menjelaskan, tahun lalu DPR menyetujui anggaran kemiskinan sebesar RP 86 triliun. Namun, dari angka sebesar itu hanya satu juta orang yang terÂangkat kemiskinannnya.
Menteri Perencanaan dan PemÂbaÂngunan Nasional/ Kepala BaÂdan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) ArÂmida S Alisjahbana mengatakan, penÂduduk miskin di Indonesia terÂsebar tidak merata. Jumlah terbeÂsar dari penduduk miskin 57,8 persen berada di Pulau Jawa.
Lalu sebanyak 21 persen di SuÂmatera, 7,5 persen di SulaÂwesi, 6,2 persen di Nusa TengÂgara, 4,2 persen di Maluku dan Papua dan angka terkecil sebeÂsar 3,4 persen tersebar di KaliÂmantan. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
UPDATE
Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14
Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11
Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43
Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36
Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35
Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34