Berita

akbar zulfakar/ist

Politik

Ketua Umum KNPI: Pemuda Harus Kritisi Gelar Ksatria yang Diterima SBY

SABTU, 03 NOVEMBER 2012 | 22:20 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Akbar Zulfakar mengatakan pemuda perlu mengkritis gelar ksatria 'Knight Grand Cross in the Order of Bath' yang diberikan Ratu Inggris Elizabeth II kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Disebut-sebut, gelar itu diterima presiden dengan cara dibarter dengan pemberian konsesi proyek gas Tangguh Train 3 oleh pemerintah RI kepada British Petroleum.

"Kabar barter ini harus kita cek betul. Kalau betul kita sebagai pemuda harus mengkritisi keras. Sebagai pemuda kita harus menguatkan jiwa nasionalis kita," kata Akbar kepada Rakyat Merdeka Online, Sabtu malam (3/11).

Menurut anggota Komisi X DPR RI ini, pemerintah harus mampu mengelola sumber daya alam yang ada secara benar dan menjadikannya sebagai sumber baru dan potensial bagi penerimaan APBN. Selama ini APBN lebih mengandalkan pendapatan pajak hingga mencapai 70%.

"Jika proyek gas Tangguh Train 3 diurus British Petroleum, itu berarti kita kembali menjadi negara terjajah, dan hanya sebagai pemakai, artinya kita menggunakan dengan harga mahal lagi," tandas Akbar.

Gelar ksatria dari Ratu Elizabeth II diterima SBY saat melakukan kunjungan bilateral ke Inggris selama tiga hari mulai 31 Oktober lalu. Saat bertemu dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron di London, Kamis (1/11), SBY menyampaikan persetujuan Pemerintah Indonesia atas proposal pengembangan kilang LNG Tangguh. Investasi untuk pengembangan kilang LNG Tangguh diperkirakan mencapai lebih dari 12 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau 7,5 miliar Poundsterling.

Selain menyerahkan LNG Tangguh, SBY juga menyampaikan komitmennya untuk membeli senjata dan peralatan militer dari Inggris. [dem]


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya