Berita

Nikita Mirzani

Blitz

Nikita Mirzani, Dijemput Paksa Polisi

Benturkan Kepala Ke Meja
RABU, 24 OKTOBER 2012 | 08:47 WIB

Merasa diperlakukan seperti hewan atau teroris, Nikita siap melapor ke Komnas HAM dan Komnas Perempuan.

Setelah tiga hari dirawat di RS Polri Kramat Jati ka­rena sakit lambung akut, Nikita Mirzani ‘digelandang paksa’ oleh petugas Kepolisian dan dikembalikan ke Rumah Ta­hanan (Rutan) Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Senin malam (22/10). Bisa ditebak, aksi polisi itu langsung ditentang habis Nikita via pengacaranya. Alasannya, tersangka kasus dugaan penganiayaan itu masih belum sembuh.

“Penjemputan itu tidak atas keinginan su­karela Nikita Mirzani. Saya terjemahkan dulu, seseorang dirawat jalan itu kondisinya sudah sembuh belum. Polri tidak memberikan pen­jelasan apapun. Kan dia masih tersangka, dia kan perempuan dan ibu seorang anak,” jelas kuasa hukum Nikita Mirzani, Minola Seba­yang saat dihubungi wartawan, kemarin.

Karena dianggap tidak memiliki nilai ke­manusiaan, maka pihak Nikita akan mela­porkan masalah ini ke Komnas HAM dan Komnas Perempuan. “Jadi itu yang jadi per­timbangan semalam (Senin). Tadinya mau hari ini (kemarin), tapi karena ada kesibukan lain jadi ditunda,” ungkap Minola.

Menurutnya, kondisi Nikita masih lemah. Bagi Minola, tak seharusnya bintang film Nenek Gayung itu langsung dipindahkan ke tahanan lagi. “Dia itu bukan teroris atau he­wan. Saya juga kecewa karena tidak diper­temukan. Se­bab, dalam undang-undang saya diizinkan untuk bertemu dia dulu,” ujarnya.

Minola membeberkan, kliennya tak hanya ha­rus menahan sakit akibat gangguan lam­bung akut yang belum pulih. Tapi, juga me­ngalami tekanan jiwa yang cukup meng­khawatirkan. Ia melihat Nikita mengalami stres berat atas penahanan paksa yang di­lakukan polisi.

“Nikita berkali-kali histeris saat dibawa ke tahanan dan membenturkan kepalanya ke meja,” kisah Minola.

Ia melihat kliennya masih membutuhkan perawatan intensif. Nikita juga berhak men­dapat penangguhan penahanan.  

Namun polisi tak mau kalah gertak. Aparat yakin ‘menjemput paksa’ Nikita dengan dasar yang bisa dipertanggungjawabkan.

“Awalnya tersangka mengalami sakit perut dan dilarikan ke RS Polri, kemudian dokter su­­dah menyatakan sembuh. Penyidik men­jem­­put­nya dan dilakukan penahanan di rutan Polda Metro Jaya,” ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto, kemarin.

Menurut Rikwanto, penyidik tidak memiliki kewenangan untuk menjemput paksa sia­papun tersangka yang sedang dirawat di rumah sakit. Polisi baru bisa membawanya keti­ka dokter sudah mengizinkan demi kese­hatan para ter­sangka. Sebab jika dipaksakan, nanti akan berakibat buruk dalam tahanan.

“Dokter ada yang merawat dan dia yang menyimpulkan. Kalau dia yang menyatakan belum sembuh, maka penyidik tidak bisa di­paksakan untuk mengambil kembali,” ujar Rikwanto.

“Nikita tidak dibantarkan selama berada di RS Polri. Masa tahanannya tetap berjalan dan kini sudah berada di rumah tahanan Polda Metro Jaya. Kalau penyakitnya parah pasti dibantarkan,” imbuhnya.

Sepengetahuan Minola, kondisi terakhir Nikita masih mual. Apalagi, tim kuasa hukum juga dilarang menemui bintang film Tali Pocong Perawan 2 itu.  “Klien kami dijem­put paksa dengan alasan sudah sehat. Tapi saat kami minta rekam me­dik, belum diberi,” kata Minola.

Sebelumnya dilaporkan, sejak dipenjara pekan lalu, Ni­kita tak henti berurai air mata dan menyesali per­buat­annya.

“Dia lagi nangis mas. Saya sih cuma lihat se­bentar saja tadi. Saya nggak tahu lagi,” ungkap petugas pengantar maka­nan di rutan Polda Metro Jaya saat ditemui warta­wan, beberapa hari lalu.

Menurut Cinta Penelope, penyanyi yang sudah menjenguk, sambil shock Nikita berjanji akan belajar dari musibah yang dialaminya. “Dia cuma mau keluar, dia nggak mau lama-lama di dalam (penjara). Dia shock dan kaget, dia pasrah dan mau belajar,” cetus Cinta. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya