Berita

ilustrasi/ist

Kental Motif Persaingan Dagang, Pemerintah SBY Harus Tegas Hadapi Kampanye Hitam

KAMIS, 18 OKTOBER 2012 | 19:07 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Pemerintah kembali diminta menindak tegas LSM asing, seperti Rainforest Action Network (RAN) dan Greenperace, yang melakukan kampanye negatif terhadap produk Indonesia. Hal ini penting dilakukan demi menjaga nama baik bangsa di mata dunia.

Karena tidak didasarkan bukti-bukti yang kuat dan akurat, sudah sewajarnya kampanye negatif tersebut dibawa ke ranah hukum.

Demikian disampaikan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menanggapi pernyataan RAN beberapa hari setelah Presiden SBY menerima penghargaan di bidang lingkungan dari tiga LSM internasional, di New York, akhir bulan lalu (Selasa, 26/9).

“RAN harus mempertanggungjawabkan laporan itu kepada pemerintah Indonesia. Jika laporan itu palsu, pemerintah wajib bertindak untuk menjaga harga diri Indonesia. Karena jelas hal itu merupakan pencemaran nama baik Indonesia di mata dunia,” kata Hidayat kepada wartawan di Jakarta, siang tadi (Kamis, 18/10).

RAN menuduh kebijakan pemerintah Indonesia di bidang industri kerap mengorbankan lingkungan dan satwa langka demi kepentingan bisnis. RAN juga mendesak perusahaan-perusahaan di luar negeri tidak membeli produk hasil hutan Indonesia. Dalam tudingan itu Indonesia juga disebut sebagai negara penghasil emisi karbon terbesar ketiga di dunia.

Perusahaan boneka anak-anak papan atas milik Amerika Serikat, Disney, yang digandeng RAN ikut mengecam Indonesia. Disney berencana menghentikan penggunaan materi yang berasal dari hasil hutan Indonesia yang dianggap sebagai high risk region atau daerah beresiko tinggi. Padahal selama ini Disney tidak pernah mengimpor bahan baku dari Indonesia.

Justru produk Disney yang dengan leluasa membanjiri pasar permainan anak di dalam negeri Indonesia.

Menurut hemat mantan Ketua MPR ini, laporan RAN itu bisa jadi merupakan bagian dari konspirasi menjatuhkan perekonomian nasional, seperti yang selama ini juga diduga dilakukan LSM asing Greenpeace .

Agar lebih jelas, Hidayat meminta pemerintah menuntut pertanggungjawaban RAN dan Greenpeace. Salah satu cara untuk mengusut kejujuran mereka adalah dengan mengusut sumber pendanaan kegiatan kedua lembaga itu.

Senada dengan Hidayat Nuwahid, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Salahuddin Wahid meminta pemerintah bertindak cepat mengatasi kampanye LSM asing di dalam maupun luar negeri. Apalagi motif persaingan dagang cukup kental di balik serangan terhadap Indonesia.

Sebelum kampanye negatif semakin merebak, kata Salahuddin yang kerap disapa Gus Solah, pemerintah perlu memastikan data luas hutan Indonesia dan penggunaannya.

“Pemerintah perlu bergerak cepat. Sebab, data yang dimiliki pemerintah dan LSM selama ini selalu berbeda. Jangan sampai data yang simpang siur itu berubah menjadi bahan kampanye yang menyesatkan,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang.

Menurutnya, kampanye menyesatkan itu hanya akan merugikan perekonomian Indonesia. Apalagi jika kampanye tersebut ditunggangi motif persaingan dagang. [dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya