Berita

yulianis/rmol

Politik

Anomali, Di Balik Cadar Yulianis Cuma Katanya Penuntut Umum dan Terdakwa

SENIN, 15 OKTOBER 2012 | 15:05 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Yulianis acapkali bersaksi di Pengadilan dengan penutup wajah atau bercadar. Mantan wakil direktur keuangan Permai Grup itu terakhir kali diperiksa sebagai saksi dalam persidangan terdakwa Angelina Sondakh pekan lalu.

Dosen Kriminologi Universitas Indonesia, Ferdinan T Andi Lolo, menilai hakim belum sepenuhnya memastikan bahwa orang yang bercadar yang memberikan kesaksian di hadapannya adalah Yulianis. Sebab yang memeriksa Yulianis di ruang tertutup hanyalah penuntut umum dan terdakwa.

"Harusnya hakim hadir dalam ruang tempat identifikasi," kata dia kepada Rakyat Merdeka Online, Senin (15/10).

Dikatakan,  hakimlah yang paling bertanggung jawab untuk menentukan keabsahan identitas seorang saksi. Cara hakim memastikan Yulianis hanya dengan mendengar pernyataan dari penuntut umum dan terdakwa saja tidak serta merta menjustifikasi hakim untuk menyatakan bahwa saksi yang ada di depannya adalah Yulianis.

"Di sidang ini hakim justru bergantung pada keterangan penuntut umum yang mempunyai kepentingan dengan saksi dan terdakwa yang dapat mengambil peran antagonis terhadap saksi," katanya.

Menurut Ferdinan memang belum ada aturan dalam KUHAP bagaimana mekanisme identifikasi saksi yang memakai penutup wajah karena alasan keyakinan maupun karena alasan keamanan. Namun hakim tetap harus melakukan terobosan untuk menghindari error in persona (salah orang). Kalau tidak hadir dalam ruangan identifikasi, maka hakim bisa mendelegasikan kepada seseorang yang berasal dari rumpun pengadilan, misalnya hakim lain atau pegawai pengadilan yang berjenis kelamin sama untuk memeriksanya.

"Hakim adalah pihak yang netral tapi tidak terwakili dalam proses identifikasi. Ini adalah anomali. Identitas Yulianis adalah katanya penuntut umum dan katanya terdakwa, padahal hakim tidak boleh mendengar pernyataaan atau kesaksian yang katanya (testimonium de auditu atau hearsay)," tandas Ferdinan. [dem]


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya