Berita

Rencana Pertamina Menaikkan Harga Elpiji Non Subsidi Sulit Terealisasi

MINGGU, 07 OKTOBER 2012 | 16:29 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Rencana PT Pertamina menaikan harga elpiji non subsidi 12 kilogram tahun depan sulit terealisasi dan tidak akan disetujui pemerintah dan DPR.

Pengamat kebijakan energi Sofyano Zakaria mengatakan, rencana kenaikan harga akan sulit kesampaian walapun Pertamina menyampaikan alasan harus menanggung kerugian sekitar Rp 5 triliun pertahunnya.

"Pemerintah dan elit politik di Senayan tidak akan memberi restu agar harga elpiji 12 kg dinaikan. Itu kebijakan kurang populer," katanya kepada wartawan, Minggu (7/10).


Untuk diketahui, harga keekonomian elpiji saat ini Rp 12.000 per Kg dan Pertamina masih menjualnya Rp 5.600 per kg.

Kondisi itu, kata dia, membuat Pertamina terpaksa memonopoli bisnis elpiji 12 Kg. Padahal, potensi bisnisnya sangat besar sekitar 900 juta kg per tahun dengan omzet penjualan sekitar Rp 10 triliun. Untuk meminimalkan kerugian itu, kata dia lagi, dengan menggalakkan penjualan elpiji non subsidi yang selama ini sudah ada di masyarakat yakni produk ease gas, blue gas dan my gas.

Pertamina harus mewajibkan agen-agen elpiji memasarkan produk tersebut minimal 5 persen dari volume penjualan elpiji  12 kg dan 50 kg yang mereka pasarkan.

"Itu mampu menekan sekitar 5 persen kerugiannya atau mampu menghemat kerugian sekitar Rp 500 miliar pertahun," katanya.

Selain itu, harus ada insentif kepada agen penjual elpiji dengan memberi margin yang lebih tinggi. Sosialisasi dan promosinya ke masyarakatnya juga perlu digalakan.

"Presiden serta jajaran kabinetnya termasuk para petinggi pemerintahan lainnya harus memberikan contoh menggunakan elpiji non subsidi. Dengan pemerintah tidak mendukung itu, maka sikap ini bertentangan dengan kebijakan pengurangan subsidi energi," tandasnya.[dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya