Berita

jemmy setiawan/istimewa

Timur Pradopo dan Abraham Samad Harus Sama-sama Arif dan Bijak

MINGGU, 07 OKTOBER 2012 | 16:20 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Perseteruan antara KPK dan Polri yang terjadi belakangan ini sebagai sandiwara yang tidak patut dipertontonkan kepada khalayak. Namun itulah fakta egosentris KPK dan Polri, sebagai drama berseri yang lagi-lagi menarik untuk dilihat.

"Kapolri Timur Pradopo harus lebih arif dan bijak dalam mengambil langkah taktis dan penyelesaian masalah ini," ujar Wakil Ketua Komite 33, Jemmy Setiawan kepada Rakyat Merdeka Online, Minggu (7/10).

Diketahui, Komite 33 merupakan salah satu organisasi masyarakat (Ormas) pendukung SBY pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 lalu.


Kapolri ujar Jemmy lagi, perlu segera muncul di publik, menyampaikan langkah-langkah bijak yang akan ditempuh. Yakni terkait kasus Simulator SIM, dan kasus yang menjerat penyidik KPK Novel Baswedan.

Sementara itu menurut dia, KPK juga harus lebih arif, jangan berteriak presiden harus turun tangan namun pada saat yang sama memberi pernyataan tidak perlu bantuan presiden dalam upaya pemberantasan korupsi.

Perlu diingat oleh KPK, turun tangannya Menkopolhukam Joko Suyanto yang memberi perintah agar Kapolri menarik provos pada Jumat malam (5/10) di gedung KPK adalah sikap pemerintah dalam hal ini yang dipimpin oleh presiden. Dan hadirnya Wamenkumham Denny Indrayana di KPK, di malam yang sama, adalah bukti kongkrit dukungan pemerintah kepada KPK dalam menjalankan cita-citanya memberantas korupsi.

"Abraham Samad jangan asal bicara. Anda memimpin lembaga yang punya otoritas besar dalam hal pemberantasan korupsi, tapi jangan lupa juga bahwa ada pemerintah dan rakyat yang akan menopang cita-cita pemberantasan korupsi karena ini adalah cita-cita bersama. Bukan hanya cita-cita KPK atau pribadi Abraham Samad," tandasnya.[dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya