Chusnunia Chalim
Chusnunia Chalim
Di Tangerang sejumlah ruas jalan lumpuh akibat konvoi ribuan buÂruh menggunakan sepeda motor. Jalan Raya Gatot Subroto, Kota Tangerang, mengalami keÂmaÂceÂtan panjang karena buruh mengÂgunakan seluruh ruas jalan.
Buruh yang bergerak secara konÂvoi dari lapangan Bitung, KaÂbuÂpaten Tangerang, menuju kaÂwaÂsan Industri Manis dan berÂlanjut ke kawasan Industri Jatake, menyebabkan kemacetan panÂjang. Pengendara dari arah BiÂtung menuju Kota Tangerang, tersendat karena harus mengikuti konvoi buruh.
Satu unit mobil water canon dan ratusan polisi dari Polres Metro Tangerang, tampak meÂngaÂwal konvoi buruh tersebut yang akan menuju Puspemkot TaÂngeÂrang. “Kita mau ke kantor wali kota,†kata Wandi, seorang buruh.
Kemacetan juga terjadi di Jalan Raya Serpong. Ribuan buruh dari berbagai perusahaan, konvoi menggunakan sepeda motor meÂnuju kantor Wali Kota Tangerang Selatan. Akibatnya, pengendara dari arah Serpong yang akan meÂnuju Kota Tangerang dan seÂbaliknya, tersendat karena seluÂruh ruas jalan di gunakan konvoi para buruh.
Di wilayah Kabupaten TangeÂrang, Jalan Raya Serang pun meÂngalami kemacetan yang panjang karena buruh dari berbagai pabÂrik, sudah memenuhi ruas jalan sejak pukul 07.00 WIB.
Sekjen KASBI, Sunarno meÂngaÂtakan, para buruh melakukan aksi mogok di beberapa peruÂsaÂhaan di wilayah Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, dengan 27 titik wilayah seperti di Kota TaÂngerang yakni Jati wung, KaÂraÂwaci, Batu Ceper, Surya Darma dan lainnya.
Demo buruh juga terjadi di BanÂdung, Jawa Barat. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengaku telah membuat surat edaran ke pemerintah kabupaten/kota di Jabar tentang moratorium (penghentian sementara) perÂjanÂjian kerja waktu tertentu (PKWT) dan izin operasional perusahaan penyedia jasa pekerja di kabuÂpaten dan kota.
Heryawan membacakan isi suÂrat itu di atas truk terbuka di haÂdaÂpan ribuan buruh yang berÂunÂjuk rasa menuntut penghapusan sistem kerja kontrak (outÂsourÂcing) dan upah murah di depan Gedung Sate Bandung, kemarin.
“Di sini, saya bacakan surat edaÂran ke kabupaten/kota temÂbuÂsan ke pemerintah pusat dalam hal ini Kemenakertrans tentang moratorium PKWT kontrak dan ‘outsourcing’,†kata Heryawan.
Isi surat edaran tersebut, kata dia, pertama adalah lakukan moÂratorium terhadap “outsourcing†(PKWT) dan izin operasional bagi perusahaan penyedia jasa peÂkerja di kabupaten/ kota. “KeÂdua ialah untuk pengefektifan moratorium, perlu dibangun posÂko pengaduan outsourcing terdiri dari pemerintah dan serikat peÂkerja,†kata dia.
Menurut Heryawan, sebagai kepala daerah dirinya berupaya untuk melindungi dua pihak daÂlam ketenagakerjaan yakni peÂnguÂsaha dan pekerjanya (karÂyaÂwan/buruh). “Tentu kita akan berpihak kepada kebaikan yang bermanfaat. Dunia kerja tidak ada tanpa pengusaha, juga tanpa buÂruh. Perusahaan ada kalau ada pengusaha dan buruh. Perlu usaÂha kuat membangun hubungan harmonis antara buruh, diunas teÂnaga kerja dan pengusaha,†tanÂdas politikus PKS ini.
Dia katakan, jika hubungan anÂtara buruh dan pekerja sudah konÂdusif maka investasi akan datang dari dalam dan luar negeri. “DeÂngan catatan, pengusaha punya hak untung, pekerja punya hak keÂsejahteraan. Pengusaha kita muÂdahkan dalam beroperasi, buruh kita sejahterakan,†kata dia. Seusai ditemui Gubernur JaÂbar, ribuan buruh pun meÂningÂgalÂkan Gedung Sate secara berÂangsur-angsur.
Sementara Anggota Komisi IX DPR, Chusnunia Chalim, berÂhaÂrap aksi mogok nasional oleh riÂbuan buruh kemarin tidak terÂkonÂtaminasi kepentingan politis.
Anggota Fraksi PKB DPR ini menjelaskan, tuntutan-tuntutan buÂruh tersebut sudah diakoÂmoÂdasi pemerintah dengan meÂnerÂbitÂkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 13/2012 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak. “Tetapi jika masih ada aspirasi yang belum terakomodir, seyogyanya dilakukan dialog, dengan perÂtemuan tripartit untuk mencari solusi,†ujarnya.
Noenia, panggilan akrab ChusÂnunia, juga memberikan apresiasi kepada Menakertrans karena teÂlah melibatkan seluruh elemen seÂrikat buruh guna melakukan pembicaraan secara terbuka untuk menyelesaikan persoalan outsourcing atau upah minimum.
“Pak Menakertrans sudah tepat melakukan pencarian solusi pendekatan pembicaraan-pemÂbicaraan terbuka bersama serikat-serikat pekerja,†ungkap mantan aktivis PMII itu.
Selain itu, Noenia sangat menÂdukung langkah yang dilakukan kemenakertrans yang terus meÂlakukan upaya penghapusan outÂsourcing. “Kemenakertrans seÂdang melakukan pengetatan dan evaluasi terus menerus. ApaÂbila ada perusahaan outÂsourÂcing yang nakal Kemenakertrans jaÂngan segan-segan mencabut izin pÂeÂrusahaan tersebut dan diÂumumkan secara terbuka,†papar Noenia.
Wali Kota Bekasi Sesumbar Bisa Hidup Sederhana
Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi ingin memperkuat jaÂjaÂrannya dengan membangun keÂsadaran untuk menerapkan pola hidup sederhana.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, menyampaikan ini daÂlam Rapat Koordinasi SKPD PemÂÂÂkot Bekasi, usai upacara Hari Kesaktian Pancasila di Lapangan Balaikota Bekasi, kemarin.
Menurut dia, peningkatan keÂsadaran bagi pegawai negeri sipil di jajaran Pemkot Bekasi sangat penting agar mampu memÂbeÂriÂkan pelayanan publik yang lebih maksimal. Salah satunya, kesaÂdaÂran pola hidup sederhana.
“Harus diakui, di era sekaÂrang, menerapkan pola hidup seÂderhana tidak mudah. Tapi jika dimulai dengan niat yang sungguh-sungguh, pasti bisa terÂwujud,†ulas Bang Pepen, saÂpaan akrab Rahmat Effendi.
Dengan pola hidup sederÂhana, lanjut Rahmat, praktik tindak pidana korupsi yang seÂlama ini menjadi momok bisa diminimalisir. “Dengan keseÂderÂhanaan, siapapun tidak lagi memiliki hasrat berlebih untuk mendapat kekayaan dengan seÂgala cara, salah satunya deÂngan korupsi. Ini bisa dimulai. Jika keÂÂsadaran seperti ini bisa diÂkembangkan di seluruh wiÂlayah Indonesia, bukan hanya impian Indonesia bisa terbebas dari koÂrupsi,†impinya.
Untuk memperkuat kesaÂdaÂran pola hidup sederhana tanpa melupakan integritas dan inÂteÂlektualitas, dalam forum SKPD kemarin, Pemkot Bekasi memÂbuat sessi pendidikan keseÂderÂhaÂnaan dengan menghadirkan motivator unggul, Prie G.S.
Di hadapan 400 audiens yang memadati Aula Balai Patriot Kantor Wali Kota Bekasi, Prie G.S. menjelaskan bahwa selÂaÂma ini yang menjadi hakekat keÂhidupan manusia adalah keÂsaÂdaran. Kesadaran itu pula yang akhirnya membentuk sisÂtem sosial di lingkungan maÂsing-masing.
“Bagi PNS (pegawai negeri sipil), mulai dari jajaran terÂtinggi hingga level bawah, amaÂnah yang diberikan kepada meÂreka adalah memberikan peÂlaÂyaÂnan publik yang maksimal sehingga bisa dirasakan langÂsung oleh warganya. Jika ada kesadaran menerapkan pola hiÂdup sederhana, hasrat negatif melakukan korupsi pasti hilang. Logikanya, kalau tidak ada koÂrupsi, pelayan kepada maÂsyaÂrakat pasti maksimal. Ini yang kita harapkan bersama,†ulas Prie G.S.
Untuk mewujudkan pola hiÂdup sederhana, lanjut Prie G.S., ada tiga hal penting yang harus dimiliki, yakni kecerdasan inteÂlektual, konteks dan kecerdasan emosional.
“Kecerdasan intelekÂtual akan memberikan pengetahuan yang utuh atas peran dan fungsi. Konteks akan mendidik PNS Kota Bekasi dalam menjalanÂkan tugas yang diemban. SeÂdangkan kecerdasan emosional mampu meningkatkan kesadaÂran pada posisi tertinggi bahwa tugas itu adalah amanah,†deÂmikian ulasnya. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
UPDATE
Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13
Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55
Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44
Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32
Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31
Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26
Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21
Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13
Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04
Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54