Berita

BOIKOT BAYAR PAJAK

Inilah Perlawanan Setengah Hati Gaya NU

MINGGU, 16 SEPTEMBER 2012 | 06:44 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

Ancaman boikot bayar pajak yang digulirkan dalam Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Kempek, Cirebon, Jawa Barat, sebenarnya merupakan reaksi keras kiai-kiai NU lapisan tengah atas korupsi yang semakin meluas dan profan yang terjadi dalam pemerintahan Yudhoyono.

Hal ini disampaikan Adhie M Massardi, mantan jubir KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) kepada wartawan di Jakarta tadi malam (Sabtu, 15/9).

“Saya melihat ada ketidakpuasan teman-teman di NU yang melihat (pimpinan) PBNU terlalu mesra dengan penguasa, sehingga nyaris tidak pernah mengritisi kondisi sosial, politik, dan ekonomi di negeri ini yang semakin berantakan. Para penyelenggara negara, baik yang di eksekutif, legislatif maupun yudikatif, seperti hanyut dalam gelombang korupsi yang kian menggila,” ujar Adhie.

“Cara teman-teman menyusupkan ghirah perlawnan terhadap rezim yang korup ini dibungkus dalam kemasan ‘boikot bayar pajak’ yang secara kasat mata memang lebih banyak yang dikorupsinya. Padahal di balik seruan boikot pajak itu, tersembunyi semangat civil disobidience. Semangat pembangkangan sipil, seperti pernah dilakukan Mahatman Gandhi di India terhadap pemerintah Inggris.”

Sayangnya, menurut Adhie, semangat melawan rezim yang korup ini baru muncul di lapisan tengah elite NU. Belum ke pucuk-pucuk pimpinannya. Makanya, terasa setengah hati. Selintas perlawanan itu malah tampak paradoks, karena dalam Munas dan Konbes NU itu juga diundang orang-orang pemerintah, bahkan Presiden Yudhoyono dijadwalkan yang menutup acara.

“Sehingga, mudah ditebak, setelah selesai acara, api perlawanan yang semula dibayangkan akan berkobar-kobar, bakal langsung redup. Hanya menyisakan abu sebagai jejak api,” tutur aktivis Gerakan Indonesia Bersih ini. [guh]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya