Berita

ilustrasi/ist

Ingat, Freeport Adalah Simbol Kolonialisme di Indonesia yang Harus Diakhiri!

RABU, 29 AGUSTUS 2012 | 10:11 WIB | LAPORAN:

. Selama 45 tahun, kehadiran PT Freeport di Timika Papua tidak mendatangkan kesejahteraan dan keadilan, khususnya bagi rakyat di provinsi Papua dan umumnya bagi rakyat Indonesia.

Sebaliknya, kata Ketua Umum Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Masinton Pasaribu, kehadiran Freeport justru merusak dan menghancurkan ekosistem lingkungan di Timika dengan ratusan ribu ton limbah material yang setiap hari dibuang ke sungai sekitar areal tambang Freeport. Bahkan, jutaan ton emas, tembaga, dan perak hingga uranium sudah dieksplorasi PT Freeport dari bumi Papua, dan dibawa kabur ke negeri asalnya Amerika Serikat.

"Total nilai keuntungan yang diraih PT Freeport mencapai ribuan triliun rupiah, serta dengan hasil dan jumlah cadangan mineral yang sangat besar itu menempatkan PT Freeport sebagai perusahaan tambang emas dan tembaga terbesar di dunia," kata Masinton kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Rabu, 29/8).


Karena itu, ungkap Masinton, renegosiasi sepihak yang dilakukan oleh pemerintahan SBY harus ditolak seluruh elemen rakyat Indonesia maupun wakil-wakil rakyat di DPR. Sebab proses renegosiasi pemerintahan SBY dengan Freeport telah mengangkangi dan menginjak-injak kedulatan negara dan hak-hak rakyat Indonesia.

Masinton mengingatkan, Freeport adalah simbol kolonialisme yang masih bercokol kokoh di bumi Indonesia. Karena itu, keberadaan PT Freeport harus ditutup, kontraknya hsrus segera diakhiri, dan perusahaan itu harus hengkang dari Indonesia.

"Biarkan kekayaan alam emas, tembaga dan perak yang terkandung di dalam perut bumi Papua. Jangan dieksploitasi dan dieksplorasi lagi agar kekayaan alam tersebut menjadi warisan generasi yang akan datang," demikian Masinton. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya