Berita

sosial media/ist

Dibutuhkan Media Literacy agar Publik Tidak Menjadi 'Korban Informasi'

SELASA, 14 AGUSTUS 2012 | 23:19 WIB | LAPORAN: MUHAMMAD Q RUSYDAN

Masyarakat tengah berada pada sebuah era dimana komunikasi bisa dilakukan secara bebas nyaris tanpa batas. Hal ini sudah berlangsung dalam waktu 10 tahun terakhir dan memperlihatkan gejala yang semakin membesar dengan kecepatan tinggi.

Demikian disampaikan praktisi media, Teguh Santosa, dalam diskusi bertajuk 'Peran Sosial Media dalam Dakwah Islam' yang digelar PP Pemuda Muhammadiyah dan Salamworld.com di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, sore tadi (14/8).

Pada tahun 1999, pengakses internet aktif di Indonesia baru 500 ribu orang. Namun pada tahun 2011 sudah sekitar 45 juta orang, bersamaan dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat, termasuk perkembangan telepon pintar. Pengguna media sosial menjadi begitu besar, dan informasi yang beredar di media sosial tampak seakan menyaingi informasi yang disampaikan media konvensional.

"Perkembangan teknologi (media sosial) selalu bisa bermata dua. Media sosial pun bisa membawa masalah karena dua pekerjaan utama media adalah framing atau membingkai dan priming atau memilihkan apa yang penting," katanya.

Media sosial pun berpotensi membuat masyarakat pengguna menjadi semakin tidak substansial, dan sebaliknya semakin superfisial dan artifisial.

"(Informasi) di media massa sudah melewati proses yang begitu ketat. Itu adalah produk redaksi yang sudah melewati proses yang sangat rumit sampai menjadi hasil yang final, apapun hasilnya. Apakah Anda suka atau tidak suka, yang jelas ada perdebatan nilai dan kepentingan," katanya lagi.

Sementara informasi yang disampaikan lewat media sosial seringkali tidak punya alat kontrol kecuali sang pengguna. Tidak usah heran bila di media sosial kebencian dan antipati serta fitnah bisa saja beredar dengan bebas.

Untuk itu, sambungnya, masyarakat perlu memiliki pemahaman yang baik mengenai media, baik media konvensional maupun media sosial.

"Dengan literasi media masyarakat pembaca dan pemirsa tidak menjadi 'korban informasi' sementara pengguna media sosial bisa bijaksana dengan 'kekuasaan' yang ada di genggaman mereka," demikian Teguh. [arp]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya