Berita

jusuf kalla/ist

Percakapan "Rahasia" Dibuka, Begini Cara JK Amankan Kebijakan

Setgab Biang Masalah
RABU, 18 JULI 2012 | 14:25 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

RMOL. Sistem pemerintahan presidensil seharusnya tidak membuat hubungan presiden dengan DPR alami disharmoni.

Demikian pendapat mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, sebelum seminar politik "Disharmoni Hubungan Presiden dengan DPR"  di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Rabu (18/7). Sebenarnya, kata JK, Presiden dan DPR di Indonesia tidak bisa saling menjatuhkan, tapi bisa bermusyawarah dengan baik. Lalu apa penyebab disharmoni DPR dan RI-1?

"Sekarang ini pemerintah dengan sadar membuat oposisi, dengan sadar, karena membentuk Setgab (Sekretariat Gabungan). Setgab itu partai pemerintah, di luar Setgab adalah oposisi. Jadi pemerintah dengan resmi membuat oposisi," ungkap JK.


Eks Ketua Umum Golkar itu mengisahkan caranya menangani parpol-parpol di DPR selama dia menjabat Wapres-nya SBY (2004-2009).

"Saya tidak bedakan partai apapun karena ini presidensil. Kalau ada masalah, yang pertama saya telepon bukan Golkar, bukan Demokrat, karena mereka pasti setuju. Yang pertama saya telepon adalah PDIP dan mereka bangga. Harmoni jadinya," ungkap JK.

"Sehingga Panda Nababan (politisi PDIP) sabar menghadapi fraksi Golkar dan Demokrat," tambahnya disambut tawa hadirin di acara.

Kembali dia ceritakan situasi pada saat pemerintah ingin menaikkan harga BBM 125 persen. Mengapa kebijakannya aman?

"Saya telepon Emir Moeis (tokoh PDIP). Cek saja ke Emir," ucapnya.

Kemudian JK membuka isi percakapannya "Kita mau naikkan BBM nih, tapi agak tinggi, tapi kalau tidak malah bahaya nantinya," kata JK. "Ah naikkan saja bos, tinggi-tinggi juga tidak apa-apa," demikian Emir seperti diceritakannya.

"Benar nih? Jadi PDIP tidak marah ya?" ujar JK ke Emir. "Ah tidak, tenang saja bos," demikian JK menirukan jaminan dari Emir, yang disambut tawa para hadirin.

Setelah mengamankan parpol non pemerintah, lanjut JK, barulah dia menghubungi parpol pemerintah untuk memastikan kebijakan pemerintah itu betul-betul aman. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya