Berita

Pengamat komunikasi politik Teguh Santosa.

Nusantara

Pemilih Jakarta, Waspadai Photoshop Politics dan Public Hysteria

RABU, 18 JULI 2012 | 12:29 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Kontestasi politik di Indonesia sudah kadung menjadi ajang pertarungan politik citra. Baik kubu incumbent maupun kubu contender berusaha memenangkan pertandingan dengan berbagai alat bantu yang bisa membuat mereka tampak begitu indah.

Politik citra atau photoshop politics, demikian disampaikan pengamat komunikasi politik Teguh Santosa, pada hakikatnya menjauhkan publik dari keinginan untuk mengetahui secara utuh sepak terjang atau track records kandidat. Akal sehat cenderung ditempatkan di nomor urut kesekian, sementara yang dikedepankan adalah simpati yang emosional.

Istilah photoshop politics digunakan Teguh karena politik pencitraan kerap mengandalkan program komputasi ubah-suai atau montase seperti program Adobe Photoshop yang populer di masyarakat dan berbagai software lain yang digunakan untuk memproduksi banner, baliho atau produk-produk multimedia sejenis. Dengan program-program ini, sang kandidat jadi terlihat menarik.


"Di sisi lain, photoshop politics juga kerap dilakukan dengan membangun narasi yang dapat menggugah dan menggerakkan orang, misalnya sebagai figur tertindas, atau figur merakyat. Inilah public hysteria," ujar Teguh dalam perbincangan Rabu siang (18/7).

Narasi yang menggugah ini akan semakin efektif bila pihak lawan yang dihadapi telah dianggap sebagai common enemy oleh masyarakat pemilih.

"Bila narasi itu bertemu dengan suasana, situasi dan konteks yang sedang dialami masyarakat pemilih, maka dengan mudah ia akan diterima tanpa dipertanyakan dan diselidiki lagi," sambung pengajar di UIN Syarif Hidayatullah dan London School of Public Relations itu.

Khusus kepada masyarakat Jakarta yang sedang menyongsong putaran kedua pemilihan gubernur, Teguh menyarankan agar memilih tidak hanya dengan hati nurani, tetapi juga dengan akal sehat.

"Cara terbaik untuk menghadapi public hysteria adalah dengan menelusuri jejak kandidat. Juga membandingkan kapasitas yang dimiliki kandidat dengan tantangan dan kompleksitas Jakarta sebagai ibukota negara," demikian Teguh.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya