Berita

Amanda-Fitri-Citra-Alya

Blitz

Artis Cuma Alat Calon Gubernur

MINGGU, 08 JULI 2012 | 08:46 WIB

RMOL.Pilkada datang, artis kebanjiran rezeki. Dikontrak hingga ratusan juta, para seleb rela berkampanye untuk Cagub-Cawagub tertentu. Ikut memperjuangkan aspirasi warga ibukota atau sekadar ngiler duit aja? Beberapa di antara mereka bicara kepada Rakyat Merdeka.  

Amanda Zevanya, Sebatas Penghibur

Tak ada rasa iri di hati Amanda Zevanya melihat rekan-rekan artis kebanjiran proyek di Pilkada DKI. Sebabnya, presenter berparas ayu ini tahu betul, artis hanya dijadikan alat penggalang massa oleh Cagub-Cawagub. Hanya segelintir yang menyelipkan idealisme untuk menyuarakan aspirasi warga yang kesulitan hidup di ibukota.

“Nggak tertarik. Ne­tral-netral saja. Bukan karena nggak ada yang nawarin. Ka­laupun ada yang nawarin, aku nggak mau ikut­an. Artis masih se­ba­tas penghibur sa­ja,” kata Amanda.

Ditegaskan Finalis Miss Indonesia 2011 ini, ajang Pilkada khususnya di DKI masih berwajah hura-hura. Bukan momen memperbaiki tata kota atau mensejahterakan warga­nya lewat pemilihan pemimpin baru yang amanah. Sedihnya lagi, artis mau-mau saja terlibat ‘akal-akalan’ para Cagub-Cawagub.     

“Misalkan kampanyenya cuma hiburan, seperti konser yang meng­hibur konstituen. Itu jelas keba­nyakan artis jadi jadi penggembira saja. Ini masalah klasik, harusnya tidak begitu idealnya,” ucap Amanda

“Padahal artisnya sendiri kadang tidak peduli dan nger­ti betul politik,” sam­bung­nya.

Dia berharap, artis bisa bersumbangsih beri pen­didikan politik kepada masyarakat pemilih. Minimal selalu be­rani dan tidak putus asa mencari pe­mim­pin da­­erah yang le­bih se­gar dan tidak omong doang.

“Minimal artis itu kampanye memilih, agar masyarakat aware pilkada itu sesuatu yang penting. Bahwa memilih pemimpin untuk lima tahun ke depan itu penting. Setidaknya menimbulkan kesa­daran bahwa nasib lima tahun ke depan ditentukan dengan pilkada hari itu,” terangnya.

Namun begitu, Amanda tak mem­­­permasalahkan artis yang telanjur dikontrak untuk kampanye.  â€Asal­kan bener dari hati mereka mau dukung dia, dan suka sama pro­gamnya buat aku nggak ma­salah. Kenapa nggak,” ucapnya.

Tapi, kata dia, si artis jangan asal mendukung namun cuci tangan ketika gubernurnya dicap buruk.  

“Jadi ketika mendukung harus benar-benar tahu programnya bisa jalan apa nggak. Artinya mereka juga harus bantuin gubernurnya saat terpilih nanti. Karena menurut aku program sekeren apapun nggak bisa jalan kalau nggak didukung sama masyarakatnya,” terangnya.

Menurut Amanda, popularitas tak bisa indikasi utama orang bisa dipilih. Yang utama adalah karakter, kemampuan dan track record. Na­mun, dia tidak menyalahkan artis yang mau menjadi calon pemimpin daerah. “Susah ya me­nyalahkan orang yang mau maju,” kata dia.

Diingatkan pula, bahwa pilihan yang tepat akan membuat daerah yang dipimpin calon tersebut lebih baik. Sebaliknya, jika salah me­milih pemimpin, bisa jadi si pe­mimpin bakal salah urus.

”Jika memang ingin ramai-ramai menjadi penyanyi, maka pilih lah artis. Jika ingin maju dan baik, maka pilih lah pemimpin yang punya potensi dan kredibel. Sebab jangan sampai daerah tersebut salah urus selama lima tahun,” kata dia.

Fitri Carlina, Wajar, Ini Pesta Warga

Pilkada DKI jadi berkah buat Fitri Carlina. Ia dapat order bergoyang dangdut oleh salah satu kandidat cagub. Mungkin karena itu, dia me­rasa hajatan sekelas Pilkada tidak bisa diabaikan begitu saja.

 â€Aku hanya mengisi acara. Yang pasti gubernur dan wakil gubernur yang kepilih mudah-mudahan bisa mem­bawa aspirasi masyarakat Jakarta. Lebih aman, nyaman buat semua,” ucap Fitri.

“Kalau aku sebagai artis profesional dan peduli sama kota tempat aku cari nafkah, aku hanya memberikan jasa. Apapun itu, yang terbaik aja buat warga jakarta,” sambung cewek kelahiran Banyu­wa­ngi, 29 Mei 1987 ini.

Fitri menolak dianggap mau ikut kampanye karena tak tahan disodori kontrak jutaan. Baginya Pilkada itu pilihan dan siapa saja boleh memilih ikut atau tidak dalam pemilihan kepala daerah.

“Oh tidak (karena uang), ini pesta warga Jakarta. Aku ikut meramaikan dan seti­daknya beri kontribusi buat pesta ini,” tukas teman dekat pedangdut Saipul Jamil ini.

Secara khusus, Fitri menyo­roti buruknya sistem transpor­tasi di Jakarta. Selain bikin macet parah, buruknya trans­portasi jadi alasan warga eng­gan memakai angkutan umum.

“Ogah naik angkutan, akhir­nya pada naik mobil pribadi. Sekarang aja, satu rumah menengah ke atas ada dua atau lebih mobil. Ini juga yang nambah macet di jalan,” tutur pelantun ABG Tua ini.

Makanya, sebagai pen­duduk Jakarta, Fitri kasih masukan pada cagub-ca­wagub nanti. Dia berharap beneran serius Jakarta dibe­nahi lebih baik lagi. “Pe­m­batasan jumlah mobil perlu ditegakkan. Perlu deh aturan yang ajak penduduk naik angkutan umum. Semoga pemerintahan ke depan lebih as­piratif. Pandang dong wong cilik. Selain itu, Pemda harus tegas memperketat urbanisasi. Jangan lupa, udah nggak jaman deh gusur meng­gusur paksa. Nah, rakyat kan juga manusia, ya manusiakan lah mereka,” pintanya.  

Demi pemimpin baru DKI yang berkualitas, Fitri ajak warga pemilih berduyun-duyung datang ke TPS (tem­pat pemungutan suara) pada 11 Juli ini. Dia berharap jumlah pemilih golput ber­kurang dari Pilkada DKI sebelumnya.

”Sebentar lagi milih. Yuk ramai-ramai nyoblos. Nggak usah golput. Nggak ada un­tungnya. Semoga pemimpin DKI nanti lebih amanah bawa aspirasi semua pen­du­duk. Makanya, jangan diko­songin tuh TPS. Soalnya pi­lihan kita, kemajuan Ja­kar­ta,” tuntas adik pedangdut Lilis Carlina ini.

Citra Scholastika, Jauhi Dunia Politik

Runner up Indonesian Idol 2010 ini merasa masih hijau untuk terlibat hiruk-pikuk Pilkada DKI. Meski ada yang menawari, dia ogah dikontrak cagub. Takut dimanfaatkan, Citra lebih memilih menjauh dari dunia politik.

“Ada sih sempet yang na­warin. Untuk menyanyi di salah satu kampanye pa­sa­ngan cagub. Malah Citra di­minta untuk mempro­mo­si­kan beliau. Citra pikir masih takut sama hal-hal seperti itu. Lebih mencoba bersikap aman saja,” kata Citra.

Dia khawatir jika jadi salah satu pendukung atau tim sukses, kariernya di dunia akan terhambat.

”Misalkan mendukung sa­lah satu cagub, pasti mem­pe­ngaruhi dengan orang lain yang melihat Citra. Fans bisa saja males lihat Citra karena dukung cagub yang beda. Nah yang seperti itu yang Citra nggak mau,” papar pe­lan­tun Everybody Knew ini.

Apakah karena honornya kecil?

“Bukan masalah honor. Kalau honor justru kalau jadi tim sukses bisa lebih besar dari bia­sanya. Ini kan sudah fakta, tidak bisa di­bantah,” terang Citra.

Emang berapa sih bia­sanya bayaran untuk artis di Pilkada? “Ada deh, lumayan lah,” tangkisnya.

Citra tak mau menuding atau menghakimi artis yang ikut tim sukses. Baginya itu bukan persoalan honor besar saja. Tapi ada juga pilihan politik artis tertentu.

“Itu pilihan me­reka. Pilihan itu jadi kon­sekuensi dan tanggungjawab masing-ma­sing. Kalau ma­syarakat sudah kadung lihat dia pilih cagub, ya menang atau kalah jagonya itu nanti si artis yang tanggung sen­diri,” ucapnya.

Yang pasti, Citra meng­ingatkan kalau jadi tim suk­ses di Pilkada atau Pemilu itu banyak resikonya.  Uta­ma­nya terkait image dan karier yang sudah jatuh bangun dirintis oleh selebritis. “Ja­ngan plin-plan. Jika ada apa-apa dengan kariernya harus sudah siap,” tandasnya.

Alya Rohali, Cagub Banyak PR

Bintang sinetron dan eks pre­senter kuis Siapa Berani? ini sangat berharap Pilkada DKI meng­ha­silkan suatu perubahan berarti. Ada banyak tugas bagi cagub-cawagub karena ibukota dirasa sudah carut marut masalahnya.

“Sebagai warga, saya tentunya berharap Jakarta bebas macet, ke­amanan terjamin nggak ada lagi soal perampokan dan demo-demo. Begitu juga dengan banjir,” ujar Alya.

Siapapun yang terpilih nanti, Alya yang sempat ikut jadi juru kampanye salah satu kandidat ini meminta agar masyarakat men­du­kung pemenang dalam Pilkada nanti.

“Sebagai warga, ada baiknya kita mendukung siapapun pe­mimpin nantinya. Jadinya harus maju ber­sama-sama. Apalagi me­nyelesaikan persoalan tidak gam­pang,” cetusnya.

Lalu, apa harapan Alya terhadap gubernur baru untuk memajukan ajang Abang None?

“Ya harapannya, perhelatan Abang None ini bisa menjadikan pesertanya atau lulusannya men­jadi yang ber­guna bagi Jakarta,” jawab Alya.

Sebagai eks finalis Abang None Jakarta, Alya mengaku sudah me­ngenal baik sosok gubernur incum­bent, Fauzi Bowo. Katanya, saat menjadi None Jakarta,

Alya memang banyak men­da­patkan masukan dari Fauzi Bowo yang kala itu menjabat Kepala Dinas Pariwisata DKI.

“Saya tahu sosoknya yang me­mang mempunyai kapasitas yang mumpuni sebagai pemimpin,” klaim Alya.

Alya pun tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk meng­gunakan hak pilihnya. Tapi bukan berarti itu otomatis kepada Foke.

“Pastinya nyoblos lah, saya nggak mungkin golput. Saya me­rasa mempunyai tanggung jawab sebagai warga DKI yang masih ber­harap ada perbaikan,” pung­kasnya. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya