Berita

Komnas HAM

On The Spot

Staf Duduk Berimpitan, Pejabat Tak Punya Meja

Kantornya Sesak, Komnas HAM Minta Pindah
SELASA, 03 JULI 2012 | 08:45 WIB

RMOL. Dua plang nama berjejer di depan gedung yang terletak di Jalan Latuharhary Nomor 4B, Jakarta Pusat. Plang yang ada di sebelah kiri terbuat tembok yang dilapisi granit hitam.

Bertuliskan Komisi Na­sio­nal Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Plang yang ada di sebelah kanannya berukuran lebih kecil. Terbuat dari seng yang dicat pu­tih. “Komnas Perempuan,” begitu tulisan di plang.

Di alamat ini memang ada dua ba­ngunan. Bangunan di depan ber­l­­antai tiga. Posisinya di bagian kiri. Walaupun sudah “dipermak” masih terlihat jelas bahwa ba­ngu­nan itu sudah berusia puluhan ta­hun. Lubang-lubang angin ber­ben­tuk bulat di atas kaca meru­pa­kan ciri khas bangunan era 1960-an.  

Di sinilah Komnas HAM ber­kantor.  Bangunan yang terletak di bagian belakang merupakan kantor Komnas Perempuan. Pintu masuk ke kantor Komnas HAM tak menghadap ke muka, me­lain­kan ke samping. Di depan pintu itu terdapat jalan yang meng­hu­bungkan ke bangunan di belakang.

Melewati pintu masuk yang terbuat dari kaca terdapat sebuah ruangan yang berfungsi sebagai lobby. Meja resepsionis yang selalu dijaga petugas diletakkan di sudut ruangan menghadap ke arah meja kaca. Meja ini juga membelakangi tangga yang biasa diguanakan untuk akses naik ke lantai dua.

Sejumlah anggota staf Sek­retariat Jenderal Komnas HAM di lantai satu tampak mondar-man­dir. Ada juga yang serius me­ngerjakan sesuatu di depan layar komputernya. Meja dan kursi bagi staf dan lemari berkas yang ditata berderet nyaris berimpitan dalam ruangan yang tidak terlalu luas dan sedikit suram.

Lantai dua merupakan tempat komisioner dan stafnya ber­kan­tor. Pada 2010 lalu, tata ruang dan bangunan di lantai dua ini selesai direnovasi. Ketua, wakil ketua, dan komisioner mendapatkan rua­ngan yang lebih luas diban­dingkan ruangan pegawai lainnya yang ada di bawah.

Sebelum masuk ruang kerja Ketua Komnas HAM terdapat satu ruang staf yang sekaligus juga berfungsi untuk menerima tamu. Untuk staf yang lain, mere­ka diberi bilik kerja yang terbi­lang tertata rapi dan nyaman.

Di belakang gedung yang ber­dekatan dengan bangunan kantor Komnas HAM ditem­patkan ruang pengaduan. Meja kayu cok­lat yang terbuat dari bahan serat kayu lengkap dengan tiga kursi yang diukir akan dijumpai bila mendatangi ruangan penga­duan. Dinding belakang ruang ini semuanya dilapisi keramik hitam.

Beberapa tahun lalu, kantor Komnas HAM cukup lengang lantaran pegawainya sedikit. Kini lembaga itu sudah memiliki 200 pegawai. Semuanya berstatus pe­gawai negeri sipil (PNS). Jumlah personel Komisi masih bisa ber­tambah karena setiap tahun di­buka penerimaan pegawai.

Lantaran kantornya mulai sesak, Komnas HAM pun berniat pindah dari gedung yang telah ditempati sejak 1996 itu. Niat Keinginan disampaikan saat rapat dengan Komisi III DPR beberapa waktu lalu.

Wakil Ketua Komnas HAM Yosef Adi Prasetyo menuturkan, sejak tahun 2007 pihak sudah mengajukan permintaan gedung baru. Tapi ditolak DPR dengan alasan gedung yang ditempati saat ini masih memadai.

Yosef pun membeberkan ala­san­nya pindah kantor. Kata dia, kantor yang sekarang sudah tak lagi menampung semua pegawai yang berjumlah ratusan orang.

“Sumpek. Apalagi, kondisi di lantai dua, banyak staf dan pega­wai yang memiliki jabatan stra­tegis tidak punya meja sendiri. Satu komputer bisa digunakan un­tuk dua orang,” ujarnya.

Ia juga mengeluhkan sulitnya menyimpan arsip-arsip karena sudah tak ada lagi ruang. Hingga kini, Komnas HAM belum me­miliki ruang mediasi. Ruang ra­pat sering kali dipakai untuk me­diasi. “Kami menginginkan ge­dung baru,” tandas Yosef.

Tak sekadar kepengen, Kom­nas HAM ternyata sudah melihat-lihat gedung yang dianggap cocok jadi kantor barunya. Ada tiga gedung yang sudah disurvei. Yakni di dae­rah Cawang, Mat­raman dan lantai 16 sampai 18 Wisma Hayam Wu­ruk. “Mudah-mudahan dapat di­setujui,” harap Yosef.

Lantai 16, 17, 18 Sudah Dibersihkan

Seperti apa gedung yang diincar Komnas HAM untuk jadi kantor barunya? Rakyat Mer­deka pun berkunjung ke Wis­ma Hayam Wuruk. Gedung­nya tinggi menjulang. Terletak di jalan yang bernama sama. Di seberangnya terdiri Gajah Mada Plaza juga membelah langit.

Komnas HAM mengincar lan­tai 16,17 & 18 di W

isma Ha­yam Wu­ruk untuk dijadikan kan­tor baru. Menurut Yuri, staf bagian pe­ngelolaan dan pera­wa­tan ge­dung, tak sembarang orang boleh menginjak lantai-lantai itu. Kata dia, ketiga lantai berstatus sitaan.

Informasi yang diperoleh, ke­tiga lantai itu adalah bekas milik debitor Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Lan­taran debitor tak bisa memenuhi kewajiban, kantor ini lalu disita pemerintah.

“Kalau mau ke lantai tersebut ha­rus dapat izin dari Kemen­terian Keuangan. Kami di sini ha­nya sebatas mengamankan aset dan merawatnya, bukan pem­beri izin,” ujar Yuri yang di­temui di kantornya di lantai 5.

Menurut Yuri, pihak Komnas HAM pernah beberapa kali melakukan survei di lantai ter­sebut. “Dengar-dengar sih me­mang lantai itu mau dipakai jadi kantor mereka.”

Diam-diam Rakyat Merdeka naik ke lantai 16. Ternyata ben­tuk tak berbeda dengan lantai lima maupun lobby. Dinding rua­ngan terbuat dari marmer war­na abu-abu ukuran besar yang dipadu dengan keramik warna hitam membentuk garis panjang di bagian tengahnya.

Pelapis lantainya juga dari marmer dengan warna dan co­rak yang sama. Pelapis lantai baru berbeda ketika memasuki koridor dan ruangan-ruangan yang ada di lantai tersebut.

Persis di kiri dari pintu lift ter­da­pat beberapa ruangan yang mo­del dan bentuknya juga sama de­ngan yang ada di lantai 5. Di sini dua ruangan digunakan un­tuk pantry. Juga terdapat dua toilet.

Bunyi vacuum cleaner meng­gema di lantai itu. Suara mesin penyedot debu tanpa menggema di ruangan yang tak berpeng­hu­ni itu. Suara itu berasal dari sa­lah satu lorong yang di bagian kiri. Terlihat seorang pria petu­gas cleaning service sedang meng­gerakkan selang vacuum cleaner.

Ia tampak tak terganggu de­ngan suara mesin itu. Sambil ber­ge­rak ke kiri dan ke kanan, se­sekali kepalanya mengang­guk-angguk. Layaknya orang sedang berjoget.

Ketika didekati ternyata ear­phone menempel di kedua daun telinganya. Ear­phone tersam­bung ke telepon genggam yang dipasangkan di ikat pinggang pria muda itu.

Setelah beberapa lama dia baru menyadari ada orang.  “Maaf Pak saya tidak men­de­ngar. Saya bersama teman me­mang sedang membersihkan lantai 16 ini. Kalau mencari orang, di lantai ini sampai 18 su­dah lama tidak di tempati,” kata pria itu sambil melepas ear­phone di telinganya.

Tak lama seorang wanita muda yang juga petugas clea­ning service keluar dari salah satu sudut ruangan. Sambil mem­bawa lap dan alat pem­bersih kaca, wanita ini sempat tersenyum ke rekannya.

Wanita yang mengenakan ke­ru­dung warna hijau ini lalu me­nuju ke depan lift. Ia mulai mem­ber­sihkan pintu dan din­ding lift yang terbuat dari alu­minium. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

UPDATE

TB Hasanuddin Kritik Raffi Ahmad Pakai Seragam TNI: Ada Aturannya!

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:48

Prabowo Harus Buktikan Betul-betul Bentuk Zaken Kabinet

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:38

Ketum Garuda Diduga Aniaya Wanita Pernah Gagal Nyaleg Lewat Gerindra

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:31

Hujan Ringan Diperkirakan Basahi Jakarta

Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:17

Bambang Haryo Tinjau Pembangunan Terminal Internasional Bimoku

Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:50

Bahlil Diminta Serius Menata Ulang Aturan Pemanfaatan EBT

Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:20

Dukung Program Makanan Bergizi, KKP Gerilya Protein Ikan

Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:50

Danjen Kopassus Pimpin Sertijab Sejumlah Posisi Strategis

Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:25

Indonesia Ajak Negara Asia Pasifik Mitigasi Perubahan Iklim

Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:58

Mbak Ita Optimis Gelaran Sembiz Mampu Gaet Banyak Investor

Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:30

Selengkapnya