RMOL. Tahun ini Kementerian Sosial bisa berbangga hati. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menilai, tata kelola keuangan dan program di Kementerian ini pada tahun 2011 baik dan transparan. Karena itulah BPK menyematkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk Kemensos.
Predikat WTP secara resmi diÂberikan Ketua BPK Hadi PoerÂnomo kepada Mensos Salim SeÂgaf Al Jufri dalam acara peÂnyeÂrahan laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan keÂmenÂterian/lembaga tahun 2011 di PusÂdiklat BPK, Kalibata, Jakarta, Selasa (26/6).
“Kami ucapkan terimakasih kepada BPK dan jajarannya. BerÂkat kerja keras dari internal KeÂmenterian dan bimbingan BPK, akhirnya Kementerian Sosial meraih WTP,†ujar Mensos seusai acara. Sebelumnya, imbuh MenÂteri Salim, pihaknya empat kali berturut-turut hanya mendapat opini Wajar Dengan PengeÂcualian (WDP).
Menurut Salim Segaf, predikat WTP ini akan menjadi cambuk bagi jajaran Kemensos untuk ÂbeÂkerja lebih keras dan berkoÂmitÂmen kembali meraih predikat yang sama, tahun depan. Salah satu caranya dengan membangun Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi.
Pencanangan Zona Integritas, imbuh Salim, sangat strategis unÂtuk mengukur implementasi InsÂtruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 Tentang Percepatan PemÂberantasan Korupsi dan Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 TenÂtang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi. Yang isiÂnya antara lain memuat soal pencanangan Zona Integritas dan penerapan pakta integritas oleh seluruh jajaran kementerian atau lembaga. “Kementerian Sosial akan terus mendorong pengeÂloÂlaan keuangan lebih baik, proÂfeÂsional, transparan, dan akunÂtabel,†janji Salim.
Selain pencanangan Zona InÂtegritas, upaya lain Kemensos unÂtuk mempercantik tata kelola angÂgarannya antara lain dengan meÂlakukan penandatanganan konÂtrak kinerja dengan seluruh pejabat struktural eselon I di lingÂkungan Kementerian Sosial. Hal ini diharapkan membuat kinerja kementerian dalam pengelolaan sistem pengendalian internal lebih bagus.
Menurut menteri asal PKS itu, masalah pengelolaan keuangan negara yang berkualitas berperan penting dalam pembangunan. Hal ini merupakan salah satu unsur penting dalam mewujudkan pelaksanaan pemerintahan yang bersih. Selain itu, pihaknya juga berupaya meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan keÂuangan, utamanya dengan meÂngeÂdepankan penerapan tertib adÂministrasi pengelolaan keuangan negara agar lebih berkualitas.
Saat ini Kemensos juga beruÂsaÂha meng-up grade para petugas auditor di lingkungan irjen. DiÂharap, mereka tidak hanya melÂaÂkuÂkan pengawasan. Tapi juga memberikan pemahaman tentang tata kelola keuangan internal yang baik, sehingga mampu mengÂhadirkan laporan keuangan yang lebih efektif dan efisien daÂlam melakukan proses moniÂtoring pengawasan yang diduÂkung komitmen auditor.
Tidak hanya melakukan langÂkah pencegahan untuk meÂngÂurangi penyalahgunaan anggaran, tetapi juga memberikan pemaÂhaÂman agar semua pihak berÂkoÂmitÂmen mewujudkan tata pemeÂrinÂtaÂhan yang baik. Sehingga proses audit bisa berjalan transparan dan akuntabel serta diawasi secara sistemik.
Kementerian Sosial juga punya pendekatan religius untuk meÂningÂkatkan kinerja auditor dan seluruh jajaran internal KementeÂrian ini. “Secara internal tiap buÂlan kami menggelar pengajian dan menghadirkan penceramah-penÂceramah. Ini untuk menguatÂkan iman dan mental seluruh jajaran kami,†imbuh Menteri Salim.
Ke depannya, Mensos berÂharap peningkatan kemampuan integritas auditor juga harus yang didukung peÂningkatan remuÂnerasi. Sebab, bagaimanapun permasalahan yang dihadapi juga tidak mudah dan perlu komitmen yang tinggi.
Menteri Salim Optimis Pertahankan Predikat WTP
Menurut Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri, keÂsukÂseÂsan Kemensos meÂraih preÂdikat WTP merupakan haÂsil kerjaÂsama semua jajarannya, plus suksesnya langkah straÂtegis mereka memberangus seÂgaÂla praktik KKN. “Karena itu kami optimis bisa memperÂtaÂhanÂÂÂkan peÂnilaian WTP dari BPK di taÂhun berikutnya,†tanÂdas Mensos.
Untuk meningkatkan kinerja Kemensos di masa mendatang, Salim Segaf menuntut seluÂruh jajarannya bekerja sesuai deÂngan tugas pokok dan fungsi di wilayah kerjanya masing-maÂsing. Kesuksesan yang diÂraih tahun 2011, merupakan kerja yang patut dibanggakan semua jajaran kementerian.
“Penilaian WTP ini memecut sekaligus jadi modal buat kami untuk menghadirkan tata kelola angggaran yang bebas korupsi,†ujarnya optimis.
Menurut Menteri Sosial, preÂdikat WTP tersebut tidak mungÂkin terwujud tanpa kerja keras. Dan yang paling mendasar adaÂlah komitmen untuk mengelola keuangan negara secara baik. Pengelolaan keuangan yang baik merupakan standar peniÂlaian BPK di masa depannya yang berÂdampak pada WTP , WDP atau preÂdikat yang lainÂnya. “Jelas WTP harus diperÂtaÂhanÂkan di masa mendatang dengan beÂkerja lebih keras lagi,†katanya.
Menteri Salim yakin, prediÂkat WTP akan bisa kembali diÂraih karena pihaknya sudah meÂngetahui berbagai kelemahan-kelemahan pihaknya di masa lalu. Contohnya seperti lemahÂnya pengelolaan aset, stok peÂnyangga, dan perjalanan fiktif. Kedepan hal ini harus dikoreksi deÂngan penegakan aturan yang tegas, sehingga bisa memperÂkecil tindakan penyelewengan.
“Harus diakui di masa lalu, berÂbagai praktik terkait meÂnyangÂkut pengelolaan aset, stok penyangga dan perjalanan meÂruÂpakan wilayah yang sering diÂsaÂlahgunakan, sehingga hal itu harus dihilangkan,†tandas dia.
Jika pelanggaran-pelangÂgaÂran di atas masih terulang, MenÂsos menjamin akan memberi sanksi tegas buat jajarannya. SaÂÂlah satu sanksi, pegawai yang melÂanggar akan dibebastugasÂkan.
“Kami sudah umumkan koÂmitÂmen bahwa Kementerian SoÂsial di bawah kepemimpinan saya menjadi wilayah bebas dari segala tindak korupsi, koÂlusi dan nepotisme. Mudah-muÂdahan WTP bisa kita pertÂaÂhanÂkan terus,†ujar Salim.
Menurut Salim, mengubah paraÂdigma lama ke yang baru meÂmang tidak mudah. Perlu waktu untuk menghilangkan praktik-praktik korupsi dengan merubah cara berpikir menuju wilayah bebas korupsi. “Walau sukses meraih predikat WTP dari BPK, namun bukan berarti prakÂtik korupsi sudah bersih di lingÂkungan Kemsos, “ kata Mensos.
Kuncinya, imbuh Mensos, terÂletak pada akuntabilitas daÂlam tata kelola keuangan NeÂgara. Inilah yang akan menÂjadi pendorong bagi berjalannya reformasi birokrasi dan terÂwuÂjudÂnya remunerasi yang memÂberikan jaminan pegawai dapat bekerja dengan integritas yang baik, terukur, dan terarah.
“Saya akan pimpin langsung dan perintahkan segenap jajaran Kementerian agar menerapkan prinsip-prinsip akuntabilitas peÂngeluaran keuangan negara deÂngan sistem akuntansi dan sisÂtem kemampuan negara yang dapat menjamin bahwa pengeÂluaÂran negara dilakukan secara konsisten sesuai dengan peraÂtuÂran perundang-undangan. SeÂbab, pengeluaran negara yang dilakukan dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,†tegas Salim. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
UPDATE
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:48
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:38
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:31
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:17
Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:50
Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:20
Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:50
Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:25
Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:58
Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:30