Berita

ilustrasi

On The Spot

Politisi DPR Gemar Koleksi Gadget Anyar Nan Mahal

Nggak Mau Ketinggalan Tren
RABU, 27 JUNI 2012 | 10:25 WIB

RMOL. Bambang Soesatyo asyik mengutak-atik BlackBerry Porsche di lobby Gedung Nusantara II DPR Senayan. Ia lalu memasukkan gadget keluaran teranyar Research In Motion (RIM) itu ke saku celanannya.

Walaupun memiliki sejum­lah komputer tablet, anggota Ko­misi III DPR ini lebih memilih menggunakan BlackBerry sehar­ga Rp 18,8 juta itu untuk ber­ko­munikasi dan mengakses inter­net. “Kalau dibawa semuanya repot. Dengan BlackBerry saya bisa mengakses semua,” katanya.

Pria dengan panggilan akrab Bamsoet ini membeli perangkat mahal itu untuk mendukungnya kinerjanya sebagai anggota De­wan. Bukan untuk pamer maupun menaikkan gengsi. “Semua tek­nologi sama saja. Yang penting kegunaannya,” katanya.

Ia mencontohkan BlackBerry Porsche yang jadi andalannya se­cara fungsi, kegunaan dan ke­cang­gihan sama dengan Black­Berry Dakota. Hanya berbeda ca­singnya saja. “BlackBerry Pors­che hanya lebih enak dilihat,” katanya.

Pria yang mengenakan kemeja warna kuning ini menjelaskan, kecanggihan teknologi sangat penting menunjang aktifitasnya sebagai anggota dewan agar bisa memantau informasi yang sedang berkembang, baik di daerah maupun di luar negeri.

“Dengan perangkat teknologi yang kita miliki, bisa untuk ber­bagi informasi melalui Twitter, Facebook dan situs jejaring sosial lainnya,” katanya.

Bamsoet mengakui, setiap ada gadget baru ia selalu mem­beli­nya. Tapi hanya digunakan di ru­mah dan di ruang kerjanya. De­ngan memilikinya, ia bisa tahu per­kembangan teknologi terkini.

Ada alasan lain: tak mau kalah dari anaknya. “Anak saya yang baru SMP sudah tahu semua per­kembangan teknologi. Saya nggak boleh kalah dengannya,” kata Bamsoet sambil tertawa.

Bukan politisi di DPR saja yang gemar mengoleksi gadget teranyar. Gonta-ganti gadget merupakan pemandangan biasa di kalangan the have di negeri ini. Setiap kali ada peluncuran pro­duk baru, laris bak kacang go­reng. Walaupun harganya masih selangit.

Peluang ini ditangkap para pro­dusen gadget. Simak saja penga­kuan Direktur Marketing Re­search In Motion (RIM) Indo­nesia Eka Anwar.

“Kalau kita baca berita di me­dia, kita sering menemukan daf­tar orang kaya di dunia itu ter­kadang ada orang Indonesia. Me­mang cuma satu atau dua orang, tapi itu peluang buat kita untuk menghadirkan BlackBerry Por­s­che ini,” katanya.

Ahmad Rubaei, anggota Ko­misi VIII DPR juga terlihat me­nenteng BlackBerry Dakota dan iPad 2. Kata dia, gadget itu untuk me­nunjang kegiatannya sebagai anggota DPR. “Saya membeli se­suai dengan kebutuhan saja.”

Dengan perangkat itu politisi PAN Ini bisa memperoleh infor­masi terbaru kegiatan DPR, men-download draft legislasi terbaru atau memantau isu-isu penting yang terkait dengan bidang ker­janya di Komisi VIII. Komisi ini berhubungan dengan masalah agama, sosial, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, penanggulangan bencana dan masalah zakat.

Walaupun memegang gadget keluaran teranyar, Rubai me­nga­ku gaptek alias gagap teknologi. “Saya hanya gunakan untuk melihat berita dan mendownload bahan-bahan raker. Selain itu tidak,” katanya.

Ia juga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mem­pelajari semua fitur canggih di gadget yang dimilikinya. “Adap­tasi agak lama dan harus ber­diskusi terlebih dahulu dengan anggota DPR lainnya yang pa­ham dengan teknologi terbaru,” katanya.


Mereka Yang Kejeblos Gara-gara Gadget

Teknologi diciptakan untuk memudahkan kehidupan manu­sia. Sejumlaha politisi DPR me­ngaku melengkapi diri dengan ga­dget canggih untuk menunjang tugas mereka di parlemen.  De­ngan gad­get itu, penyebaran infor­masi jadi lebih mudah cepat dan mudah. Dis­kusi maupun lobi pun bisa di­lakukan tanpa perlu bertemu.

Ada juga yang meng­g­u­na­kan­nya untuk menggolkan proyek. Seperti dalam kasus proyek pem­bangunan Wisma Atlet. Anggota Komisi X DPR Angelina Son­dakh diduga intens ber­ko­mu­ni­kasi dengan Mindo Rosalina Ma­nulang lewat BlackBerry Mes­senger (BBM).

Komisi Pemberantasan Korup­si (KPK) menyimpan bukti transkrip percakapan kedua orang itu. Namun Angelina tak me­nga­kuinya. Bekas putri Indonesia itu mengaku baru memiliki Black­Berry. Untuk membuktikannya bahwa Angie sudah memiliki Black­Berry sejak lama, KPK memanggil dua fotografer media cetak. Keduanya pernah me­ngam­bil gambar Angie sedang me­megang gadget produksi Re­search In Motion pada 2009 lalu.

Berbeda dengan Angie, Ari­finto tak mengelak ketika kep­er­gok fotografer menonton video por­no di komputer tablet saat sidang paripurna. Politisi PKS itu mengaku menerima kiriman e-mail. Ketika surat elektronik itu dibuka ternyata terhubung de­ngan situs porno. Setelah ke­ja­dian itu, Arifinto memutuskan mundur dari DPR.


12 Tahun Nggak Ganti Handphone

Ahmad Kurdi Moekri tak mau mengeluarkan handphone mo­del jadul dari saku jasnya. De­ngan ponsel itu anggota Komisi III DPR ini menghubungi koleganya.

Kurdi mengaku telah meng­gunakan handphone berbentuk candy bar produksi Nokia itu sejak tahun 2000. “Saya tidak terlalu tertarik dengan hand­phone keluaran terbaru karena secara fungsi dan kegunaan sama dengan handphone lama,” katanya.

Baginya,  yang penting hand­phone itu bisa mengirim pesan dan menelepon. “Sebetulnya inti dari sebuah handphone adalah itu,” katanya.

Dengan handphone jadul Kur­di masih bisa berko­mu­ni­kasi dengan teman sejawatnya di DPR, partai, bahkan dengan konstituennya di daerah pemi­li­han Jawa Barat XI yang me­liputi Kabupaten Garut, Ka­bu­paten dan kota Tasikmalaya.

Menurut dia, anggota DPR adalah jabatan politik. Mereka tak dituntut untuk menguasai tek­nologi terbaru. Apalagi se­mua anggota DPR dilengkapi staf dan tenaga ahli. Merekalah harus menguasai teknologi terbaru.

“Bila saya membutuhkan informasi atau bahan terbaru tinggal menghubungi mereka saja dan semua pasti disiapkan,” katanya.

Pria kelahiran 4 Juni 1951 me­negaskan, keberhasilan ang­gota DPR bukan diukur dari se­berapa pintar ia menguasai tek­nologi baru. Tapi yang ter­pen­ting ia bisa menguasai persoalan negara. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya