Berita

ilustrasi

DR. Hendri Curiga Pemerintahan SBY Ingin Dinegosiasi

SENIN, 25 JUNI 2012 | 11:15 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

Renegosiasi kontrak karya pertambangan dengan perusahaan multi nasional (MNCs) adalah salah satu wujud koreksi menuju nasionalisme ekonomi. Tetapi, renegosiasi bukan untuk diwacanakan, melainkan untuk dilaksanakan.

Begitu kritik yang disampaikan Managing Director Econit Advisory Group, Dr. Hendri Saparini, menyikapi pernyataan yang disampaikan Presiden SBY usai menghadiri KTT Pembangunan Berkelanjutan di Rio De Janerio, Brazil, akhir pekan lalu.

SBY meminta agar rakyat dan dunia usaha mendukung langkah pemerintah merenegosiasi kontrak karya dengan perusahaan tambang MNCs yang beroperasi di Indonesia sejak lama.

"Saya memiliki kewajiban moral untuk  melakukan perubahan," kata SBY sambil menambahkan sudah saatnya Indonesia memiliki konsep kegiatan ekonomi yang lebih baik dan adil.

Bulan Januari lalu SBY menerbitkan Keppres 3/2012 tentang Tim Evaluasi Untuk Penyesuaian KK dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B). Namun sejauh ini belum terlihat hasil apapun dari kebijakan itu.

Menurut Hendri, SBY sudah dikenal sebagai pemimpin yang senang mewacanakan sesuatu yang sepintas memang terlihat bermanfaat bagi negara dan rakyat tanpa melakukan apapun untuk membuktikan omongannya.

"Oleh karena itu, saat SBY menggembar-gemborkan akan merenegosiasi kontak tambang saya yakin bahwa SBY justru sedang tidak akan melakukan renegosiasi," ujar Hendri kepada Rakyat Merdeka Online, beberapa saat lalu (Senin, 25/6).

Kalau tidak untuk merenegosiasi, lantas untuk apa?

"(SBY) justru sedang mengabarkan sedang membuka kesempatan untuk dinegosiasi," jawabnya.

Bila pemerintah serius, maka kebijakan itu akan berdampak sangat besar bagi pemilik modal dan kontraktor. Bila sudah begini, daripada memilih renegosiasi, mereka pasti lebih suka memilih negosiasi dengan sang pembuat kebijakan. [guh]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya