RMOL. Sejumlah fasilitas publik di Jakarta menjadi incaran tangan-tangan jahil. Beberapa bagiannya ada yang dicopot dan diambil. Tindakan tak bertanggung jawab itu membahayakan pengguna fasilitas publik itu.
Jalan tol Wiyoto Wiyono dikabarkan juga menjadi korban tangan-tangan jahil. Sejumlah tiangnya dikikis sehingga terlihat tulang besinya. Lokasi tiang-tiang itu berada di RW 12, KeluÂrahan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Tiba di sini langsung tercium bau busuk yang menyengat. TumÂpukan sampah terlihat berÂserakan di bawah kolong jalan tol. Lalat berkerumun di atas tumÂpukan sampah.
Tak jauh dari sini terdapat baÂrisan tiang-tiang penyangga jalan tol. Ada tiang yang berbeda. Tiang yang terletak di pinggir kiri terÂkeÂlupas lapisan semennya. Besi tuÂlang tiang itu menyembul keluar.
Memperhatikan secara sekÂsaÂma, banyak tiang yang kondÂiÂsiÂnya hampir sama. Jelaga hitam bekas pembakaran sampah tamÂpak menempel di tiang-tiang itu. Ada beberapa tiang yang terlihat retak.
“Itu sudah lama rusaknya. Mungkin udah 3-4 tahun yang lalu. Sepertinya rusaknya meÂmang disengaja. Entah siapa yang melakukannya,†jelas Herman, warga di situ sambil menunjuk tiang yang mengelupas.
Pria paruh baya yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung ini mengatakan banyak tiang di koÂlong jalan tol ini yang rusak. “Itu di daerah sana, tiang-tiangnya ruÂsak dan besinya diambilin oleh orang-orang iseng. Di sini alÂhamÂdulillah belum terlalu parah, kaÂreÂna kami juga waspada,†kataÂnya sambil menunjuk daerah Papanggo.
Lokasi yang ditunjukkan HerÂman hanya beberapa puluh meter dari tempatnya berdiri. Tiang-tiang penyangga jalan tol itu berÂdiri di RT 07 dan RW 08, KeÂlurahan Papanggo.
Kolong jalan tol ini juga menÂjadi tempat pembuangan sampah. Kantong-kantong plastik berisi sampah berserakan. Suasana di sini lebih ramai. Beberapa anak kecil berlarian di antara tiang-tiang tol setinggi empat meter itu.
Beberapa orang dewasa terlihat dudukdi bangku kayu yang ditempatkan menempel di tiang tol. Terlihat ada lima tiang yang mengelupas. Ada yang sepanjang satu meter. Umumnya tiang-tiang itu mengelupas di bagian yang dekat dengan tanah.
Besi tulang tiang terlihat jelas dari bagian yang mengelupas itu. Ada yang tulang besinya sudah tak utuh. “Itu nggak dirontokin sama orang. Itu rontok sendiri. Bahannya kurang. Itu juga ada tiang yang keropos kena api baÂkar sampah,†kata Jaya, pria diÂteÂmui sedang duduk di dekat tiang tol yang mengelupas.
Pria yang sedang berbincang dengan dua rekannya itu menilai, lapisan semen tiang-tiang terÂseÂbut mengelupas karena adukÂanÂnya tidak bagus. Ia mencoba memÂbuktikannya. Ia mengerok lapisan semen yang menutupi tiang. Dengan mudah lapisan itu mengelupas. “Memang gampang copot karena memang pasir sama batunya jelek,†ujarnya.
Apakah sudah melaporkan kerusakan tiang jalan tol ini ke aparat? Jaya, rekan Hasan meÂngaÂku sudah melaporkan ke piÂhak kelurahan. Tak lama ada peÂtugas yang datang melihat-lihat tiang-tiang itu.
“Tapi saya tidak tahu itu dari kelurahan atau dari pihak lain. Yang kami tahu, seÂkitar tiga orang. Mengecek dari dekat, memÂfoto lalu pulang. Habis itu kami tidak tahu lagi,†tuturnya.
Pria yang tidak mengenakan baju ini mengatakan, warga yang tinggal di kolong jalan tol resah karena banyak tiang yang meÂngeÂlupas. “Kami takut kalau seÂwakÂtu-waktu jalan tol ini roboh kareÂna tiang-tiangnya banyak yang ruÂsak. Tapi kami heran, keÂruÂsaÂkan ini sudah lama terjadi tapi belum ada pembetulan,†ujarnya.
Lurah Papanggo Sutardjo suÂdah diberitahu mengenai adaÂnya tiang jalan tol yang meÂngeÂlupas. Ia mengaku sudah meÂneÂrusÂkan informasi ini ke CÂaÂmat Tanjung Priok.
Selanjutnya pihak kecamatan yang memberitahukan ke PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP), pengelola jalan tol ini. “Semoga ditanggapi dan segera diperbaiki,†kata Sutardjo.
Bagus Medisuarso, Manajer Pemeliharaan Jalan Tol PT CMNP menuding, kerusakan yang terjadi di sejumlah tiang karena ulah tangan-tangan jahil alias disengaja. Bukan lantaran kualitas bangunan yang buruk.
Menurut dia, perusakan itu sengaja dilakukan untuk meÂngamÂbil besi yang ada di dalam riang. Aksi pencurian besi itu sudah terjadi sejak 1998 lalu.
Bagus menduga pelakunya warga ilegal yang tinggal di koÂlong jembatan. Biasanya, mereka beraksi lewat tengah malam sekitar pukul satu dinihari. “Kuat dugaan, aski dilakukan karena alasan untuk bertahan hidup, meÂreka kemudian berfikir ekonoÂmis, dan mencuri besi untuk bisa dijual lagi,†tuturnya.
Tak hanya tiang tol, beberapa baÂgian jalan tol juga dicuri. “SeÂperti rambu-rambu tol, tempat peÂnampungan saluran air, pipa-pipa drainase, bahkan tiang bendera,†ungkapnya. “Kurang lebih ada 55 ribu meter persegi luas tol dan sepanÂjang 12 kilometer yang meÂrupaÂkan titik rawan penÂgrusaÂkan,†ujar Bagus.
Lift Mati, Bau Pesing, Lantai Bolong
Jembatan penyeberangan orang (JPO) maupun jembatan untuk menuju halte busway keÂrap jadi sasaran pencurian. Besi-besi jembatan dicopot unÂtuk dijual. Sejumlah JPO mauÂpun jembatan ke halte busway juga tak terawat. Seperti terlihat di jembatan penyeberangan di halte Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
Letaknya di jalan protokol dan pusat ekonomi. Jembatan ini ramai dilalui orang yang henÂdak naik bus Transjakarta. Atap jembatan penyeberangan ini jebol. Bagian yang bolong itu terletak di dekat Universitas Atmajaya. Atap yang terbuat dari polycarbonate itu mengangÂÂga besar. Beberapa bagian atap menjuntai ke bawah.
“Jelas membahayakan. Kalau itu tiba-tiba jatuh terkena orang yang lewat gimana? Atau bisa juga jatuh ke arah jalan raya. KaÂlau itu terjadi, tentu keceÂlaÂkaÂan bisa terjadi akibat robekan atap menimpa pengendara berÂmoÂtor,†kata Rina, pejalan kaki yang melintas di jembatan tersebut.
Di Jalan Sudirman ada beÂbeÂrapa jembatan penyeberangan yang dilengkapi lift. PeneluÂsuÂran Rakyat Merdeka, dua lift tidak berfungsi. Bau pesing meÂnyengat di dekat lift ini. SeÂperÂtinya ada orang yang kencing di sini.
Kondisi jembatan halte busÂwaydi samping flyover Karet dan depan Ratu Plaza, Jalan JenÂderal Sudirman juga memÂprihatinkan. Sejumlah baut lanÂtai jembatan lepas. Lantai jemÂbatan pun mengangga. Ini memÂbuat pejalan kaki perlu melangkah hati-hati agar tak tersandung.
Fasilitas publik yang juga kerap dicuri adalah kabel di seÂpanjang rel. Kabel itu meruÂpaÂkan salah alat untuk menunjang perjalanan kereta.
“(Stasiun) Manggarai itu paÂling sering terjadi pencurian. Kami sudah turunkan petugas unÂÂtuk berjaga, tapi stasiun itu panÂjang, warga bebas berkeÂliaran. Jadi ya seperti itu yang akÂhirnya terjadi,†terang Kepala PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daops I Jabodetabek Purnomo Radiq.
PT KAI mencatat, selama periode Januari hingga NovemÂber 2011 ini, terjadi 68 kasus pencurian kabel dan komponen sinyal lainnya oleh masyarakat. Hanya sedikit dari kejadian itu yang diproses secara hukum.
Salah satu akibat pencurian kabel mengakibatkan terhentiÂnya lalu lintas kereta terjadi pada 6 Desember 2011. KRL ekoÂnomi tujuan Jakarta-Bogor terÂhenti di Stasiun Tanjung BaÂrat dan sempat mengeluarkan api lantaran ada kabel putus. Karena kejadian ini, penumÂpang berhamburan keluar dan terpaksa mencari alternatif transportasi lain atau terpaksa menunggu hingga perbaikan selesai.
Bisa Bangun, Tapi Malas Menjaganya
Pengamat masalah perkotaÂan dari Universitas Trisaksi Yayat Supriatna menduga pengÂrusakan dan pencurian bagian-bagian fasilitas publik lantaran kurangnya pengawasan.
“Pengawasan itu berbeda deÂngan pembangunan. PengaÂwaÂsan itu proyeknya kecil dan daÂnaÂnya rutin. Bahkan terkadang tidak ada (dananya). Makanya Pemda jarang mau meliriknya,†ujar Yayat.
Lantaran malas mengawasi, akibat sejumlah orang mencoÂpoti bagian-bagian fasilitas umum karena faktor ekonomi maupun iseng.
“Kejahatan bukan hanya kriÂminalitas pada orang per orang. Kejahatan aset publik juga meÂningkat. Banyak orang putus asa dan membela diri untuk berÂtahan hidup dengan cara yang tidak baik,†katanya.
Menurut Yayat, pemerintah perlu memberikan penyadaran bahÂwa fasilitas umum itu dibaÂngun untuk masyarakat. Sebab itu perlu dijaga dan dirawat bersama.
“Berdayakan dong LSM atau organisasi kemasyarakatan unÂtuk hal positif. Misalnya meÂmanfaatkan kolong jalan tol unÂtuk kepentingan positif yang tiÂdak merusak,†imbuhnya. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
UPDATE
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:48
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:38
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:31
Kamis, 10 Oktober 2024 | 07:17
Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:50
Kamis, 10 Oktober 2024 | 06:20
Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:50
Kamis, 10 Oktober 2024 | 05:25
Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:58
Kamis, 10 Oktober 2024 | 04:30