Berita

andi arief/ist

Inilah Penjelasan Istana Negara tentang Wacana Negara Gagal

KAMIS, 21 JUNI 2012 | 17:58 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Pihak Istana Negara mencoba memberikan penjelasan mengenai wacana negara gagal yang dalam dua hari terakhir ini menjadi salah satu trending topics dalam pembicaraan di banyak kalangan. Penjelasan pihak Istana Negara sudah barang tentu mematahkan tudingan yang menyebut Indonesia adalah negara gagal.

"Selama sepuluh tahun sepanjang era reformasi, kita berhasil melewati arus sejarah yang tidak mudah. Kita mampu  menjawab tantangan jaman dan tuntutan rakyat untuk melakukan perubahan-perubahan yang fundamental.  Saat ini, kita telah tampil sebagai  salah satu negara demokrasi yang  paling stabil dan mapan di Asia. Negara kita juga tercatat sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Di Asia Tenggara, saat ini negara kita tercatat sebagai negara dengan skala ekonomi terbesar," ujar salah seorang Staf Khusus Presiden, Andi Arief, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Kamis, 20/6) sambil menambahkan bahwa kini Indonesia dikenal sebagai emerging economy.

Indonesia, sambung Andi Arief, memiliki peluang yang sangat baik untuk menjadi salah satu dari sepuluh negara dengan skala ekonomi terbesar di dunia dalam dua sampai tiga dasawarsa mendatang. Semua prestasi yang dicapai dalam beberapa tahun terakhir menegaskan kepercayaan bahwa jalan menuju masa depan yang lebih baik berada di depan.   

"Dengan kepercayaan diri yang penuh namun tetap rendah hati, bisa pastikan bahwa kita bukan negara yang berada di bibir jurang kegagalan dan kebangkrutan," katanya lagi.   

Menurut dia, persepsi tentang negara gagal telah sirna setelah Indonesia berhasil sepenuhnya keluar dari krisis multi-dimensional yang berlangsung pada kurun 1998-1999. Itulah masa dimana Indonesia berada dalam keadaan yang sangat kritis. Pertumbuhan ekonomi sempat negatif karena mengalami kontraksi. Lalu, hampir semua lembaga keuangan dan perbankan kehilangan kepercayaan pelaku pasar, baik dalam dan luar negeri. Selain itu, Indonesia di kurun waktu tersebut juga menghadapi konflik komunal berbasis etnik dan agama di sejumlah daerah. Hal lain yang juga serius adalah ancaman disintegrasi territorial. 

"Itulah saat di mana fenomena negara gagal dan bangkrut berada di depan mata kita," ujarnya lagi.

Sejak kita berhasil melakukan pemilu demokratis pertama di tahun 1999 secara damai, Indonesia dikatakan secara berangsur-angsur berhasil menyingkirkan halangan paling serius dalam transisi demokrasi. Dalam masa transisi awal itu,  lembaga-lembaga baru di tingkat negara dilahirkan untuk memper-kuat prinsip umum yang dijunjung dan dimuliakan dalam demokrasi, seperti checks and balances, partisipasi dan kontrol publik,  pers yang bebas, dan  penghormatan atas hak asasi manusia.

"Negeri ini dengan cepat juga telah mendorong terjadinya desentralisasi dan otonomi daerah yang nyata dan luas. Gambaran tentang negara gagal itu menjauh dari pandangan kita. Sebaliknya, jauh dari anggapan yang pesimistis itu, Indonesia justru sedang berada dalam sebuah transformasi di semua bidang secara berkelanjutan," demikian Andi Arief. [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya