Berita

saleh daulay

SUAP PAJAK

SPD Khawatir, Penggelapan Pajak Diorganisir

JUMAT, 08 JUNI 2012 | 11:26 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

RMOL. Kasus-kasus penggelapan pajak yang terus terjadi merupakan indikasi adanya tindakan kriminal yang terorganisir. Tidak tanggung-tanggung, tindakan itu dilakukan oleh orang-orang pintar dan juga orang-orang kaya. Tindakan kriminal yang terorganisir ini jauh lebih berbahaya dari kriminal biasa.

"Kalau kriminal biasa, misalnya perampokan, dampaknya paling dirasakan satu atau sekelompok orang. Sementara tindak kriminal yang terorganisir dirasakan oleh banyak orang. Menggelapkan pajak itu kan sama dengan menghambat pembangunan sekolah, rumah sakit, jalan raya, dan lain-lain yang menyentuh hajat hidup orang banyak," ujar Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Saleh P. Daulay, kepada Rakyat Merdeka Online (Jumat, 8/6).

Bahayanya lagi, lanjut Saleh, tindakan ini dilakukan secara kolaboratif antara orang pintar dan orang kaya. Orang pintar yang dimaksud adalah petugas pajak, sementara orang kaya adalah para pengusaha dan pemilik modal.

"Logikanya, orang-orang pintar ini kan sudah dibayar mahal. Sementara orang-orang kaya sudah punya uang banyak. Artinya, mereka mau melakukan itu tentu karena hasilnya besar. Kalau receh-receh, mana mungkin mereka mau mempertaruhkan jabatan dan nama baiknya," imbuh Saleh.

Yang lebih mengkhawatirkan, kejahatan itu dilakukan secara sistematis dan kelihatannya massif. Banyaknya kasus-kasus yang terungkap selama ini membenarkan hal itu. Kalau satu kasus saja bisa merugikan negara sampai ratusan miliar, tentu bila dilakukan secara massif kerugiannya bisa mencapai triliunan.

Dalam konteks ini, Menteri Keuangan Agus Martowardojo dituntut menuntaskan masalah ini sampai ke akar-akarnya. Selama ini, kesalahan hanya ditimpakan pada setingkat dirjen saja. Kalau sudah sistematis dan massif semacam ini, menterinya juga harus bertanggung jawab. Kalau tidak mampu, menteri pun layak untuk mengundurkan diri. [zul]


Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya