Berita

ilustrasi

Tidak Tepat KPK Barter Hukuman Miranda dengan Centurygate

KAMIS, 07 JUNI 2012 | 17:06 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Ada usul agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menawarkan status justice collaborator, memberi perlindungan dan keringanan hukuman terhadap tersangka Miranda Swaray Goeltom dengan catatan mau membongkar dugaan mega korupsi bailout Bank Century.

Bagi anggota Komisi Hukum DPR RI, Syarifuddin Sudding, usul tersebut tidaklah tepat. Dengan kewenangan yang ada, kata dia, KPK seharusnya bisa membongkar Canturygate tanpa mengemis keterangan kepada seseorang yang diduga menjadi pelakunya.

"Satu langkah yang tidak tepat bila hukuman dibarter dengan iming-iming atau berbagai tawaran. Saya tidak setuju KPK menggunakan pola menawarkan keringanan, berbagai iming-iming agar orang bisa diajak kerjasama," kata dia kepada Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Kamis, 7/6).


"Kewenangan yang begitu besar yang dimiliki KPK cukup menjadi modal membongkar kasus itu," sambung dia.

Miranda kini berstatus tersangka dalam perkara suap cek pelawat untuk pemilihan dirinya sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004 lalu.

Sebagai Deputi Gubernur Senior BanK Indonesia, Miranda diyakini mengetahui banyak informasi mengenai permainan dan persekongkolan proses pemberian bailout Rp6,7 triliun kepada Bank Century tahun 2008 lalu. Pansus Century DPR dalam putusan Opsi C-nya menyebut Miranda sebagai satu dari sekian orang yang harus bertanggungjawab dengan bailout tersebut.Saat ini Miranda sendiri berstatus tersangka suap cek pelawat.

Terlepas apakah Miranda mau bekerjasama atau tidak, kata dia, KPK tetap harus mampu mengumpulkan bukti-bukti sehingga korupsi bailout Century bisa terbongkar. Kalau memang sudah dikantongi bukti cukup, maka bisa saja menetapkan Miranda sebagai tersangkanya terlebih dulu.

"Selama ada dua bukti yang cukup tidak masalah dia (Miranda) ditetapkan (tersangka). Tapi jangan dijadikan tersangka dalam satu kasus dengan alasan tidak cukup bukti dalam kasus yang lainnya. KPK harus profesional," tandasnya.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya