Berita

saleh p. daulay

GRASI UNTUK CORBY

Saleh Daulay Kuatkan Desakan JK agar Presiden SBY Bicara!

SELASA, 29 MEI 2012 | 15:49 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

RMOL. Rencana sebagian anggota DPR mengajukan hak interpelasi terkait keputusan Presiden SBY memberikan grasi kepada terpidana kasus narkotika Schapelle Corby, asal Australia, tidak boleh dipandang sebelah mata.

Rencana itu setidaknya mengindikasikan bahwa ada sesuatu yang tidak jelas dalam pemberian grasi kepada Corby. Karena itu, SBY harus segera memberikan penjelasan dibalik kemurahan hatinya tersebut.

"Memang grasi itu hak presiden yang diakui oleh konstitusi. Tetapi, pada saat yang sama Anggota DPR juga memiliki hak untuk mengajukan hak interpelasi yang diatur dalam undang-undang," ujar pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Saleh P. Daulay kepada Rakyat Merdeka Online Selasa (29/5).

Menurut Saleh, bila SBY memberikan penjelasan yang bisa diterima oleh DPR dan juga masyarakat, tentu kebijakan itu harus didukung. Jangan sampai ada banyak penafsiran dan gonjang-ganjing di balik keputusan itu. Apalagi, isu ini rawan dipolitisasi untuk kepentingan para penentang kebijakan SBY.

"Masalahnya, pihak Istana tidak memberikan penjelasan yang memadai. Kan tidak mungkin ujug-ujug SBY memberikan grasi. Menurut pemahaman awam, pasti ada sesuatu di balik itu. Nah, itu yang perlu dijelaskan," ungkap Saleh.

Penjelasan SBY tidak hanya penting untuk pemerintah RI, tetapi juga penting bagi pemerintah Australia. Setidaknya, hubungan diplomatik kedua negara yang selama ini sangat baik tidak terganggu dengan isu ini. Apalagi, selama ini pihak kedubes Australia sangat serius melakukan advokasi terhadap Corby.

Pada Minggu, mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, menilai, pemberian grasi kepada narapidana asal Australia, Schapelle Corby adalah hak Presiden SBY. Pemberian grasi itu juga setelah mendengar pertimbangan Mahkamah Agung dan ahli hukum lainnya.

Tapi, untuk meredakan polemik, Presiden SBY harus menyampaikan secara langsung alasan pemberian grasi tersebut. "Intinya kita tunggu penjelasan Presiden langsung. Presiden harus bicara," demikian JK. [zul]


Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya