ilustrasi
ilustrasi
RMOL. Setelah reformasi pada Mei 1998 lalu, situasi yang terjadi malah semakin buruk. Akibatnya situasi politik Indonesia jadi karut marut tidak karuan.
"Persoalan-persoalan yang dialami pasca reformasi semakin banyak, buktinya selama saya menjadi aktivis banyak teror yang dialami. Mulai dari teror fisik, hingga ancaman bagi keluarga," ujar aktivis '98 Sarbini.
Hal tersebut disampaikanya dalam refleksi tragedi kemanusiaan dan pemutaran video puisi Denny JA yang berjudul Sapu Tangan Fang Yin di Sahid Jaya Hotel, Jakarta Senin, (28/5).
Sarbini menuturkan, sampai saat ini kehidupan keluarganya menjadi tidak jelas. "Bahkan kami sekeluarga menjalani hidup nomaden akibat dari teror dari segala lini."
Meski demikian, lanjut Sarbini sejak Almarhum Abdurrahman Wahid menjabat Presiden RI, aktivis baru merasakan kebebasan dari teror. Dia juga berharap fakta sejarah harus terungkap, untuk mengetahui siapa aktor dibalik tragedi yang merugikan banyak orang bahkan etnis Tionghoa ini. "Generasi yang tidak terlibat akan mengetahiu siapa sebenarnya yang menjadi aktor dan sutradaranya. Sampai sekarang kami (aktivis '98) masih terus mencari," ungkapnya.
Saat ini, tambah Sarbini adanya kekuasaan di kubu elit politik menyebabkan beberapa fakta sejarah tidak ada yang berani untuk mengungkapnya. "Terbukti kini pelaku bebas melenggang, tidak ada punish and reward untuk orang-orang yang mengungkap kesalahan dan menguak fakta sejarah," pungkasnya. [zul]
Populer
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
UPDATE
Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14
Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11
Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43
Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36
Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35
Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34