RMOL. Pengumuman hasil Ujian Nasional (UN) untuk tingkat SMA sederajat di seluruh Indonesia dilakukan secara serentak pada Sabtu lalu (26/5). Ada dua metode untuk mengetahuinya, yakni melalui online atau datang ke sekolah.
Hasil UN SMA yang digelar seÂcara serentak seluruh Indonesia pada 26 Maret lalu sebanyak 99,65 persen siswa SMA di DKI JaÂkarta dinyatakan lulus. SeÂmenÂtara 190 orang atau 0,35 persen siswa di DKI dinyatakan tidak lulus UN.
Hasil UN yang diraih DKI JaÂkarta pada tahun ini mengalami peÂningkatan dari tahun sebeÂlumnya. Di tahun 2011, tingkat kelulusan siswa SMA sebesar 99,55 persen dan sebanyak 251 sisÂwa dinyatakan tidak lulus ujian.
Namun, bila dilihat dari nilai rata-rata sekolahnya, SMA di DKI Jakarta hanya menempati peringkat ke-15 dari 33 provinsi di Indonesia. Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan rata-rata nilai ujian nasional SMA di DKI 7,44.
Sementara peringkat tertinggi nilai rata-rata tiga mata pelajaran UN diraih Provinsi Jawa Timur deÂngan rata-rata nilai 8,18. DiÂsusul Provinsi Bali dan Bengkulu deÂngan nilai 8,11 dan 8,10. AdaÂpun peringkat terendah provinsi Nusa Tenggara Timur dengan rata-rata nilai 5,98.
Kendati berada di peringkat ke 15, Dinas Pendidikan dan KebuÂdaÂyaan DKI Jakarta masih bisa berÂnapas lega. Soalnya, ada seÂorang siswa SMA di DKI Jakarta yang berhasil menduduki peÂringÂkat keempat nilai UN tertinggi di tingkat nasional.
Murid tersebut adalah FlorenÂcia Irena, siswa jurusan IPA SMA Katolik Santa Ursula yang terÂletak di Jalan Pos II, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Florencia menÂdaÂpatkan nilai UN murni sebesar 58,45.
Rakyat Merdeka coba berkunÂjung ke SMA Santa Ursula yang persis terletak diseberang dengan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat Sabtu lalu.
Suasana sekolah terlihat leÂngang. Hanya terlihat beberapa mobil dan sepeda motor di haÂlaman depan yang berfungsi seÂbagai lapangan basket sekaligus tempat parkir.
“Kalau hari Sabtu tidak ada jadwal belajar. Pada hari Sabtu di seÂkolah hanya ada kegiatan eksÂtrakurikuler saja. Itu pun pagi hari,’’ kata seorang petugas keÂamanÂan yang ada di depan gerbang.
Apakah siswa tak datang ke sekolah untuk melihat penguÂmumÂan hasil UN? Petugas itu bilang hanya sedikit siswa kelas XII yang datang untuk mengeÂtaÂhui pengumuman yang ditempel di sekolah. Kebanyakan memilih melihat pengumuman di internet.
“Di sekolah sendiri, penguÂmumÂan ditempel di mading seÂkolah yang berada di lantai 2. BaÂgi siswa yang hendak melihat hasil UN silakan menuju ke atas,’’ terangnya.
Florencia siswa yang memÂperoleh nilai tertinggi terlihat memasuki gerbang sekolah. Ia mengenakan seragam putih abu-abu. Setelah melewati pintu besi yang ada persis disebelah pos satpam, perempuan berkacamata ini menuju ke lantai 2 sekolah.
Hari itu, merupakan hari peÂngumuman kelulusan bagi siswa SMA sederajat, termasuk sekolah tempat Florencia menimba ilmu. Hanya ada dua hasil UN: lulus atau tidak lulus. Namun wajah peÂrempuan muda ini terlihat. SeÂnyum selalu mengambang di biÂbirÂnya, saat berjalan menuju ke maÂding, tempat dimana penguÂmuman kelulusan ditempel.
Bergabung bersama enam teÂmannya, wanita yang akrab disaÂpa Flo ini terlihat kegirangan saat melihat salah satu namanya ada di daftar siswa yang lulus ujian.
Senyumnya bertambah lebar ketika mengetahui kalau dirinya mendapatkan nilai ujian tertinggi untuk tingkat DKI dan keempat untuk tingkat nasional.
“Pastinya saya senang benget. Saya tidak menyangka akan menÂdapatkan nilai yang sangat bagus. KeÂmarin saat ujian, saya hanya berÂusaha bagaiamana bisa meÂnyeÂlesaikannya dengan baik,†tutur Flo.
Rekan-rekannya yang merasa kagum atas prestasi Flo pun langÂsung memeluk dan berjabat taÂngan untuk mengucapkan selaÂmat. Tak berapa lama, ketujuh muÂrid perempuan termasuk Flo menuju salah satu di ruangan sekolah.
Ruangan ini dibangun menyeÂrupai panggung, dengan alas terÂbuat dari papan kayu warna cokÂlat yang sudah dipernis mengÂkilat. Ketujuh dara muda itu meÂmilih duduk di panggung itu.
Salah seorang dari mereka keÂmudian mengeluarkan laptop warna putih dari tasÂnya. SemenÂtara, Flo dan beberapa temannya mengeluarkan buku dan pulpen dari tas masing-masing.
“Kami ingin bertanya saja sama Flo tentang beberapa soal yang kemarin sempat bingung saat diujikan. Kami tahu selama ini dia murid yang pintar, pasti bisa menjawab soal. Apalagi mata pelajaran Matematika, dia menÂdapatkan nilai 10,†kata Vania, teman Flo.
Tak berapa lama, ketujuh siswi tersebut terlibat pembahasan seÂbuah soal Matematika, dimana Flo sebagai pengajarnya. SeseÂkali, terdengar tertawa kecil dari ketujuh siswa tersebut.
Di mata-mata temannya, Flo meÂmang murid yang sudah terÂkenal kepintarannya, terutama di bidang science atau ilmu pasti. NaÂmun untuk bergaul, ternyata Flo juga dikenal anak yang supel.
“Biar pintar, dia itu sosok teÂman yang asyik diajak bermain. SeÂlain akademik, dia juga berbaÂkat daÂlam bidang musik lho. Kan dia itu ikut ekskul musik berÂsamÂa-sama dengan kami,†terang Vania.
Flo sendiri yang coba diwaÂwanÂcarai menjawab dengan malu-malu pujian dari teman-teÂmannya tersebut. Dia justru meÂrendah diri dengan mengatakan kalau keberÂhasilannya itu hanya diÂraih karena belajar dengan giat saja.
Apa trik khusus untuk bisa meÂraih nilai tinggi? “Waktu mengÂhadapi UN saya belajar biasa saja sebenarnya, tidak ada trik khuÂsus.Saya pun tidak meÂmakÂsakan diri untuk belajar hingga jam 2 malam. Saya lebih memilih banyak istirahat yang cukup agar fisik baik,†jawab Flo.
Ketimbang menghafal, Flo lebih memilih memperbanyak meÂngerjakan contoh-contoh soal. Dengan begitu, dirinya merasa bisa langsung mempraktelkan teori yang didapat sekaligus mengÂasah kemampuannya.
“Saya memang sejak kecil suka dengan pelajaran menghitung. Dan di SMU ini, saya senang seÂkali dengan soal Fisika yang juga syarat akan rumus dan hitung-hitungan,†terangnya.
Karena kecintaannya terhadap Fisika, Flo sempat mewakili InÂdonesia dalam Olimpiade Fisika Internasional di Korea. Bahkan April tahun lalu, Flo pernah mengÂgondol Juara Harapan I paÂda lomba Atmajaya Science Fair di bidang Fisika.
Apa rencana setelah lulus? WaÂnita berambut sebahu dan diÂkuncir satu ini mengatakan seÂdang bersiap-siap meneruskan studi di luar negeri.
Ujian Nasional Bukan Ajang Juara-juaraan
Kepala Dinas Pendidikan DKI JakartaTaufik Yudi MulÂyanto, cukup puas dengan hasil Ujian Nasional (UN) yang dicapai siswa DKI.
“Ujian Nasional ini bukan perlombaan, jadi saya tak mau berbicara tentang ranking proÂvinsi,†katanya ketika ditanya meÂngenai peringkat DKI yang hanya berada di urutan 15 dari segi hasil UN.
Menurut dia, hasil yang diÂcapai siswa DKI Jakarta meÂnunÂjukkan bahwa siswa dan guru berhasil memenuhi tanÂtangÂan pendidikan. “Dan kami melakukan UN sesuai dengan standar operasional (SOP),†kilahnya.
Menteri Pendidikan dan KeÂbuÂdayaan M Nuh mengaÂtakan, kebanyakan nilai siswa jatuh di mata pelajaran Bahasa IndoÂnesia dan Matematika. AkibatÂnya, siswa itu tidak lulus.
Kata dia, bagi siswa yang ingin cepat masuk ke perguruan tinggi, dapat mengikuti ujian kesetaraan atau ujian Paket C.
Meski ada berbagai wacana untuk menghapuskan UN, KeÂmenterian Pendidikan dan Kebudayaan menganggap perlu ada UN.
Dari ujian nasional inilah bisa dipetakan kemampuan siswa, mengukur kemampuan guru, konÂdisi sekolah dan lainÂnya.
Peminat Masuk PTN Tanpa Ujian Meningkat...
Proses Seleksi Nasional MaÂsuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur undangan telah dilaksanakan meski peÂngumuman hasil Ujian NaÂsioÂnal baru diumumkan Sabtu lalu (26/5). Bahkan pada hari yang sama, panitia SNMPTN 2012 sudah mengumumkan siswa yang diterima.
“Jumlah pendaftar yang diÂnyatakan lulus seleksi (SNÂMÂPTN) sebanyak 53.401 siswa, terÂmasuk di dalamnya siswa peÂnerima Program Bidikmisi,†tutur Sekretaris Panitia SNMÂPTN 2012, Rochmat Wahab di Gedung Dikti, Kantor KemenÂdikbud, Jakarta.
Mereka yang lulus melalui jalur undangan ini, kata RochÂmat, tidak sampai setengah dari jumÂlah siswa yang mendaftar. Menurutnya, jumlah pendaftar SNMPTN jalur undangan tahun 2012 sebanyak 236.811 siswa. Tapi, angka itu bertambah 9 perÂsen dibandingkan dengan pendaftar pada SNMPTN jalur undangan tahun 2011.
“Pendaftar yang dinyatakan lulus jalur undangan SNMPTN 2012 diterima di 61 Perguruan Tinggi Negeri. Selanjutnya meÂreka harus mendaftar ulang di PTN penerima,†ujarnya.
Khusus untuk pelaksanaan jalur Ujian Tertulis, menurut Rochmat, hingga Sabtu siang keÂmarin sebanyak 397.601 PIN dan KAP pembayaran biaya ujian telah dikeluarkan. Jumlah itu terdiri atas IPA/IPS seÂbaÂnyak 276.521 dan IPC seÂbaÂnyak 121.080, di luar program Bidikmisi.
“Bagi calon yang telah meÂmiliki PIN dan KAP, harus segera melakukan pendaftaran online. Ini untuk menghindari kepÂadatan akses pada akhir jadwal pendafÂtaran, yang akan ditutup pada tanggal 31 Mei 2012,†ucap Rektor UNY itu. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
UPDATE
Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:05
Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:04
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:58
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:42
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:23
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:11
Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:59
Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:44