Berita

ilustrasi

Tidak Masuk Akal, Bankir Kaya Disubsidi Sementara Rakyat Dilarang Terima Subsidi

JUMAT, 25 MEI 2012 | 21:49 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Krisis moneter di kurun 1997-1998 silam dipicu oleh dua hal utama. Pertama, para pemilik bank menggunakan dana nasabah untuk kepentingan kelompok bisnis mereka sendiri. Akibatnya, rasio kecukupan modal yang dimiliki bank mereka menjadi anjlok. Kedua, International Monetary Fund (IMF) memanfaatkan keadaan itu dan memaksa pemerintah menutup bank-bank tersebut.

Kepanikan terjadi. Masyarakat yang sudah tidak percaya pada sistem perbankan menarik dana mereka atau rush. Akibatnya, krisis moneter pun berubah menjadi krisis ekonomi.

Untuk menyelamatkan sebagian bank, pemerintah atas instruksi IMF menyuntikkan dana segar yang kemudian dikenal dengan nama Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) atau obligasi rekapitulasi.

Begitu dijelaskan mantan Menteri Koordinator Perekonomian, DR. Rizal Ramli, dalam perbincangan bertajuk "Skandal Subsidi Bunga Obligasi Rekap Rp 60 Triliun Pertahun sampai Tahun 2040" di salah satu stasiun TV swasta, Jumat malam (25/5).

Kini pembayaran bunga obligasi rekapitulasi itu mencapai angka Rp 60 triliun per tahun, dan akan terus dibayarkan hingga 2040. Ini artinya, pemerintah memberikan subsidi yang begitu besar kepada para pemilik bank.

"Subsidi ini sama sekali tidak masuk akal, rakyat dilarang menerima subsidi tapi bankir kaya justru disubsidi," katanya.[dem]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya