ilustrasi
ilustrasi
RMOL. Pemerintah selama ini kelihatan tidak merasa resah dan terbebani kalau ada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang meninggal dunia, bahkan dengan cara tidak wajar di luar negeri.
"Padahal, pembunuhan tidak dibenarkan, apapun alasannya," kata Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah, dalam diskusi Perspektif Indonesia, dengan tema Pahlawan Devisa yang Tersia-Sia di ruang wartawan DPD RI, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, (27/4).
Anis melihat, selama ini negara tempat TKI bekerja acap kali tidak menyebutkan alasan yang jelas kenapa pahlawan devisa itu meninggal. Lebih celaka lagi, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di negara tempatan dan pemerintah di Indonesia tidak aktif memproses dan menyelidiki penyebab kematian tersebut.
Anis heran dengan sikap pemerintah itu padahal, baru saja meratifikasi konvensi PBB yang berkaitan dengan masalah perburuhan ke dalam UU.
"Apa yang kita sakasikan, pemerintah sangat kontra. Apalagi 12 April lalu disahkannya UU Buruh Migran. Konvensi sangat tegas dalam UU. Hak migran mendapatkan perlindungan hukum dan preses hukum yang fair. Tapi mana buktinya? Sangat disayangkan, banyak warga kita meninggal tidak diketahui sebabnya. Namun KBRI dan pemerintah merasa ini hanya musibah semata," Anis miris. [zul]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
UPDATE
Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07
Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48
Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32
Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17
Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03
Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38
Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21
Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13
Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06
Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47