dahlan iskan
dahlan iskan
RMOL. Ada banyak penyebab kenapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkinerja buruk. Tapi, dari semua alasan itu, yang paling dominan adalah tidak adanya kekompakan sesama direksi yang memimpin perusahaan negara tersebut. Hal ini disebabakan karena adanya intervensi dari luar.
Untuk mengatasi persoalan itulah, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengeluarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor 236/MBU/2011.
"Sudah saya temukan caranya (mengatasinya). Dan (caranya) yang sekarang agak heboh-heboh ini," kata Dahlan dalam acara Mata Najwa di Metro TV Rabu malam (18/4).
Meski begitu, lewat Kepmen tersebut, bukan berarti Dahlan menabrak aturan dalam mengangkat direksi perusahaan plat merah tersebut.
"Tergantung perusahaannya. Perusahaan-perusahaan yang tidak harus lewat TPA (Tim Penilai Akhir), saya putuskan langsung (siapa direksinya). Perusahaan-perusahaan yang harus lewat PTA, lewat PTA," ujarnya.
Dahlan mengakui, banyak orang orang mengira bahwa seluruh perusahaan BUMN itu pemilihan direksinya lewat TPA. Padahal hanya BUMN tertentu saja yang lewat TPA.
"Kebetulan, misalnya (perusahaan) Perkebunan, yang (pemilihan direksinya) sedang diributkan itu (bukan lewat TPA). Dan saya kira memang terlalu banyak orang yang objek di perkebunan. Sehingga saya menyadarilah bahwa ini akan heboh. Dan itu tidak apa-apa. Di kira Perkebunan itu lewat TPA, padahal nggak," jelasnya.
Untuk PT. Garuda Indonesia, Dahlan menjelaskan, pemilihan direksinya lewat TPA. Tapi, untuk kontesk Emirsyah Satar, Direktur Utama Garuda Indonesia saat ini, Dahlan hanya memperpanjang masa jabatannya, bukan mengangkat.
"Kan harus pengangkatan yang lewat TPA," dalih Dahlan.
Bukankah itu pengangkatan dan perpanjangan hanya permainan terminologi?
"Ya terserah. Tapi menurut saya (pengangkatan) itu tidak melanggar. Kalau orang lain mengatakan melanggar, kita beradu argumentasi," tantang mantan Dirut PLN ini.
Dahlan mengakui, pengangkatan Dirut BUMN lewat TPA akan meminimalkan unsur subjektifitas. Tapi, Dahlan akan tetap menunjuk langsung pimpinan perusahaan yang tanpa harus lewat TPA.
"Betul itu. Saya juga bukan Tuhan, yang bisa objektif. Tapi saya coba lewat satu sistem, yang sistem itu menghindar kan sejauh mungkin subjektifitas," beber bos Jawa Pos Group ini.
Dahlan meyakinkan, bahwa dirinya tidak punya keinginan apa pun dan tidak ingin memanfaatkan apa pun terkait jabatan yang ia emban saat ini. "Itu saja saya kira satu sumbangan yang cukup besar," demikian Dahlan. [zul]
Populer
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26
UPDATE
Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12
Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09
Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08
Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04
Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58
Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57
Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38
Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33
Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33
Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31