Berita

dahlan iskan/ist

INTERPELASI UNTUK DAHLAN ISKAN

Untuk Meyakinkan DPR, Dahlan Iskan Harus Buat Pakta Integritas

SELASA, 17 APRIL 2012 | 11:09 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

RMOL. Masa depan perusahaan Badan Usaha Milik Negara, setelah keluarnya Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor 236/MBU/2011, adalah tergantung Menteri BUMN Dahlan Iskan sendiri.

"Nah, itu tergantung apakah Dahlan Iskan ini orang yang punya motif ingin menguasai sendiri BUMN dengan cara seperti ini atau dia sebenarnya sungguh-sungguh memperbaiki kinerja BUMN," ujar pengamat ekonomi politik Syahganda Nainggolan kepada Rakyat Merdeka Online pagi ini (Selasa, 17/4).

Supaya Kepmen itu tidak ditanggapi negatif dan menjadi dalih bagi DPR untuk mengajukan hak interpelasi, menurut Syahganda, Dahlan Iskan harus membuktikan bahwa dia tidak akan melakukan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) lewat keberadaan Kepmen tersebut.

"Dia harus buat pakta integritas antara dirinya dengan DPR, yang mengusulkan interpelasi ini. Pakta integritas ini tentu tidak dimaksudkan mengurangi wewenang Presiden sebagai atasan dia," jelas Syahganda.

Dalam pakta integritas itu, Dahlan Iskan harus berjanji tidak punya ambisi menjadi Presiden pada 2014 dengan memanfaatkan jabatannya di BUMN. Dahlan Iskan juga harus berkomitmen, tidak akan mengambil keuntungan pribadi dengan merebut proyek-proyek BUMN. Bagi Syahganda, pakta integritas itu penting untuk menepis tudingan miring sejumlah kalangan saat ini terhadap Dahlan.

"Misalnya, dia terlalu dekat dengan Chairil Tanjung. Dia kan yang dianggap publik mendorong Dahlan Iskan menjadi menteri BUMN. Apakah dengan adanya tangan Chairul Tanjung sebagai staf khusus, Pak Abdul Aziz, tidak ada kepentingan Chairul Tanjung di sana. Inikan kecurigaan publik," ungkapnya.

Apalagi, publik masih ingat kasus pembobolan dana BUMN PT. Elnusa sebesar Rp 111 miliar di Bank Mega. Bank tersebut adalah milik Chairil Tanjung. "Kenapa Elnusa itu titip duit sebegitu banyak di Bank Mega. Elnusa kan perusahaan negara, kenapa titip di Bank Mega," tanya Syahganda. [zul]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya