Berita

Illustrasi by Kaskuser@2012

On The Spot

Tas Ical Diisi Sembako,Dibagikan Waktu Reses

Anggota DPR Bisa Ikut Pajang Foto
SELASA, 10 APRIL 2012 | 09:14 WIB

RMOL. Partai Golkar kemungkinan besar bakal mengusung ketua umumnya, Aburizal Bakrie menjadi calon presiden di 2014. Sosialisasi mulai dilakukan. Salah satunya lewat tas dan spanduk.

Keputusan untuk mem­per­kenalkan Aburizal�"yang akrab disapa Ical�"ke masyarakat di­am­­bil saat partai beringin mera­ya­kan hari jadinya yang ke-44 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu lalu (8/3).

Acara itu dihadiri pengurus partai maupun anggota DPR yang ber­asal dari Partai Golkar.  “Pada acara itu kami sepakat men­du­kung sosialisasi Pak Ical sebagai ca­pres dari Golkar kepada ma­syarakat yang ada di dapil,” kata anggota Fraksi Partai Demokrat, Deding Ishak.

Sebanyak 106 anggota Fraksi akan membuat tas kantong dan spanduk bergambar Ical. Kese­pa­katan ini dituangkan surat edaran fraksi bernomor INT.00.2130/FPG/DPRRI/III/2012. Di dalam surat yang dibuat tanggal 26 Ma­ret itu, setiap anggota diminta mem­beli seharga Rp 10 juta. De­ngan uang sejumlah itu, dia ber­hak mendapat 1.000 tas dan 25 spanduk.

“Ini usulan dari bawah (Fraksi) dan bukan dari DPP (Partai Golkar). Bagi yang bayar lebih yang dipersilakan,” kata Deding.

Selain gambar Ical, anggota Fraksi yang bisa mencantumkan foto dirinya di tas dan spanduk yang dibeli. “Kalau di dapil (dae­rah pemilihan) saya di Jabar, tas dan spanduknya bergamba saya dan Pak Ical,” kata Deding.

Ia mengaku belum menerima tas dan spanduk meski sudah mem­bayar. “Mungkin Minggu depan (15/4) tas sudah saya te­rima Soalnya Senin sudah masuk waktunya reses,” katanya.

Biasanya, anggota DPR meng­gunakan waktu reses untuk me­ngunjungi daerah pemilihannya. Menurut Deding, tas itu bisa diisi sembako yang akan dibagi-ba­gikan kepada konstituennya.

“Nilai sembako diserahkan ke­pada masing-masing anggota untuk kepentingan konstituen di da­pil masing-masing,” tambah Bam­­bang Soesatyo, anggota Fraksi Partai Golkar DPR lainnya.

Menurut dia, setiap anggota Fraksi harus siap menyukseskan program ini. Dukungan terhadap pen­calonan Ical perlu diberikan walaupun tanpa ada surat edaran dari fraksi. “(Sebab) dalam rapat fraksi kesepakatan itu (telah) diputuskan,” katanya.

Bambang merasa tidak ter­bebani dengan program ini ka­re­na bertujuan mensosialisasi Ical sebagai calon presiden di 2014.

“Ini upaya konsolidasi dan sosialisasi pencapresan, kami semua mendukung dan berharap kerja simultan itu berjalan efektif hingga 2014. Jangankan Rp 10 juta, lebih dari itu pun kami beri­kan sesuai kemampuan yang ka­mi miliki saat ini untuk kebesaran Partai Golkar,” jelasnya.

Bambang melihat dengan stra­tegi “kampanye” lewat tas me­ru­pakan suatu terobosan untuk le­bih memperkenalkan Ical di ma­syarakat. “Kami yakin sebagai partai de­ngan jam terbang pu­luhan tahun, Golkar dapat men­jawab tan­tang­an zaman. Harapan kami sebagai ka­der partai, kami rela ber­kor­ban,” katanya.

Survei Tentukan Pilihan Rakyat...

Jusuf Kalla menyarankan Partai Golkar perlu melakukan survei sebelum mengusung ca­lon presiden. Lewat survei bisa dikeluarkan tren suara pemilih.

“Memang itu kewenangan par­tai (Golkar) untuk mem­bi­carakan hal tersebut. Namun yang saya pahami dan sudah di­putuskan dalam Rapimnas tahun lalu, pengusungan capres se­belumnya harus dilakukan sur­vei terlebih dahulu,” kata be­kas ketua umum Partai Golkar ini.

JK yang diusung menjadi capres pada 2009 lalu itu me­nambahkan Golkar selalu me­ngusung jargon ‘Suara Gol­kar adalah Suara Rakyat’. Tentunya sesuai jargon itu, maka calon yang hendak diusung Golkar harus yang sesuai keinginan rakyat.

“Untuk tahu itu makanya di­lakukan survei. Dengan survei bisa diketahui apa trend suara dari rakyat walau 100 persen ti­dak selalu benar. Tapi dengan sur­vei kita bisa tahu apa tren­nya. Tapi saya tidak tahu apa­kah hal itu sudah dibatalkan jadi tidak perlu survei?” kata bekas wakil presien itu.

JK menyayangkan bila ter­nyata di Golkar tidak ada lagi me­lakukan survei dalam me­ngusung calon. Tapi tunjuk lang­sung. “Hal tersebut bakal me­nutup peluang kader-kader yang potensial lain untuk bersaing,” katanya.

Mengenai isu dirinya bakal diusung Partai Nasional De­mokrat (Nasdem), JK masih belum berkomentar. “Ya kita lihat nanti perkembangannya.”

Golkar Tutup Pintu Buat JK

Rapimnas Dipercepat

Partai Golkar akan mem­per­cepat rapat pimpinan nasional (ra­pimnas). Rapat ini bakal me­mutuskan Aburizal Bakrie se­bagai satu-satunya calon pre­siden yang diusung partai be­ringin di 2014 nanti.

Rencananya, rapimnas di­gelar Oktober mendatang. Di­per­cepat menjadi Juli. “Di­per­cepat supaya tidak ada dua­lisme dan DPD tidak ter­kon­taminasi iming-iming kandidat lain dari Partai Golkar yang ingin menggunakan partai ini se­bagai kendaraan politik,” kata Wakil Sekjen Partai Golkar Nurul Arifin.

Golkar, kata dia, tak lagi meng­gelar konvensi untuk men­jaring calon presiden. Kon­vensi hanya digelar pada 2004 karena saat itu tidak ada tokoh internal yang layak dimun­cul­kan. Namun saat ini Aburizal layak diusung.

Apakah rapimnas untuk me­nutup peluang Jusuf Kalla (JK) diusung menjadi capres dari Golkar? Nurul mengatakan, JK su­dah mendapat kesempatan pa­da 2009 lalu. “Alangkah baiknya sebagai negarawan memberikan peluang pada ka­der yang belum dan mem­punyai kapasitas sebagai capres,” ujarnya.

Pada Pemilihan Presden (Pilpres) 2009, Partai Golkar ber­koalisi dengan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) untuk meng­usung pasangan Jusuf Kalla-Wiranto. Pasangan ini kalah.

Mengenai popularitas JK yang masih cukup tinggi, me­nurut Nurul, untuk me­me­nang­kan pilpres tak bisa hanya meng­andalkan popularitas. Tapi perlu mesin partai politik untuk mengusungnya.

“Saya kira popularitas bukan cuma Pak JK tapi soliditas di partai harus terus dibangun. Ketua umum sudah dipilih di Musyawarah Nasional (sebagai capres),” katanya.

Beberapa waktu lalu JK me­nyatakan secara terbuka siap maju sebagai capres bila ada yang mengusungnya. Tak lama setelah itu, Ical juga  me­nyatakan siap maju sebagai ca­pres. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

UPDATE

10 Tahun Rezim Jokowi Dapat 3 Rapor Biru, 1 Rapor Merah

Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:05

Konflik Geopolitik Global Berpotensi Picu Kerugian Ekonomi Dunia hingga Rp227 Ribu Triliun

Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:04

Arzeti Minta Korban Pencabulan di Panti Asuhan Darussalam Annur Dapat Pendampingan Psikologis

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:58

KPK Sita Agunan dan Sertifikat dalam Kasus Korupsi BPR Bank Jepara Artha

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:42

Gerindra Bakal Bangun Oposisi untuk Kontrol Parpol Koalisi?

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28

Imigrasi Tangkap Buronan Interpol Asal China di Bali

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28

Hari Ini, Andi Arief Terbang ke India untuk Transplantasi Hati

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:23

Prabowo Hadiri Forum Sinergitas Legislator PKB, Diteriaki "Presiden Kita Berkah"

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:11

Akomodir Menteri Jokowi, Prabowo Ingin Transisi Tanpa Gejolak

Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:59

Prabowo Tak Akan Frontal Geser Jokowi

Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:44

Selengkapnya