Berita

haris azhar

Haris Azhar Curiga Polisi Tangkap Mahasiswa yang Kebetulan Lewat di Area Unjuk Rasa

JUMAT, 06 APRIL 2012 | 19:22 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

RMOL. Cara-cara polisi dalam menangani unjuk rasa belakangan ini dinilai bisa menurunkan kredibiltas pemerintah. Karena polisi tidak sesuai prosedur tetap (Protap) dalam mengamankan pengunjuk rasa.

"Mestinya pihak polisi bisa melakukan pendekatan secara persuasif, bukan malah represif sehingga merugikan semua pihak," ujar Koordinator Kontras Haris Azhar dalam diskusi interaktif "Catatan Kritis Penanganan Demonstrasi; antara Penegakan Hukum dan Perlindungan HAM" di sekreatriat PB HMI, Jalan Diponegoro 16A Menteng Jakarta Pusat, Jumat (6/4).

Haris menilai demo penolakan kenaikan harga BBM yang terjadi di mana-mana membuat polisi panik sehingga pengamanan berlebihan. Polisi kedodoran dalam menangani aksi demo tersebut.

"Bayangkan saja. Sebelum aksi demo BBM, polisi lebih dulu menangani konflik politik dalam pilkada di daerah. Selain itu mereka juga di hadapkan pada konflik penggusuran tanah warga, persengketaan lahan seperti Mesuji dan daerah lainya, juga kasus Bima. Semua itu menjadi akumulasi, Protap berubah," jelasnya.

Pada 'penyerangan' mahasiswa di kantor LBH, Kontras menuding polisi tidak sesuai dengan pengendalian masa dari kasus yang terkait. Harusnya polisi menangani dengan cara keterukuran dan sesuai dengan protap tidak dengan prilaku yang berlebihan.

"Kejadian di LBH, karena polisi mencurigai Konami (Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia) sebagai kelompok mahasiswa yang anarkis, itu berlebihan. Karena polisi tidak menunjukan bukti yang bisa dipertanggungjawabkan," ujar Haris.

Menurutnya, ada indikasi polisi melakukan penangkapan pada mahasiswa yang tidak terlibat dalam aksi, hanya kebetulan lewat di jalan yang sama.

"Bahkan ada skenario sesama polisi membiarkan polisi bersikap anarkis. Secara politis harusnya dari semua kejadian dapat dijadikan renungan bersama agar tidak terulang lagi," tandasnya. [zul]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya