Berita

presiden sby

PKS Minta SBY Mendengarkan Alasan Menolak Kenaikan Harga BBM

JUMAT, 06 APRIL 2012 | 15:21 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

PKS dinilai telah mengundurkan diri secara tidak langsung. Hal ini berdasarkan butir kelima dalam kontrak koalisi. Disebutkan, apabila tidak ada pernyataan mundur dari PKS, dianggap sudah mundur tanpa harus menunggu pernyataan SBY.

Namun hal itu dibantah Ketua Fraksi PKS Sohibul Iman di Jakarta (Jumat, 6/4).

"Jadi pada akhirnya, keputusan di tangan Ketua Setgab (SBY). Karena itu kami menunggu. Dan juga harus diketahui, jangan melihat hanya isi itu saja. Jadi dokumen kontrak koalisi itu banyak item-itemnya. Diantaranya butir ke-5 ini," sebutnya.

Menurutnya, siapapun anggota Setgab koalisi yang mempunyai sikap berbeda, harus diberikan hak jawab. Karena itu, tidak masuk akal PKS dievaluasi tapi tidak diberi hak jawab. "Artinya PKS tak diundang dalam satu meja yang sama untuk menjelaskan, (mengapa) kami berbeda," tandasnya.

Selain itu, sambungnya, publik dan Setgab juga harus tahu kenapa PKS sampai pada kesimpulan menolak kenaikan harga BBM. PKS juga mensinyalir anggota Setgab ada yang tidak taat pada aturan.

"Kami juga bisa menjelaskan banyak proses yang sebetulnya ingin dikomplain. Ingin merujuk pada aturan kontrak kita dan itu bisa diskusikan. Itulah hak jawab kami yang seharusnya diberikan," demikian Shohibul Iman.

Sebelumnya, pengamat politik Saleh Partaonan Daulay, menyatakan Presiden SBY dan pimpinan Setgab tidak fair memvonis PKS melanggar aturan tapi tidak dimintai hak jawab. Supaya adil, harusnya PKS dilibatkan dalam pertemuan itu. PKS diberi kesempatan menyampaikan hak jawab dan klarifikasi kenapa dia menolak kenaikan harga BBM.

"Jangan-jangan PKS punya argumentasi yang rasional. Toh, opsi yang dipilih partai koalisi juga tidak menyelesaikan masalah pemerintah," ujar Saleh kepada Rakyat Merdeka Online (Rabu, 4/4). [zul]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya