Berita

gamawan fauzi/ist

Diingatkan, Gamawan Fauzi Pernah Tolak Rencana Kenaikan Harga BBM Saat Jadi Gubernur

RABU, 28 MARET 2012 | 11:45 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menilai para kepala daerah yang menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak elok dan menyalahi etika. Bahkan, kalau sudah ada keputusan resmi harga BBM naik, Gamawan mengancam akan memecat kepala daerah itu bila tetap menolak.

Beberapa kepala daerah yang menolak kenaikan harga BBM adalah Wakil Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, Wakil Wali Kota Surabaya Bambang Dwi Hartono, dan Bupati Bangkalan Fuad Amin Imron.

Sikap Gamawan itu memang tegas. Tapi, Gamawan tampaknya lupa bahwa dirinya juga pernah melakukan hal yang sama saat menjabat gubernur Sumatera Barat.

Dalam dokumentasi yang dimiliki Rakyat Merdeka Online, Gamawan Fauzi bahkan menandatangi surat penolakan kenaikan harga BBM yang disodorkan aktivis mahasiwa. Bersama Gamawan, Wakil Ketua DPRD Sumbar saat itu, Masful, juga turut menandatangani. Surat itu kemudian dikirim ke Presiden SBY.

"Kami atas nama masyarakat Sumbar, setelah mendengarkan aspirasi yang disampaikan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Rakyat (Amanat) menyatakan sikap menolak kenaikan BBM. Demikian pernyataan sikap kami," begitu salah satu kalimat dalam surat penolakan yang dibacakan Gamawan saat itu.

Kejadian itu berlangsung di halaman kantor Gubernur Sumbar, Padang, pada Kamis 29 September 2005. Saat itu pemerintah SBY akan menaikkan harga BBM per 1 Oktober 2005.

Meski memang, Gamawan mengaku tunduk bila pemerintah pusat tetap akan menaikkan harga BBM per 1 Oktober.

"Bila pemerintah tetap menaikan harga BBM, kita akan mengupayakan langkah-langkah yang terkoordinir secara baik. Salah-satunya dengan mengatur penerapan tarif angkutan sesuai dengan main aturan yang akan kita dibicarakan dalam waktu dekat. Tentunya, akan mempertimbangkan asas manfaat bagi pihak pengusaha transportasi dan masyarakat selaku konsumen," ujar bekas bupati Kabupaten Solok ini waktu itu. [zul]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya