Berita

ilustrasi

HARGA BBM NAIK

Bukan Ancam Keamanan Nasional, Demo Kritik Kebijakan SBY Tak Perlu Dikawal TNI

JUMAT, 23 MARET 2012 | 15:26 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Aksi unjuk rasa penolakan harga bahan bakar minyak (BBM) telah digelar sebanyak 128 aksi di seluruh Indonesia sejak bulan Januari. Dari 128 aksi itu, hanya 30 aksi yang berujung bentrok atau rusuh. Kerusuhan itu tidak mengakibatkan korban jiwa, meski ada 83 korban luka.

Data itu dibeberkan aktivis Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Usman Hamid di kantornya, Jalan Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat, (23/3).

Karena itu, menurut Usman, rencana pemerintah melibatkan TNI dalam mengamankan aksi unjuk rasa penolakan harga BBM tidak tepat. Karena situasi belum menunjukkan kondisi yang berbahaya dan mencekam. Dari data itu, aksi unjuk rasa masih dalam hal yang lumrah.

"Seolah-olah dalam benak pemerintah ada yang aneh. Yang perlu bagaimana pemerintah membuktikan kalau kebijakan (kenaikan harga BBM) ini efektif," kata Usman, yang menjabat Ketua Dewan Federasi Kontaras ini.

Dia mengingatkan, pengerahan kekuatan TNI dalam mengamankan aksi unjuk rasa sangat berbahaya. Apalagi, pemerintah tidak asal melibatkan TNI harus melalui prosedur yang berlaku.

Baru pernyataan Kapolri meminta. Lalu ditanggapi jubir presiden. Ini tidak bisa. Harus ada keputusan kebijakan politik negara, melalui permintaan presiden melalui persetujuan DPR," jelasnya.

Ditambahkan Usman, soal alasan lain kenapa TNI tak perlu dilibatkan, unjuk rasa penolakan harga BBM ini bukan mengancam keamanan nasional tapi mengkritik kebijakan pemerintah. "Ini yang terjadi adalah ancaman kepemimpinan nasional. Bukan keamanan nasional. Ini bukan menjatuhkan tapi mengkritik kebijakan Presiden," tegasnya. [zul]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya