Berita

ilustrasi

On The Spot

Jemput Bola Dukungan, Diperiksa Pakai Komputer

Ngintip Kesibukan Tim Cagub DKI Kumpulkan KTP
KAMIS, 22 MARET 2012 | 09:03 WIB

RMOL. Langkah dua pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta dari jalur independen menuju pemilihan masih terganjal. Hasil verifikasi faktual KPU menunjukkan kedua pasangan masih kurang dukungan. Mereka diberi kesempatan melengkapi persyaratan itu sampai 9 April.

Saat mendaftar untuk mengi­kuti pemilihan gubernur dan wa­kil gubernur (pilgub) DKI, pasa­ngan Hendardji Supandji-Ahmad Riza Patria menyerahkan duku­ngan sebanyak 579.719. Hasil verifikasi KPU jumlah dukungan yang memenuhi syarat sebanyak 392.501 atau 65.67 persen.

Sementara pasangan Faisal H Basri-Biem Benyamin me­nye­rahkan 422.938 dukungan. Du­ku­ngan yang memenuhi syarat 216.584 atau 51,21 persen.

Hasil verifikasi KPU yang ber­­lang­sung 13 Februari sampai 5 Maret 2012 menemukan seki­tar 51 persen dukungan dinya­ta­kan ti­dak sah. Ada beberapa pe­nye­bab­nya. Misalnya, peme­gang KTP tak datang saat veri­fikasi faktual padahal namanya ter­can­tum dalam daftar pen­du­kung. Juga ditemukan KTP gan­da dan sudah habis masa ber­lakunya atau kedaluwarsa. Du­kungan itu lang­sung dinyatakan tidak memenuhi syarat.

Untuk bisa mengikuti pilgub, pa­sangan calon harus mengan­to­ngi dukungan yang sah minimal empat persen dari jumlah pen­duduk DKI atau 407.340. Dengan begitu, pasangan Hendardji-Riza masih kekurangan 14.839 du­ku­ngan. Sementara Faisal-Biem ke­kurangan 190.756 dukungan.

Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Pencalonan KPU DKI Jama­lu­d­din F Hasyim mengatakan bahwa pihaknya masih memberi kesem­patan kepada kedua pasangan untuk melengkapi jumlah du­ku­ngan. “Dari 26 Maret-9 April, para calon independen ini harus menyerahkan dukungan tam­ba­han,” ujar Jamal.

Bagaimana kesibukan tim sukses kedua pasangan untuk me­lengkapi dukungan? Rakyat Mer­deka pun berkunjung ke markas mereka Senin lalu.

Markas tim pasangan Faisal-Biem terletak di Jalan Gandaria Tengah II Nomor 18A, Keba­yo­ran Baru, Jakarta Selatan. Ru­mah berlantai dua yang dijadi­kan sek­retariat tim ini dipenuhi anggota tim. Mereka duduk di ruangan tengah.

Dengan beralaskan karpet me­rah, tujuh anggota tim sibuk me­meriksa tumpukan berkas. Ber­kas-berkas itu berisi fotokopi KTP dan formulir dukungan. Se­tiap fotokopi KTP diperiksa teliti. Data di KTP lalu dicocokkan dengan data yang tercantum di for­mulir dukungan.

Azwar Zulkarnaen, anggota tim terus memantau pekerjaan yang dilakukan ke tujuh orang itu. Sesekali dia mengingatkan agar berhati-hati dan teliti me­meriksa setiap fotokopi KTP.

“Kita harus belajar dari penga­laman pada verifikasi pertama yang menyatakan kalau berkas dukungan yang kita serahkan ke KPUD ternyata hanya lolos sekitar 51 persen saja,” katanya.

Sebab, kalau sampai dukungan yang diserahkan untuk verifikasi kedua ini bermasalah, pasangan Faisal-Biem bisa batal ikut pil­gub. Makanya, kata dia, sebelum dise­rahkan ke KPU berkas du­kungan diteliti dulu keabsahannya.

“Kita tidak tahu bagaimana va­li­­ditas verifikasi yang dilaku­kan KPUD Jakarta. Tapi penting ber­jaga-jaga. Kita sekarang ber­pi­ki­ran positif saja bahwa verifi­kasi pertama kemarin, kami me­mang kurang akurat,” kata Azwar.

“Hasil verifikasi yang pertama, kami masih kurang sekitar 190 ribuan berkas dukungan. Sebe­nar­nya yang ada saat ini sudah le­bih. Tapi kami menargetkan akan menyerahkan dua kali lipat dari yakni 400 ribuan berkas,” kata pria berkulit sawo matang ini.

Ia mengklaim sudah memper­oleh 270 ribu dukungan. Untuk bisa menyerahkan dukungan tam­bahan sebanyak 400 ribu, kata dia, tim akan jemput bola. Tim tak lagi menunggu kiriman dukungan dari korwil, korcab dan kelurahan. Namun tim akan langsung mendatangi warga yang bersedia memberikan dukungan, tapi belum sempat menyerahkan fotokopi KTP.

“Kami punya simpatisan yang siap bekerja siang malam untuk memuluskan langkah Faisal-Biem melenggang ke kursi DKI. Jadi, kalau ada masyarakat yang mau berikan dukungan berapa pun jumlahnya tapi tidak bisa da­tang, tim kami akan menda­tangi­nya dengan kendaraan yang su­dah disediakan,” kata Azwar.

Kapan dukungan tambahan itu mau diserahkan? Pria yang me­ngenakan batik motif hijau dan ce­lana panjang hitam ini menga­takan berkas dukungan dise­rah­kan ke KPU sebelum 9 April.

Dani Priatno, Koordinator Media dan Komunikasi Tim Fai­sal-Biem menambahkan pihak­nya sudah membuat jaringan “Peduli Jakarta”. Jaringan ini membentuk posko hingga tingkat RW untuk mengumpulkan dukungan.

“Kami lakukan pendekatan dan pemahaman ke warga bahwa kami adalah pasangan yang tidak membeli dukungan, tapi akan memperbaiki Jakarta lebih baik lagi,” ujarnya.

Dani menyebutkan, peng­ga­langan dukungan bagi pasangan ini akan ditutup 26 Maret men­datang. Sisa waktu akan digu­na­kan untuk melakukan verifikasi, mulai dari screening, clustering, hingga penjilidan berkas.

Kesibukan yang sama juga ter­lihat di markas tim tim sukses pasangan Hendardji-Riza Patria yang terletak di depan Taman Gu­nawarman, Jakarta Selatan. Ru­mah besar berlantai tiga ini di­penuhi orang.

 â€œSebenarnya kami lebih sibuk pada strategi pemenangan pasa­ngan Hendardji- Riza Patria. Kami selalu rapat untuk teknis la­pangan hingga masa pemung­gutan dan perhitungan suara nan­ti,” kata Alif, ketua tim humas.

Bagaimana dengan jumlah du­ku­ngan yang masih kurang? Me­nurut Alif, sebelum KPU me­la­kukan verifikasi faktual pihaknya sudah menyiapkan dukungan tam­bahan. Ini untuk meng­anti­sipasi jika nanti KPU menyatakan jumlah dukungan yang me­me­nu­hi syarat masih kurang.

“Kami telah melakukan peng­ga­langan dukungan KTP selama satu tahun sebelum menyerahkan berkas ke KPUD Jakarta. Jumlah dukungan yang masuk ke tim hampir mencapai 1 juta suara,” jelasnya.

Sebab itu, menurut Alif, pihak­nya tak pusing-pusing lagi me­ngumpulkan dukungan tam­ba­han. Jumlah dukungan yang ter­sisa bisa diserahkan ke KPU. Jumlahnya lebih dari 300 ribu dukungan.

“Tanggal 5 April nanti, kami akan serahkan sekitar 30 ribu atau dua kali lipat lebih dari per­sya­ratan yang diminta KPUD Ja­karta. Ini untuk menjaga-jaga kalau-kalau ada berkas yang di­nyatakan tidak lolos,” tegasnya.

Menurut Alif, dukungan tam­ba­han yang akan diserahkan ke KPU itu sudah melalui verifikasi internal. Ada 300 relawan yang melakukan verifikasi ini. Dengan bantuan 100 perangkat komputer, KTP ganda bisa terdeteksi. Proses posting data dukungan meli­bat­kan pakar komputer dari ITB.

“Di tahap kedua ini kami lebih teliti lagi. Kami melakukan double verifikasi agar berkas be­nar-benar akurat. Dan semua itu sudah selesai, karena memang ber­kas sudah ada dan tinggal di­seleksi saja,” klaim Alif.

Gudang Data Digembok Bareng, Dijaga 24 Jam

Cegah Penggembosan Dukungan

Faisal H Basri berpendapat ikut pemilihan gubernur DKI lewat jalur independen rawan dijegal. Cara paling gampang menggembosi jumlah dukungan.

Namun Faisal mengaku su­dah memiliki sejumlah cara un­tuk mengantisipasi peng­gem­bosan jumlah dukungan itu. Pertama melakukan verifikasi internal se­cara ketat terhadap dukungan.

Ada 154 orang yang dike­rah­kan untuk melakukan verifikasi ini dibantu dengan perangkat komputer. Tim ini bekerja 24 jam yang dibagi dalam tiga shift untuk memasukkan data duku­ngan ke komputer. Juga memas­tikan tak ada dukungan ganda.

Cara kedua menargetkan pengumpulan KTP sampai 600 ribu atau jauh di atas syarat KPUD yakni 407.345 KTP. Be­rikutnya, tim meminta KPU akan bisa dilibatkan dalam pro­ses ve­rifikasi. Bahkan, tim me­minta bisa turut menggembok gu­dang penyimpanan du­kungan.

“Jadi ketika mau membuka gudang, harus ada tim kami dan KPUD. Ini untuk menjaga agar berkas dukungan benar-benar sesuai dengan yang dise­rah­kan,” kata bekas sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Berikutnya, tim akan me­min­ta izin KPU untuk bisa menjaga gudang penyimpanan data duku­ngan selama 24 jam. Tujuannya agar tak ada pihak yang me­ngutak-atik dukungan yang akan diverifikasi.

Trik terakhir yakni mem­bantu dan mendampingi warga pendukung ketika melakukan verifikasi faktual.

Hendardji-Riza Siapkan 900 Saksi

Verifikasi Tahap Dua

Pasangan Hendardji Su­pandji-Ahmad Riza Patria akan menerjunkan sekitar 900 saksi saat verifikasi dukungan tahap dua. Para saksi akan diturunkan ke kelurahan untuk memantau proses verifikasi itu.

“Kami siapkan masing-ma­sing di tingkat PPS (Panitia Pe­mungutan Suara—red) itu tiga orang untuk melakukan penga­wa­san dari awal hingga akgir dalam proses verifikasi berkas pa­sangan calon,” ujar Hen­dar­dji kepada Rakyat Merdeka.

Saksi yang diterjunkan akan melaporkan setiap temuan saat proses verifikasi kepada tim se­tiap hari. Sehingga bila ada hal yang diganti merugikan bisa lang­sung diketahui.

“Ini bukan karena kami kece­wa dengan putusan KPUD Ja­kar­ta kemarin tentang hasil verifikasi tahap pertama. Kami hanya ingin mendorong agar KPUD itu bekerja secara jujur dan adil serta tidak ada yang di­tutup-tutupi,” kata pensiunan mayor jenderal itu.

Hendardji menilai verifikasi dukungan oleh KPU kurang transparan. Sebab, banyaknya berkas pasangan calon yang di­ajukannya dinyatakan tidak lolos. Tapi KPU tak pernah me­nyebutkan alasannya.

“Kami tidak ingin menuding KPUD Jakarta itu tidak pro­fes­sio­nal. Tapi kalau dibilang ke­ce­wa, tentu perasaan itu ada. Kare­na kan pengennya sekali masuk langsung lolos. Namun, apapun ha­silnya, akan saya syukuri,” ujarnya.

Ketua Tim Humas Hen­dar­dji-Riza, Alif heran KPU mem­batalkan lebih dari 200 ribu du­ku­ngan. “Kalau jumlahnya ha­nya puluhan atau ratusan, mungkin kami tak kaget. Tapi berkas yang dinyatakan tidak lolos itu 200 ribu lebih.”

Padahal, menurut dia, proses ver­ifikasi internal terhadap du­ku­ngan  yang akan diserahkan ke KPU dilakukan secara ketat. “Dengan sistem komputerisasi tidak ada KTP ganda. Tapi hasil verifikasi jauh dari perkiraan,” kata dia. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

UPDATE

10 Tahun Rezim Jokowi Dapat 3 Rapor Biru, 1 Rapor Merah

Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:05

Konflik Geopolitik Global Berpotensi Picu Kerugian Ekonomi Dunia hingga Rp227 Ribu Triliun

Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:04

Arzeti Minta Korban Pencabulan di Panti Asuhan Darussalam Annur Dapat Pendampingan Psikologis

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:58

KPK Sita Agunan dan Sertifikat dalam Kasus Korupsi BPR Bank Jepara Artha

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:42

Gerindra Bakal Bangun Oposisi untuk Kontrol Parpol Koalisi?

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28

Imigrasi Tangkap Buronan Interpol Asal China di Bali

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28

Hari Ini, Andi Arief Terbang ke India untuk Transplantasi Hati

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:23

Prabowo Hadiri Forum Sinergitas Legislator PKB, Diteriaki "Presiden Kita Berkah"

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:11

Akomodir Menteri Jokowi, Prabowo Ingin Transisi Tanpa Gejolak

Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:59

Prabowo Tak Akan Frontal Geser Jokowi

Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:44

Selengkapnya