Bank Indonesia (BI)
Bank Indonesia (BI)
RMOL.Besaran suku bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) yang dilansir Bank Indonesia (BI) rata-rata 10,62 persen. Namun, angka ini dinilai bukan sebuah prestasi. Sebab, trend suku bunga KPR di Indonesia selalu berada pada level dua digit.
Pengamat Perbankan Doddy Ariefianto mengatakan, saat ini suku bunga KPR memang yang terendah sejak Indonesia MerÂdeka. Namun, dia tetap meminta BI jangan bangga dulu karena berhasil mengurangi angka suku bunga kredit perumahan.
“Soalnya, suku bunga kredit itu kan tidak hanya rumah saja. Ada suku bunga yang lainnya yang belum terdengar kabarnya telah diturunkan oleh BI sebagai Bank Sentral,†katanya kepada Rakyat Merdeka, Jumat (9/3).
Meski begitu, Doddy tetap berÂÂharap angka suku bunga KPR di Indonesia tidak selaÂmaÂÂnya dua digit. Karena itu, otoriÂtas moÂneter harus bekerja lebih keÂras meÂnuÂrunkan angka suku bunga untuk KPR hingga satu digit.
“Biarpun sekarang suku bunga KPR turun 10,62 persen, BI harus mamÂpu menurunkannya lagi menjadi 9 atau 8 persen. PoÂkokÂnya satu digit suku bunga kreÂditnya,†tegas Doddy.
Dia tak yakin dengan suku buÂnga KPR 10,62 persen, masyaÂrakat tertarik mengambil kredit rumah. “Saya lihat, trend suku bunga ini tak menentu. MasÂyaÂrakat pun akhirnya lebih meÂmilih tidak mengambil kredit rumah akhir-akhir ini,†ujarnya.
Doddy meramalkan angka suÂku bunga KPR itu bisa meÂningkat lagi karena dipicu inÂflasi. ApaÂlagi, lanjutnya, inflasi tahun ini bisa mencapai 7,1 perÂsen akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik (TDL).
“Bisa saja (bunga KPR naik lagi). Kalau BI tidak bersikap anÂtisipatif, tentunya segala maÂcam kenaikan bisa terjadi,†ujarnya.
Seperti diketahui, BI mencatat rata-rata suku bunga KPR sebesar 10,62 persen. Dalam Laporan Kebijakan Moneter Maret 2012, BI meÂngatakan, suku bunga perÂbankan masih terus menurun seÂjalan dengan trend penurunan BI Rate.
“Kebijakan Bank Indonesia meÂnurunkan BI Rate sejak 2011 diikuti baik oleh penurunan suku bunga deposito maupun suku bunga kredit. Hal tersebut meÂnunjukkan respons suku bunga perbankan terhadap penurunan BI Rate yang cukup baik,†jelas BI dalam laporannya.
Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan mengalami trend yang menurun sejak pertaÂma kali dipublikasikan pada MaÂret 2011. Penurunan SBDK terÂsebut dikontribusi oleh penuÂrunan pada seluruh komponen, yakni harga pokok dana untuk kredit (HPDK), biaya overhead dan marjin keÂuntungan.
Data SBDK yang dipubliÂkaÂsikan ini berasal dari bank umum konvensional yang wajib memÂpubÂliÂkasikan, yang memiliki total aset miÂnimal Rp 10 triliun. InÂformasi SBDK yang dipubliÂkaÂsikan diÂdasarkan atas laporan yang diÂsampaikan oleh bank kepada Bank Sentral untuk posisi akhir bulan laporan.
SBDK ini belum memÂperÂhiÂtungkan komponen premi riÂsiko yang besarnya tergantung dari penilaian bank terhadap risiko masing-masing debitor/kelomÂpok debitor. Dengan deÂmikian, besarnya suku bunga kredit yang diberikan kepada debitor belum tentu sama dengan SBDK. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
UPDATE
Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14
Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11
Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43
Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36
Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35
Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34