Berita

Pemerintah Harus Pastikan BLT Tepat Sasaran!

JUMAT, 09 MARET 2012 | 10:58 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Dampak yang paling kronis dari rencana kenaikan harga bahan bakar minyak BBM adalah inflasi. Berkaca pada kenaikan harga BBM pada tahun lalu, ketika itu inflasi mencapai 17 persen. Bahkan, sebelum harga BBM benar-benar naik, kenaikan harga-harga komoditas sudah terjadi.

Hal itu dikemukakan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Bidang Pemberdayaan Buruh Tani dan Nelayan, Dahnil Anzar Simanjuntak kepada Rakyat Merdeka Onlinepagi ini (Jumat, 9/3).

"Apalagi ketika harga BBM benar-benar dinaikkan diikuti oleh kenaikan tarif angkutan dan kemungkin oleh administered price lainnya yakni TDL (tarif dasar listrik). Akibatnya inflasi bisa berlipat," ungkapnya.

Ketika tidak ada pilihan lain kecuali menaikkan harga BBM, idealnya pemerintah fokus pada penanganan dampak akibat kenaikan itu. Dampaknya, tentu saja, adalah inflasi yang akan menggerus pendapatan masyarakat, baik kelas miskin dan menengah. Sehingga potensi kenaikan jumlah orang miskin sudah depan mata.

"BLT atau BLSM (sebagai kompensasi kenaikan harga BBM), memang membantu dalam jngka pendek. Tetapi sayangnya, belajar dari fakta penyaluran pada periode yang lalu, BLT seringkali tidak tepat sasaran dan menjadi bancakan kelompok, mulai tingkat elit sampai RT yang berkaitan dengan pendataan," jelas ekonom muda ini.

Menurut Dahnil, agar BLT tak sepat sasaran, dibutuhkan manajemen pengendalian yang lebih baik melalui sistem monitoring yang sustainable dan berjenjang. Monitoring harus dilakukan oleh kelompok civil society baik itu kampus, ormas, dan LSM yang memiliki jejaring SDM mumpuni dalam melakukan pengawasan.

"Namun, dalam jangka panjang kebijakan 'pemadam kebakaran' ala pemerintah ini harus disudahi melalui perbaikan kinerja APBN yang selama ini lebih diberatkan oleh belanja birokrasi dan tingginya tingkat korupsi, bukan oleh subsidi," demikian pengajar ekonomi di Universitas Sultan Ageng Tirtaya Banten ini. [zul]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya