Berita

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)

Bisnis

Kenaikan Harga BBM Pengaruhi Emiten Garuda

GIAA Tidak Lindungi Nilai Bahan Bakar
SELASA, 06 MARET 2012 | 08:34 WIB

RMOL.Rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi diprediksi akan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).  Peluang pertumbuhan beberapa emiten, juga diramal terhambat.

Head Officer MNC Securities Edwin Sebayang menjelaskan, dua sektor yang paling terpe­ngaruh dengan kenaikan harga BBM subsidi adalah emiten mas­kapai pener­bangan dan in­dustri semen. Me­nu­rutnya, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) akan ter­kena dam­pak paling be­sar  ke­naikan harga BBM.

Kebijakan GIAA untuk tidak me­lakukan lindung nilai (hed­ging) bahan bakarnya, men­jadi­kan biaya operasi perseroan akan membengkak. Hal itu akhir­nya membawa pesimisme inves­tor yang memiliki portofolio sa­ham Garuda.

“Industri pener­bangan, apalagi Garuda tidak hedging. Dengan frekuensi pe­nerbangan tinggi, maka biaya akan naik,” jelas Edwin di Jakarta, kemarin.

Emiten semen, PT Semen Gre­sik Tbk (SMGR), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Holcim Indo­nesia Tbk (SMCB), juga diprediksi ren­tan akan kenaikan harga BBM Ap­ril. Pasalnya, selain faktor distri­busi, dalam memproduksi se­men, em­iten itu juga masih ter­gantung pa­da BBM.

“Perusahaan semen kan mayo­ritas ada di Jawa dan mereka ma­sih banyak pakai BBM,” ujarnya.

Namun, bagi emiten yang me­la­kukan antisipasi yang tepat, seperti halnya PT Indo Tambang­­raya Megah (ITMG), dianggap masih layak dikoleksi.

“ITMG pada awal dia sudah antisipasi cost BBM yang naik 20 persen, dengan melakukan head­ging,” ucapnya.

Menyoal pengaruh kenaikan harga BBM terhadap IHSG, Edwin meyakini, jika kenaikan harga BBM berkisar Rp 1.500-2.000 per liter, IHSG akan berada di kisaran 4.150. Sedang­kan jika ke­naikan harga BBM di atas Rp 2.000, akan mem­­bahayakan per­gerakan IHSG.

“Karena inflasi diprediksi me­nembus 6,5 persen. Imbasnya su­ku bunga acuan oleh Bank Indo­nesia (BI) atau BI Rate bisa setara dengan level itu,” jelas Edwin.

Pendapat berbeda disampaikan Analis Universal Broker Secu­rities Sa­trio Utomo. Menurutnya, rencana kenaikan harga BBM diprediksi tak akan berpengaruh signifikan terhadap pergerakan IHSG.

Ia mengatakan, selama ini isu kenaikan harga BBM justru mem­balikkan tren yang ada. Hal itu bisa dilihat pada sejarah be­be­rapa tahun belakangan ini.

“Kita tarik (pengalaman) dari 2003 dan 2005, IHSG malah men­jadi naik. Padahal saat itu terjadi dua kali kenaikan harga minyak,” kata Satrio.

Satrio mengingatkan, pasar me­­mang memiliki trauma tersen­diri pasca kenaikan harga BBM di 2008. Namun, kenaikan itu ter­jadi pasca krisis sehingga mem­buat pasar sedikit trauma.

“Ketika 2008, setelah kenaik­an harga minyak, kita kena krisis ja­di kondisinya menjadi panik. Itu meninggalkan kesan trauma bagi pelaku pasar. Namun harus dili­hat sejarahnya di mana IHSG selalu mendapat respons posi­tif,” imbuh Satrio.

Satrio menambahkan, kenaik­an harga BBM tahun ini memang tidak bisa dihindari. Pasalnya, harga minyak dunia terus melam­bung.

Menurutnya, ada hal yang ha­rus diperhatikan pasar. Jika da­lam jangka pendek kenaikan har­ga minyak dunia hanya berhenti di kisaran 115-120 dolar AS per ba­rel, maka dipastikan pasar su­dah siap karena sesuai dengan pre­diksi kenaikan pemerintah yang mencapai 40 persen dari angga­ran harga minyak.

“Namun, jika harga minyak du­nia di kisaran 125-130 dolar AS per barel dalam tiga bulan ke de­pan, maka akan membuat teka­nan terhadap pemerintah. Se­hingga opsi kenaikan harga BBM yang diambil pemerintah sudah di­ang­gap tepat,” pungkas Satrio. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya