Berita

ilustrasi

Ditemukan Kejanggalan, KPK Diminta Pelototi Pengadaan Alutsista TNI-Polri

MINGGU, 04 MARET 2012 | 13:09 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

RMOL. Komisi Pemberantasan Korupsi diminta mencermati proyek pengadaan alat utama sistem persenjataan TNI-Polri. Desakan ini disampaikan mengingat besarnya anggaran yang dikeluarkan untuk pengadaan alutsista tersebut, yakni mencapai Rp. 57 trliun (2012).

"Dalam pengadaan 6 pesawat tempur Sukhoi SU-30MK2 misalnya, terjadi beberapa kejanggalan," ujar Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane, (Minggu, 4/3).

Neta, yang juga deklerator Komite Pengawas KPK ini mengaku menemukan tiga kejanggalan dalam proyek pengadaan tersebut. Pertama, harganya yang terlalu mahal. Dia membeberkan, Vietnam membeli Sukhoi lengkap seharga 53 juta US dolar. Sementara Indonesia membeli Sukhoi tanpa persenjataan sebesar 78,3 juta US dolar.

"Kedua, dalam proses pembelian Sukhoi, disebut G to G. Tapi faktanya ada pihak yang jadi supplier. Ketiga, keanehan-keanehan dalam pembelian Sukhoi berpotensi mark up sebsar 100 sampai 140 juta US dolar (Rp900 miliar sampai Rp 1,2 trilun)," beber Neta.

Untuk itu IPW mendesak KPK segera menurunkan tim pencegahan dan tim investigasi dalam proyek pengadaan Sukhoi agar potensi korupsi dapat dicegah. Menurutnya, perhatian KPK terhadap proyek Sukhoi ini sangat diperlukan agar ke depan proyek-proyek alutsista dapat diawasi dengan ketat.

"Sebab untuk 2011-2014, pengadaan alutsista TNI mendapat kredit komersial sebesar 695 juta US dolar dan State Credit dari Rusia sebesar 362,3 juta US dolar," imbuhnya.

Dia menambahkan, dana-dana kredit ini harus diselamatkan dari para koruptor. Sebab ada pihak tertentu yang memonopoli proyek-proyek alutsista dan kini sudah mendapatkan tujuh proyek, mulai dari pengadaan tank, pesawat tempur, kapal perang, kapal layar dan lain sebagainya.

"IPW siap memberikan data-data kejanggalan proyek alutsista ini ke KPK," demikian Neta. [zul]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya