Berita

ilustrasi/ist

HARGA BBM NAIK

Subsidi Rp 123 Triliun untuk Rakyat Tak Bikin Negara Bangkrut!

RABU, 29 FEBRUARI 2012 | 09:08 WIB | LAPORAN:

RMOL. Rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM premium sebesar Rp 1.500 atau pemberian subsidi tetap sebesar Rp 2.000 sangat tidak masuk akal.

Karena itu, penolakan Fraksi PDI Perjuangan atas rencana pemerintah ini bukan tanpa alasan. Sebab, selain subsidi adalah hak dasar rakyat yang dilindungi UUD 1945, subsidi juga menjadi tolak ukur keberhasilan pemerintah dalam mengelola negara.

"Maka jika subsidi makin dikurangi terus menjadi bukti pemerintah gagal menjaga amanat rakyatnya," kata anggota Komisi VII dari Fraksi PDI Perjuangan, Dewi Aryani, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Rabu, 29/2).


Kata Dewi, yang merupakan kandidat doktor dalam bidang administrasi dan kebijakan publik UI, data yang diolah dari berbagai sumber menyatakan bahwa kurun waktu antara 2005 sampai 2012, kenaikan belanja birokrasi sebesar 20, 09 persen dan penurunan subsidi BBM untuk rakyat justru sebesar 53,57 persen. Pada tahun 2005 saja, belanja birokrasi sebesar 39,5 persen, sedangkan subsidi BBM sebesar 18,7 persen. Sedangkan pada tahun 2012, belanja birokrasi melonjak menjadi 20, 4 persen dan subsidi BBM menurun tajam hanya menjadi 8,7 persen.

Karena itu, lanjut Dewi, dua opsi yang ditawarkan pemerintah harus ditolak, apalagi kebijakan tersebut cermin dari praktek liberalisasi kebijakan publik di negeri ini. Pemerintah juga ternyata tidak menghitung dengan cermat efek dan resiko dari kebijakan yang tidak dilahirkan dengan proses yang benar. Bila harga minyak mentah dunia 80 dolar AS per barel, maka harga premium akan berkisar rata-rata sebesar Rp 4.500 rupiah sampai dengan Rp 5.000. Bila harga minyak mentah dunia mencapai 120 dolar AS per barel, maka premium mencapai harga Rp 6.500 sampai dengan Rp 7.000.

"Jadi pemerintah hanya akan memberikan besaran subsidi total 123,6 Triliun. Tidak akan bikin bangkrut negara ini, apalagi subsidi juga merupakan stimulus pergerakan ekonomi rakyat. efek besar yang terjadi jika pembatasan dan kenaikan harga BBM justru lebih besar diantaranya dengan terjadinya kenaikan di banyak sektor primer dan fundamental," tegas Dewi, sambil menegaskan bahwa yang bisa membangkrutkan negeri ini adalah utang dan bunga utang yang terus menerus menumpuk dan harus dicicil.

"Saya mendesak pemerintah untuk segera memberikan paparan sistem penerimaan negara dan menjelaskan kepada rakyat secara transparan berap besaran jumlah pemasukan negara sektor pajak dan non pajak. Saya yakin jika semua proper maka ke depan seharusnya rakyat mendapatkan subsidi yang lebih besar," demikian Dewi. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya