Berita

mbv/ist

MBV: Pidato SBY Soal Reposisi Gerakan Sangat Lucu...

SELASA, 28 FEBRUARI 2012 | 21:27 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Saat ini kekuasaan gemar membicarakan tentang reposisi gerakan mahasiswa. Dalam Munas IX GM FKPPI beberapa waktu lalu misalnya, SBY menyampaikan tentang perlunya merubah kritik yang demonstratis menjadi kritik yang intelektualistis.

Menurut Koordinator Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) Mustar Bona Ventura (MBV), pernyataan SBY itu sangat dikotomis bahkan terkesan "menghina." Sebab demonstrasi dipahami sebagai tidak intelektual dan intelektualitas itu identik dengan tidak berdemonstrasi.

"Presiden sangat lucu. Entah siapa yang merumuskan pidatonya itu. Tapi yang pasti pernyataan SBY itu ahistoris dan sungguh tidak punya bobot intelektual," kata dia kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Selasa, 28/2).


Kenapa demikian, pertama, kata dia, demonstrasi tidak bisa dimaknai sebagai tindakan yang tidak didasari pemikiran intelektual. Tapi sebaliknya, demonstrasi adalah manifestasi keyakinan pada keberpihakan nilai-nilai benar dan salah yang tentunya bisa di uji oleh nalar intelektualme. Terkecuali, katanya lagi, demonstrasi bayaran seperti yang selama ini dilakukan pendukung SBY.

Kedua, demonstrasi sejati alias demo yang bukan bayaran adalah sikap pembangkangan terhadap penindasan negara. Sementara, penindasan negara sendiri sesungguhnya adalah tindakan yang anti ilmu pengetahuan yang sejatinya berpihak pada kemanusiaan. Dengan demikian maka penindasan negara itulah yang sesungguhnya tidak intelektual.

Lalu pertanyaannya: apa mungkin gerakan mahasiswa direposisi?

Jawabannya, tegas Mustar, jelas tidak mungkin dan tidak boleh terjadi. Karena gerakan mahasiswa adalah oposisi permanen yang menjadi kontrol abadi terhadap kekuasaan yang satu ke kekuasaan lainya. Ketika gerakan mahasiswa direposisi dari posisinya sebagai opisisi, maka seketika itu juga akal dan nurani sebuah bangsa dicerabut dari tempatnya.

"Siapapun yang mencintai peradaban tentu harus bersama-sama menjaga agar gerakan mahasiswa sebagai akal dan nurani sebuah bangsa tidak terkooptasi oleh upaya mereduksi mahasiswa menjadi stempel kekuasaan yang tugasnya manggut-manggut sambil mencium tangan pemegang Kekuasaan. Sementara, di luaran sana rakyat miskin ditembaki dan mati kelaparan tiap hari," tandas Mustar.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya