Berita

rizal ramli/ist

Harga BBM Terpaksa Naik Karena Mafia Minyak Dipelihara

MINGGU, 26 FEBRUARI 2012 | 21:03 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

RMOL. Kondisi ekonomi, politik, hukum, dan sosial di Indonesia saat ini makin berantakan. Ibarat kanker sudah stadium empat. Bukan cuma harus dikemoterapi, tapi harus diradiasi, bahkan diamputasi.

Parahnya, mayoritas rakyat negeri ini akan dibuat semakin menderita dengan rencana SBY menaikkan tarif BBM April mendatang.

"DPR dan eksekutif sudah tidak bisa diharapkan, sebab mereka bagian dari masalah. Dalam kondisi stadium empat seperti ini rakyat malah akan dicekik oleh kenaikan tarif BBM," kata mantan Menko Perekonomian, Rizal Ramli, di Jakarta.

Menurutnya, salah satu faktor mahalnya harga BBM adalah mahalnya harga impor minyak yang seharusnya bisa dikurangi jika pemerintah memiliki komitmen dan berani memberantas mafia impor minyak yang menyebabkan harga impor minyak membengkak. Kalau ini berani dilakukan, harga BBM tidak perlu dinaikkan.

"Harga BBM bisa tidak usah dinaikkan kalau mafia impor minyak dihapuskan. Sekarang tiap hari impor minyak ratusan ribu barel minyak mentah dan minyak jadi melalui mafia minyak. Seharusnya PT Pertamina bisa mengimpor langsung tanpa melalui mafia," tegas Rizal.

Selain itu, kata dia, masalah utama minyak kita adalah produksi yang terus menurun, tapi cost recovery-nya naik terus. Ada yang tidak beres disini. Padahal cadangan minyak kita terbukti masih besar. Dijelaskannya, dulu kita pernah mencapai produksi 1,5 juta barrel per hari, sekarang tidak sampai 950 ribu barrel per hari.

Ditanya siapa yang dimaksud mafia minyak, Rizal Ramli mengatakan bahwa keberadaan mafia minyak sudah bukan rahasia lagi. "Mereka juga setor uang ke istana hitam," katanya sambil mengatakan aparat hukum harus menelusuri keberadaan mafia minyak tersebut. [zul]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya