RMOL. Andi Sodikman tergesa-gesa memasuki ruang kerja guru di SD Negeri 1 Cinere Depok, kemarin siang. Tumpukan kertas yang dibawanya dari dalam kelas saat mengajar diletakkannya di atas meja kayu berwarna coklat.
Setelah merapikan buku dan tumpukan kertas yang ada di atas meja kerjanya, Andi mengambil tas hitam miliknya yang berada di atas kursi bawah mejanya. MesÂkipun tergesa-gesa, Andi maÂsih sempat membuka resleting tas.
Dari dalam tas, dia mengambil sebuah amplop putih yang berisi berbagai lembar pecahan uang kertas. Andi pun menghitung uang kertas dari dalam amplop untuk memastikan jumlahnya.
Uang itu berasal dari sumbaÂngan para siswa yang dikumÂpulÂkan selama tiga hari ini. “RenÂcaÂnanya saya mau ke RS Fatmawati menjenguk Syaiful, sekaligus memberikan sumbangan ini pada orang tuanya,†jelas Andi saat diÂtemui Rakyat Merdeka, kemarin.
Syaiful Munif yang baru berÂusia 12 tahun menjadi korban peÂnusukan AMN, temannya sendiri yang sama-sama duduk di bangÂku kelas VI SD Negeri 1 Cinere, Depok. Penusukan terjadi karena AMN tidak terima atas perbuatan korban yang memberitahukan piÂhak sekolah atas pencurian teÂlepon genggam yang dilakukannya.
Akibat peristiwa tersebut, SaiÂful menderita luka tusukan di baÂgian paha, betis, dan perut bahkan peÂlipis. Karena lukanya Syaiful hingga kini dirawat di ruang High Care Unit (HCU) Gedung Teratai lantai III Rumah Sakit FatmaÂwati, Jakarta Selatan.
“Ini bukan perintah dari guru atau orang tua korban. Tetapi aksi galang dana yang ada di sekolah ini, murni inisiatif dari teman-teÂman kelas Syaiful yang mengaku simÂpati kepada kondisi yang menimpanya,†jelas Andi.
Pria berkacamata ini mengaÂtaÂkan, aksi galang dana dilakukan sejak tiga hari. Teknisnya, kata Andi, seorang murid berkeliling dari kelas satu ke kelas lain deÂngan membawa kardus berkas unÂtuk mengumpulkan sumbangan.
“Sifatnya sukarela dan tidak ada paksaan. Kalau murid-murid mau menyumbang, mereka tingÂgal memasukkan pada kardus yang dibawa teman-teman SyaiÂful di kelas,†jelasnya.
Terkumpul berapa? Setelah diÂhitung pada Rabu (22) siang deÂngan disaksikan guru-guru, dana yang berhasil dikumpulkan sebeÂsar Rp 955 ribu. Semua dana itu, kaÂta dia, berasal dari sumÂbangan sisÂwa dari kelas I sampai kelas VI.
Pihak sekolah ikut meÂnyumÂbang? “Kami dari guru-guru, sudah menyumbang lebih dahulu dan sudah kami serahkan langÂsung pada orang tuanya di rumah sakit. Tapi berapa jumlahnya, tiÂdak enak kami menyebutnya,†kata Andi.
Selain di sekolah tempatnya meÂngajar, ternyata aksi galang dana juga dilakukan beberapa SD lain yang berada di KeluraÂhan Cinere, Depok. Beberapa seÂkolah yang mengaku simpati deÂngan kasus ini berinisiatif mengÂgalang dana.
“Saya juga kaget, ketika beÂberapa kepala sekolah dari SD lain mengabarkan kalau di seÂkolahnya juga sedang dilakukan penggalangan dana. Tentunya kami merasa bersyukur atas iniÂsiatif tersebut,†terangnya.
Lantas sudah dikasih uangnya? “Saya dengar, kemarin tim dari UPT (Unit Pelaksana Teknis) suÂdah menyerahkan uang yang katanya berjumlah sekitar Rp 5 juta pada orang tua korban. Kalau kami, hari ini rencananya akan diserahkan,â€jelasnya.
Ditemani seorang guru peremÂpuan, Andi meninggalkan sekoÂlah dengan menggunakan sepeda motor. Waktu sudah menunjukan pukul 12.30 menit benar-benar membuat Andi bergegas sampai di rumah sakit. Soalnya, pihak ruÂmah sakit hanya melayani peÂngunjung yang ingin besuk paÂsien pada pukul 11.00-13.00 WIB.
Sayangnya, saat Rakyat MerÂdeka ingin melihat kondisi SyaiÂful pihak RS Fatmawati tak meÂngizinkan. Alasannya, sejak KaÂmis pagi (24/) keluarga Syaiful suÂdah meminta kepada pihak ruÂmah sakit untuk menolak segala hal yang berkaitan dengan peliÂputan oleh media.
“Ini permintaan dari keluarÂga, buÂkan dari rumah sakit yang memÂbuatnya. Atas permintaan itu, tentunya kami harus mengÂÂhorÂmatinya. Karena tenÂtunya, pihak keluarga memiliki alasan sendiri kenapa tidak mau lagi diÂlÂiput saat di rumah sakit,†kata Wini, petugas Humas RS Fatmawati.
Akhirnya Rakyat Merdeka hanya bisa menunggu di depan geÂdung teratai yang berada di sudut paling kanan RS FatmaÂwati. Sekitar setengah jam, Andi dan guru SD Negeri 1 Cinere Depok, akhirnya keluar melalui pintu depan.
“Alhamdulillah. Dari sumÂbaÂngan yang kami berikan, keluarga saÂngat senang sekali meneÂrimaÂnya. Kami langsung meÂnyeÂrahÂkan pada ayahnya yang memang setiap hari menunggui anaknya,†jelas Andi, usai memberikan sumbangan.
Menurut Andi, saat ini Syaiful ditunggu ayahnya yang bernama Sukino, paman serta kakak peÂrempuan korban. Kondisi Syaiful sendiri, kata dia, sudah mulai stabil hanya memang belum boleh menerima banyak tamu.
“Dia itu masih dipindahkan ke ruang rawat inap umum, karena masih di high care. Tak heran kalau tidak sembarang orang bisa masuk kedalam,†jelasnya sambil tertawa.
Uangnya nanti akan digunakan untuk apa? Menurut Andi, urusan penggunaan sumbangan yang suÂdah diserahkan itu urusan keÂluarÂga. Hanya yang pasti, saat ini keÂluarga tidak terlalu pusing untuk memikirkan biaya perawaÂtan. Sebab, pihak rumah sakit sudah membebaskan semua biaya.
“Yang saya dengar, pihak ruÂmah sakit sudah membebaskan seluruh biaya perawatan pada Syaiful karena sudah ditanggung Jamkesda oleh Pemerintah Kota Depok,†ujarnya.
Pura-pura Menjenguk, Pencuri Gondol Tas Isi Sumbangan Rp 2 Juta
Berbagai musibah terus meÂlanda keluarga Syaiful, siswa SD Negeri I, Cinere Depok. SeÂteÂlah menjadi korban penuÂsuÂkan teman di sekolahnya, Nur Muidah, 34 tahun, ibu Syaiful juga jadi korban pencurian.
Tas hitam milik Nur Muidah yang berisi dua buah handÂphone dan uang sebesar Rp 2 juta raib diambil pencuri saat dirinya berada di rumah sakit. Kondisi fisik Nur Muidah yang tuna netra, dimanfaatkan pelaku untuk mengambil tas miliknya.
“Uang yang berjumlah Rp 2 juta itu merupakan sumbangan yang saya terima dari orang-orang yang datang untuk menÂjenguk Syaiful. Rencananya uang tersebut buat keperluan kami sehari-hari berada di ruÂmah sakit,†jelas Nur.
Peristiwa yang dialami Nur teÂrjadi pekan kemarin saat ia tuÂrun ke ruang koperasi usai meÂnemani anaknya di ruang High Care, RS Fatmawati. Pelaku berÂpura-pura mengaku sebagai orangtua murid yang ingin meÂngucapkan kepriÂhaÂtinan atas musibah yang diÂalami anak korban.
Saat korban dan orang di seÂkiÂtarnya lengah, pelaku langÂsung membawa kabur tas Nur Muidah. Peristiwa pencurian ini sendiri telah dilaporkan pihak keluarga ke Kepolisian Sektor Cilandak.
Berdasarkan gambar yang teÂrekam CCTV Rumah Sakit FatÂmawati, orang diduga meÂngamÂbil tas adalah seorang wanita berusia sekitar 40 tahun. Dalam gambar CCTV pelaku tamÂpak berjÂalan beriringan keÂluar dari ruang dimana korban dirawat. Meski tak terlihat saat mengamÂbil tas korban, tetapi dalam kaÂmera tersebutnya pelaku tampak membawa tas milik korban.
Menurut bernama Wati, orangÂtua teman Syaiful, kejaÂdian itu berlangsung saat dia menjenguk. Kepada korbannya, pelaku mengaku sebagai ibu dari Putri yang disebutkan seÂbagai teman Syaiful di sekolah.
Pelaku bahkan sempat diminÂtai tolong mengambil foto ibu Syaiful oleh penjenguk lainnya. Nur baru menyadari tasnya hiÂlang setelah pelaku meÂningÂgalÂkan rumah sakit.
Seluruh Biaya Berobat Dibayari Pemkot Depok
Wali Kota Depok Nur MahÂmudi Ismail menyatakan akan menanggung seluruh biaya perobatan bagi Syaiful selama menjalani perawatan di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta SelaÂtan. Seluruh biaya yang dikeÂluarkan, akan ditanggung meÂlalui Jamkesda (Jaminan KeseÂhatan Masyarakat Daerah).
“Kami akan menanggung seluruh biaya pengobatan mulai dari rumah sakit sampai Syaiful bisa bersekolah kembali,†kata Nur Mahmudi usai menjenguk Syaiful di RS Fatmawati.
Terkait peristiwa yang terjadi, Mahmudi berharap agar orang tua korban dan pelaku tetap bisa menjaga keharmonisan. ApalÂagi, kata dia, saat ini tayangan di teÂleÂvisi banyak menampilkan keÂkeÂrasan yang dapat ditiru siapapun.
Menurutnya, kekerasan di televisi dapat memicu sikap imitasi. Sebab itu, anak-anak perlu dijaga tak mengikuti perilaku yang menyimpang.
Secara makro Pemerintah Kota telah mencanangkan Kota Layak anakÂ, dan terintegrasi telah memÂberikan sarana dan prasarana demi pembentukan kepribadian dan karakter anak yang baik.
Sebelumnya, Sukino, 48 taÂhun, ayah Syaiful mengaku biÂngung menÂcari biaya perawatan bagi anakÂnya. Sebab, dia hanya seÂorang tukang pijat tak sangÂgup menanggung biaya peroÂbaÂtan, yang menurutnya, pasti sangat mahal.
Apalagi, Sukino yang memiÂliki keterbatasan fisik yakni tuÂna netra. Sehari-hari dia menÂjaÂdi tukang pijat di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. SeÂmenÂtara Nur Muidah istrinya yang juga tuna netra, hanya ibu rumah tangga yang terkadang dipanggil tetangga untuk memijat.
Kino mengaku, dengan peÂkerjaannya sebagai tukang pijat, yang hanya mengantongi uang rata-rata Rp 50 ribu seÂhari. “Kalau lihat dari pengÂhasilanÂnya, rasanya tidak bisa menutup biaya operasi dan biaya lainnya bagi anak saya,†ungkap Kino.
Pihak RS Fatmawati memÂbeÂnarkan kalau saat ini seluruh biaya perawatan Syaiful tidak akan dibebankan kepada pihak keluarga. Staf Humas RS FatÂmawati yang mengaku bernama Wini mengatakan, Syaiful suÂdah ditanggung melalui JamÂkesÂda oleh Pemerintah Kota Depok.
“Pihak rumah sakit hanya meminta kepada keluarga untuk tetap memenuhi prosedur bagi pasien yang ditanggung oleh Jamkesda. Namun untuk biaya, dipastikan rumah sakit tidak akan membebani keluarga seÂpeserpun,†katanya saat ditemui Rakyat Merdeka, kemarin.
Biayanya berapa? Menurut Wini, sampai saat ini pihak ruÂmah sakit belum mengÂkalÂkuÂlasi seluruh biaya yang dihabiskan Syaiful. Apalagi, obat-obatan masih akan terus diberikan pada Syaiful untuk membantu proses penyembuhan.
“Kalau sekarang, kami belum menerima laporan dari bagian administrasi mengenai kalÂkuÂlasi biaya. Kan masih dirawat, jadi belum bisa diketahui sepeÂnuhnya berapa keseluruhan biaÂyaÂnya,†jelasnya. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35
UPDATE
Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:05
Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:04
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:58
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:42
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:23
Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:11
Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:59
Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:44