Berita

sby/ist

Adian Napitupulu: Presiden Yudhoyono Sudah Nggak PeDe Lagi...

SENIN, 20 FEBRUARI 2012 | 18:55 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Pertemuan Presiden SBY dengan lembaga-lembaga tinggi negara hari ini di Gedung DPR Senayan Jakarta bukan untuk membicara hutang luar negeri, penegakan hukum, pelanggaran HAM, korupsi dan hal-hal lain yang bersifat darurat, mendesak dan harus segera diatasi oleh pemerintah. Tetapi Presiden malah membicarakan pemilu 2014 yang masih sangat lama yaitu 2,5 tahun lagi.

Aktivis 98 Adian Napitupulu mengatakan, setidaknya ada lima analisa yang mendasari pertemuan yang tidak biasa itu. Pertama, menajamnya kisruh aneka korupsi di tubuh Partai Demokrat. Kedua, konflik di internal eksekutif tentang rencana mundurnya Boediono dan empat menteri.

Ketiga, niat KPK untuk membongkar mega korupsi Century. Keempat adanya pertemuan ratusan kampus seluruh Indonesia yang akan disusul rencana aksi mahasiwa besar-besaran di bulan Maret dengan didukung berbagai elemen masyarakat. Dan terakhir, terkait isu adanya 5 ribu pasukan AS di Australia yang konon dipersiapkan untuk menyelamatkan warga AS karena adanya kemungkinan situasi genting di Indonesia dalam waktu dekat.


"Kelima hal itu membuat SBY sangat khawatir dan coba bernegosiasi dengan lembaga tinggi negara agar dirinya diberi kesempatan hingga 2014. Orang-orang dekat SBY menyadari bahwa mereka sudah tidak mampu lagi melindungi SBY sehingga harus SBY sendirilah yang bernegosiasi dengan lembaga-lembaga tinggi negara lainnya," kata Adian kepada Rakyat Merdeka Online (Senin, 20/2).

Ia menambahkan, pertemuan SBY dengan lembaga-lembaga tinggi negara hari ini, secara psikologis politik menunjukan bahwa SBY sudah tidak percaya diri (PeDe) karena menyadari ia telah ditinggalkan orang-orang sekelilingnya dan sudah tidak lagi mempercayai orang-orang disekelilingnya.

"Ini adalah psikologi pemimpin yang dihantui kepanikan dan kebingungan yang umumnya menjadi awal dari langkah-langkah kalap yang menjadi trigger kejatuhannya," sebut dia.

Menurut Adian, pertemuan tersebut merupakan negosiasi politik yang mubajir karena tidak akan merubah apa-apa selain berupaya menyebarkan ilusi pemilu pada para politisi dengan harapan para politisi sanggup meredam gejolak politik yang bisa berujung pada penjatuhan SBY.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya