Berita

LSM Asing Seperti VOC di Jaman Kolonial

SENIN, 20 FEBRUARI 2012 | 18:52 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Para pembantu Presiden SBY dianggap kurang tanggap terhadap keberatan SBY terhadap sepak terjang sejumlah LSM asing yang kerap memojokkan Indonesia di mata dunia internasional. Padahal dalam tiga bulan terakhir, sudah dua kali SBY mengingatkan agar LSM asing menghormati kedaulatan Indonesia.

Kementerian Dalam Negeri yang dipimpin Gawaman Fauzi dan Kementerian Perdagangan yang dipimpin Gita Wirjawan diminta untuk segera mengambil tindakan tegas. Kementerian Dalam Negeri dinilai memiliki peran penting dalam membatasi gerak LSM asing yang merusak citra Indonesia. Sementara Kementerian Perdagangan tentulah direpotkan oleh kambanye LSM asing yang membuat Amerika Serikat, misalnya, memboikot produk crude palm oil dari Indonesia.

“Peringatan SBY harus dipahami sebagai peringatan keras. Bukan hanya Kemendagri yang harus bergerak. Seluruh kementerian termasuk Kementerian Perdagangan yang berkaitan langsung dengan perdagangan dunia,” ujar Budidarmono di Jakarta, Senin (20/2).

  Menurut Budidarmono, selama ini LSM asing yang ada di Indonesia jarang membawa misi murni untuk kebaikan Indonesia. “LSM asing layaknya VOC yang masuk lewat agenda perdagangan, tapi nyatanya punya kepentingan tersembunyi di belakangnya,” katanya lagi.

  Dia sependapat dengan Ketua Pansus RUU Ormas di DPR Abdul Malik Haramain yang meragukan misi dan kegiatan LSM asing seperti Greenpeace. Apalagi jika terbukti  menerima dana dari asing, tidak sekadar mengumpulkan uang donasi dari dalam negeri.

  Sementara itu, Wakil Ketua Pansus RUU Ormas Deding Ishak berpendapat LSM asing, seperti Greenpeace di Indonesia, bisa dibekukan karena menerima dana dari pihak asing tanpa sepengetahuan pemerintah.

“Dalam UU 8/1985 Bab VII Pasal 13 sudah diatur pembekuan LSM yang terbukti menerima dana asing. Sekarang kita revisi agar lebih cepat proses pembekuannya,” kata Deding di Jakarta, Senin siang (20/2).

  Sebelumnya, Tim Aliansi Mahasiswa Tolak LSM Asing yang dipimpin Rudy Gani juga sudah membeberkan sejumlah kejanggalan dalam laporan keuangan Greenpeace. Rudy Gani menegaskan pentingnya sikap tegas pemerintah SBY terhadap LSM asing Greenpeace. Apalagi sebelumnya Kemendagri mengakui banyaknya penyimpangan yang dilakukan LSM asing ketika sudah mendapatkan izin operasional di Indonesia. Terutama soal penyimpangan program. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya